Villain AU (Chap. 2)

70 8 17
                                    

Serius njayy, serius....

Michael, Niko, dan Zhuo akhirnya menyelidiki kasus tersebut. Usai berlama-lama di TKP, Niko akhirnya menutup kasus dan menelpon Naru.

"Nar, w boleh mintol kagak?"

"Naikkan gaji saya🗿"

"Gak bakal gue naikkin, gue malah mecat elu anj—"

"Eh, jangan, ntar gue makan apa tolol. Iya, iya, tolong apaan?" Naru mulai serius.

"Itu si Silpia suruh siapin ruang sidang, trus lu sama Kyata cari (masukin nama musuh lu🗿) di alamat yang gue kirim, bisa?"

"Asalkan ada dana, saya siap"

"Tar w persenin 10% gaji lu dah"

"Oke bos! Siap!" Naru langsung menutup telfonnya dengan semangat (tipe orang yang suka bayaran tinggi🗿)

BRAKK.... BRAKK.... BRAKK...

"WOY KYATA! KITA ADA TUGAS NIH BURUAN!!" teriak Naru di depan kamar Kyata.

"Tugas? Akhirnya... Setelah sekian lama kutunggu~~" Kyata langsung keluar dengan seragam lengkap (tipe orang yang terlalu rajin, kalo ada tugas doang 🗿)

Naru dan Kyata mencari Silvia. Setelah menemukan Silvia, mereka meminta Silvia menyiapkan ruang sidang. Sementara Silvia menyiapkan ruang sidang, Naru dan Wafa pergi mencari pelaku.

SKIP ☕🗿

"Sidang kasus pembunuhan pada tanggal 29 Maret 2022 dimulai!" Zhuo membuka persidangan dan langsung duduk disebelah Niko. (Ga nemu tempat duduk ☝🏻😅)

Niko meletakkan tangannya diatas kepala Zhuo dan dengan senyum khasnya— yang pengen gue injek— langsung tudep (to the point).

"Kau tersangkanya, udah ngaku aja, aku males debat soalnya" Niko menjentikkan jarinya sambil senyum ala-ala Osamu Dazai.

Zhuo membuka mulutnya dengan lebar sehingga terlihat giginya yang tajam dan lidahnya yang panjang. Serta suara auman nya yang kek kesurupan macan garong itu menggema di seisi gedung. Macan garong gak tuh 🗿

"Kalo lu ga mau ngaku, lu mending mati aja deh" Niko tersenyum males-malesan sambil memangku Zhuo.

'Sabar Zhuo, sabar... Ingat! Orang sabar disayang Tuhan!' Zhuo membatin ga ikhlas.

Sang plaku masih diam. Tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.

"Ish bah ya, tinggal ngaku aja apa susahnya?" Silvia menyilangkan tangannya di depan dada.

"Kalau kau bukan pelakunya kenapa kau diam?" Vatth menyambung pertanyaan Silvia.

"Cepetan begok! GUE RISIH DIPANGKU PEDO SATU INI!! AAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!" Zhuo teriak-teriak nggak jelas kek orang gilak.

"Bukan aku" pelaku tersebut berucap pelan.

"Bo'ong coba es es" Silvia memasang kuda-kuda dengan ekspresi kesal.

'Dia bukan anak buahku, gatau aku mungut dimana dulu' Niko membatin melihat kelakuan Silvia yang out of the box.

"Ini kapan selesanya bangke? Gue capek nyimak mulu" Michael menyilangkan tangannya di depan dada.

'Michael! Tolong bantu aku! Lepaskan aku dari pedo siyalan ini!' (telepati :0)

'Maaf, ga bisa sekarang'

'Bajin—'

SEKIP 🗿

"Aku bukan pelakunya!"

"Kalau bukan, kenapa sidik jarimu ada di sekujur tubuh korban dan barang bukti berupa pisau buah" Michael angkat bicara.

"S-sudah kubilang aku bukan pelaku— AAA!!!" sang pelaku kaget mendapati tangannya digigit oleh Zhuo. Kesurupan macan garong beneran dia🗿

"Yaa... Zhuo itu peka sama kebohongan seseorang, dia paling benci dibohongin, meski sering ku bohongin, anjay~"

SSSSSSSHHHHHH!!!!!!!!

"BAIKLAH! AKU MEMANG PELAKUNYA!! HUAAA!!!" sang pelaku langsung menangis disana.

"Eksekusi!"

"A-ah!"

SSSSSSSHHHHHH!!!!!!

~TBC
Fuh, selesai satu beban, tinggal 4 beban lagi 🗿

°KOMUNIST SQUAD°Where stories live. Discover now