AJ 02

681 87 0
                                    

Halo, ini Aul😉
Selamat datang di Another Jesslyn. Diharapkan kepada para warga untuk bersiaga karena dapat menyebabkan emosi tiba-tiba dan sering terdapat kata-kata kasar yang mungkin tidak lolos sensor indonesia. Oleh karena itu, diingatkan kepada para warga untuk tidak mengambil hal negatif dari cerita ini tetapi ambilah sisi positifnya.

SALAM HANGAT UNTUK PARA WARGA DAN SELAMAT MEMBACA😆

===========

[Alam bawah sadar Jessi]

Semilir angin menerpa kulit putih nan pucat seorang gadis, surai perak keungungannya menari setelah angin mengajaknya. Dan mata yang tadinya terpejam kini telah terbuka sempurna, mata dengan iris berwarna biru langit itu begitu indah.

Gadis dengan gaun kotor itu mulai melangkahkan kakinya di atas padang rumput yang luas, pemandangan tersebut hanya bisa diabadikannya lewat matanya. Banyak kelopak bunga lavender yang gugur dan ikut terbawa angin sehingga tercium dengan jelas aroma di sekeliling gadis itu cukup menenangkan.

"Gue di mana lagi ini? Tapi rasanya gue pengen banget di sini, adem dan nyaman. Dari pada di tempat tadi, udah gak layak dan bawa penyakit karena banyak debu pula." Gerutunya, namun dirinya kembali memejamkan matanya dan fokus menikmati terpaan angin yang menyentuh kulitnya serta hembusan angin tersebut membawa aroma dari bunga lavender yang membuatnya rileks.

"Halo Jessi." Suara seseorang membuat gadis dengan gaun kotor itu membuka matanya. Terlihat jelas raut wajah terkejut dari matanya yang membola.

"Kau?! Aku tau siapa kau. Kau orang yang ada di cermin." Ucap gadis yang di panggil Jessi itu dengan telunjuk mengarah pada seorang gadis dengan rupa serupa dengannya, tetapi berbeda dengannya yang memakai gaun kotor, gadis itu memakai gaun putih nan indah.

"Iya, bisa dikatakan begitu. Kau memang memakai tubuhku, jiwa mu sekarang sudah menempatinya. Mungkin kamu tidak percaya, tetapi ini benar adanya. Maaf, hanya saja jiwa mu cocok dengan tubuhku. Jadi, aku meminta tolong padamu untuk menjaga tubuhku." Ucap gadis tersebut dengan lirih.

"Hah? Kenapa harus aku? Kenapa tidak kau saja?" Bingung Jessi.

"Tidak bisa, jiwa ku sudah mati. Jadi, aku berharap kau bisa menjalani hidupmu di tubuhku. Ngomong-ngomong, sepertinya kamu sudah tahu masa depanku." Gadis itu tersenyum tipis sehingga memancarkan aura kecantikan yang berlipat ganda.

"Aku? Mana mungkin. Kau kira aku siapa sampai bisa mengetahui masa depan orang lain." Malas Jessi, hei dirinya jujur. Mana tahu dia dengan masa depan gadis dihadapannya, kenal saja tidak.

"Mungkin kau lupa. Baiklah, perkenalkan. Namaku Jesslyn Gabriella de Axyra." Ucap gadis itu memperkenalkan namanya.

"Jesslyn? de Axyra? Hm nama yang familiar." Ucap Jessi dengan posisi layaknya orang yang sedang berfikir.

"Apakah kau sudah ingat?" Gadis itu lagi-lagi tersenyum tipis saat melihat Jessi membulatkan matanya.

"Kau?! Jadi, jangan bilang?" Pekiknya dengan tatapan memandang gadis di depannya dengan pandangan tak percaya.

"Ya, mungkin di dunia mu aku adalah seorang karakter novel. Tapi aku ingatkan, semua karakter yang kamu baca di novel itu hidup. Aku tidak memiliki waktu yang banyak, jadi aku meminta tolong padamu untuk menjaga tubuhku dan orang-orang yang aku sayangi. Tolong jangan sakiti mereka, kau tahu bukan orangnya." Jelas Jesslyn.

"Heh, enak aja. Kalo emang orangnya baik, gue gak bakalan nyakitin mereka. Tapi kalo sebaliknya, maaf saja aku tidak sebaik itu untuk membiarkan orang yang menjadi masalah untukku." Ketus Jessi, dirinya tidak terima dengan permintaan Jesslyn.

"Terserah dirimu mau bagaimana, tapi tolong jangan sakiti mereka. Hanya itu permintaanku. Aku akan memberikan ingatanku padamu, hanya saja setiap kau mendapatkan sebuah ingatan, dirimu akan terbatuk dan mengeluarkan darah. Selamat tinggal dan terima kasih." Jesslyn tersenyum lalu tubuhnya perlahan menghilang berubah menjadi kelopak bunga lavender yang terbang terbawa angin.

Setelah Jesslyn menghilang, pandangan Jessi pun perlahan memburam dan semuanya mulai berubah menjadi gelap. Sangat disayangkan, dirinya harus meninggalkan tempat yang seindah itu dan pergi menuju neraka. Neraka di sini itu hanya perumpamaan karena bagi Jessi, kehidupan Jesslyn itu seperti neraka walaupun pada usia kedewasaannya dia mulai terurus tapi disitulah ia menjadi sosok yang semakin dibenci oleh keluarganya dan menuju kematiannya.

oo0oo

"Ugh." Lenguhan keluar dari mulut seorang gadis yang memiliki paras menawan. Gadis itu adalah Jesslyn, atau bisa dikatakan saat ini Jessi yang ada di tubuh Jesslyn.

"Nona?! Anda sudah sadar? Saya terkejut saat melihat anda terbaring di lantai tak sadarkan diri." Tangisan terdengar dari seorang gadis berkepang dua dengan iris mata hijau serta bersurai hitam dan memakai pakaian pelayan, usianya sekitar 20 tahun. Berbeda 3 tahun lebih dengan Jesslyn yang saat ini menginjak usia 16 tahun lewat 8 bulan.

Tidak ada jawaban dari sang nona dan itu membuat gadis pelayan tersebut semakin khawatir karena nonanya hanya memandang dirinya tanpa ada satupun kata keluar dari mulutnya.

"Uhuk uhuk." Gadis pelayan yang tadi masih menangis langsung menghentikan tangisannya saat melihat sang nona terbatuk, matanya memba sebab nona-nya itu terbatuk sembari mengeluarkan darah dari mulutnya.

"NONA?! ANDA BATUK DARAH?! SAYA HARUS MEMANGGIL DOKTER, ANDA TUNGGU DI SINI." Sebelum gadis itu mulai melangkahkan kakinya lagi, tangan Jesslyn sudah meraih tangan gadis pelayan itu sehingga menghentikan langkah sang gadis pelayan.

"Tidak perlu, Thea. Jangan membuat keributan." Lemah Jesslyn, ia tidak menyangka saat dirinya berusaha mengingat siapa gadis pelayan yang sedari tadi menangisinya tiba-tiba saja dirinya terbatuk darah saat sebuah ingatan muncul di memorinya.

Benar kata Jesslyn asli, aku akan batuk darah. Tapi kenapa badanku menjadi lemas, sebegitu lemahnya kah tubuh ini? Sepertinya aku harus mulai melatih tubuh ini. Batin Jesslyn, pandangannya mengarah ke wajah Thea yang saat ini sedang memandang ke arahnya dengan tatapan sendu.

"Tapi nona, jika anda sampai terbatuk darah. Bukankah itu termasuk berbahaya, bisa saja anda terkena penyakit serius." Thea berusaha meyakinkan Jesslyn untuk memanggil dokter, namun tetap saja ditolak oleh Jesslyn.

"Tidak Thea. Ini bukan hal serius, aku tahu bagaimana tubuhku." Lemah Jesslyn.

"Aku ingin beristirahat, sebaiknya kamu juga istirahat Thea. Ingat yang aku katakan, jangan membuat keributan." Setelah mengatakan hal tersebut Jesslyn langsung tertidur.

Thea yang masih berada di ruangan itu memandang wajah nona-nya sendu, dirinya benar-benar khawatir kepada nona-nya. Ia sangat menyayangkan takdir sang nona, dirinya diabaikan oleh keluarganya sendiri dan mendapatkan kehidupan tidak layak sedari lahir karena dianggap sebagai pembunuh Duccess.

"Nonaku yang malang, semoga anda diberikan kebahagian di masa depan oleh dewa dan dewi." Setelah berkata seperti itu Thea keluar dari kamar sang nona yang bisa dikatakan sangat tidak layak, bahkan kamarnya jauh lebih layak walaupun bisa dikatakan sederhana.

oo0oo

Halo semua, udah masuk ke bagian 02 nih. Gimana ceritanya? Semoga kalian suka ya. Dan jangan lupa untuk memberikan dukungan.


KARYA INI DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG HAK CIPTA. DILARANG MENYEBARKAN DAN MENGGANDAKAN ULANG TANPA IZIN PENULIS. SEGALA BENTUK PELANGGARAN DIBERIKAN SANKSI SESUAI HUKUM YANG BERLAKU.

ANOTHER JESSLYN [Transmigration]Where stories live. Discover now