"Baca apa?"

Suara itu.

Suara yang berhasil membuat kepala Lioni terangkat. Matanya melebar melihat sosok Jeffrey didepannya.

Gak tahu kenapa ya, tapi Lioni mikir kalo mereka tuh beneran jodoh. Tiba-tiba Lioni denger suara lonceng takdir disekitarnya...

Selalu aja pas dia lagi sendiri, Jeffrey pasti muncul begini. Kaya Pangeran yang lagi nemuin Putri pujaan hatinya.

Duh, cuma mikirin aja dah bikin baper. Gimana kalo beneran Jeffrey emang nyari dia? Nunggu kesempatan saat dia lagi sendiri baru Jeffrey maju dan pdkt sama Lioni.

Oke, cukup halunya sampai disini!

"Kenapa Kak?" tanya Lioni.

Jeffrey tersenyum.

Senyum yang lagi-lagi mampu membuat jantungnya berdisko. Lesung pipi yang sungguh bikin salah fokus itu terlihat.

Segini besarkah efek Jeffrey ke Lioni?????

"Baca apa, hm?"

Cuma hm tapi kok meresahkan sekali, ya?? Kalo kata netizen, typing nya ganteng!

Lioni menipiskan bibir. "Novel, kak.." jawabnya mencicit pelan.

"Sekali-kali baca ensiklopedia biar nambah pinter bukan nambah halu!" ledek Jeffrey.

Lioni mendengus. "Ternyata Kak Jeffrey sama aja kaya cowok lainnya!"

Jeffrey tertawa kecil. "Lagian kayaknya anak cewek suka banget baca teenlit gitu. Emang asik, ya?"

"Ya sebagai hiburan aja sih, Kak. Hobi aku emang suka baca."

"Yahh... enak hobi gue!" celetuk Bangchan yang tiba-tiba saja muncul.

Kernyitan didahi mulus Jeffrey muncul. "Emang lo punya hobi?"

"Punya!"

"Apa?"

"Makan, tidur, main, sama minta duit," jawab Bangchan tanpa dosa.

"Ayo kita keluar terus berantem aja. Capek gue liat lo lama-lama," ucap Jeffrey datar.

"Santai dong, Pak Ketu. Baperan amat," kekeh Bangchan mencolek dagu Jeffrey yang langsung ditepis kasar olehnya.

"Btw, Ni.. adek gue dikelas suka sama siapa? Semalem gue liat dia chat sama elo," tanyanya kini pada Lioni.

Lioni melebarkan mata. Terkejut mendengar itu.

"Apa sama temen lo yang ngegas itu? Siapa namanya? Susi? Susu? Sosis??"

"Susan, bego!" sahut Jeffrey jengah.

"Oh iya itulah pokoknya. Apa sama sekretaris lo itu? Molen ya namanya??" celoteh Bangchan lagi.

"Bukan, Kak, bukan... dia suka sama temen aku yang lain. Tapi aku gak bisa bilang," ujar Lioni meringis.

"Yaah.. kenapa? Ayo dong sekali-kali cepu!"

"Kenapa gak tanya langsung adek lo aja?"

Bangchan mendecak. "Lo anak tunggal apa tau! Adek itu gak bakal jujur sama kakaknya tentang orang yang dia suka!"

Suka. Jujur.

Lioni juga gak jujur kalo Jeffrey adalah kakak kelas yang dia suka.

Alis Jeffrey terangkat. "Ya jelas dia gak jujur. Orang kakaknya elo, takut ditikung!"

"Lo pikir gue abang macam apa, ha?? Gue tuh nanya karena gue tau adek gue pasti kek orang bego kalo naksir cewek. Ntar bukannya dapet, malah ditolak dia!" kata Bangchan sambil mengingat perangai adiknya.

"Udahlah, Chan! Dia udah gede, pasti tau apa konsekuensi nya."

"Tetep aja Jeff, suka sama orang gak segampang yang lo kira!"

"Sukanya gampang, berjuangnya yang susah. Makanya gue bilang adek lo pasti udah paham!" terang Jeffrey.

Lioni tertegun. Benar, berjuang itu susah. Sukanya mah gak susah sama sekali. Kaya Lioni, sehari doang jadi!

Masalahnya, gimana cara Lioni berjuang??

Lioni menggigit bibirnya, saat ini yang terlintas di kepalanya hanya itu. Tapi entah kenapa dia meragu.

Kalo Jeffrey ngira dia gak sopan, gimana? Ah, tapi Jeffrey keliatannya bukan orang yang kaya gitu kok.

Tapi kan tetep ajaaaaaaa...

Terlalu asyik dengan pikiran sendiri. Lioni sampe gak sadar kalo Bangchan udah pergi.

Jeffrey didepannya mengibaskan tangan membuat dirinya mengerjap sadar.

"Mikirin apa kok diem aja?"

"Kamu..."

"Gak ada hehe.."

Jeffrey manggut-manggut percaya. Lalu hening. Tidak ada yang bicara lagi.

Lioni menggigit bibir. Sibuk merutuki diri. Saran Susan tadi terngiang dikepalanya.

Menyuruhnya untuk berani mencoba dan maju. Menghembuskan nafas panjang, Lioni berusaha membulatkan tekad. Ia menatap Jeffrey yang sibuk membaca.

"Jeffrey Christian!"

Jeffrey sontak mendongak begitu namanya disebut. Sebelah alisnya terangkat. Apa Lioni baru saja menyebut namanya??

Tanpa kak atau embel-embel lain. Kesannya kaya lagi manggil adiknya. Dari nadanya juga agak gimana gitu...

Baru saja pikiran itu lewat dikepala Jeffrey. Jeffrey melihat adik kelasnya itu tersenyum.

"Nama Kak Jeff kaya gak ada marganya gitu hehe... sama kaya aku," kata Lioni kikuk.

"Oh, kirain apa." Batin Jeffrey berbicara.

Jeffrey berdeham. "Ada marganya, tapi di akta emang gak dicantumin."

"Oh ya? Marga Kak Jeff apa?"

"Parhusip. Mama punya darah Medan. Lo sendiri punya?"

Lioni menggelengkan kepalanya, kemudian menampilkan senyum lebar khasnya.

"Aku cuma tau nama belakang Papa itu Gava. Artinya Tuhan sebagai kekuatan. Terus pas ku tanya kenapa aku gak pake nama belakang Papa, katanya sengaja," Lioni bercerita sambil menopang dagu.

"Orang tua pasti punya banyak pemikiran sebelum ngasih nama anaknya.." kata Jeffrey sambil menatap lekat wajah Lioni.

Entahlah, Jeffrey juga tak mengerti dengan dirinya sendiri.

*****

Mau manggil aja kok ribet. Gimana pas kalo mau bilang cinta tapi takut salah terus mau bilang sayang tapi bukan pacar??

Harus gak aku lanjut ngetik 'tembak tidak ya.. tembak tidak yaa???'

Cinderella WishesWhere stories live. Discover now