AJ 01

766 89 0
                                    

Halo, ini Aul😉
Selamat datang di Another Jesslyn. Diharapkan kepada para warga untuk bersiaga karena dapat menyebabkan emosi tiba-tiba dan sering terdapat kata-kata kasar yang mungkin tidak lolos sensor indonesia. Oleh karena itu, diingatkan kepada para warga untuk tidak mengambil hal negatif dari cerita ini tetapi ambilah sisi positifnya.

SALAM HANGAT UNTUK PARA WARGA DAN SELAMAT MEMBACA😆

===========

"Woi, gila lo pada. Dengerin gue woi, bukan dia pelakunya. Weh, fitnah itu woi." Dengan wajah yang ketara emosi gadis itu mengomentari cerita yang sedang dibacanya, bahkan sesekali ia mengumpat tentang cerita dan penulisnya agar sepaket.

"Eh, eh. Apaan ini, heh. MATI LO PADA." Sampai di akhir kalimat web novel yang di bacanya, ia menggigit ujung handphonenya dengan perasaan emosi.

"Emosi gue baca ceritanya. Bisa-bisanya, kan udah gue duga. Si kembaran Annabella itu emang biang keroknya. Ending yang sangat membagongkan, kan kesian tokoh antagonisnya mati padahal itu bukan salahnya. Ck, pamornya naik karena menjatuhkan orang lain. Iya kalo punya bakat yang buat orang nganga, kalo cuma hiksroot doang mah gue juga bisa." Omel gadis itu sampai sebuah suara mengalihkan atensinya.

"Ngapain lo? Kayak orang gak waras tau gak." Gadis yang tadi sedang menggigit ujung ponselnya kini menghentikan aktivitasnya dan memandangi seorang remaja laki-laki dengan seragam sekolahnya yang saat ini memandangi dirinya dengan mata malas.

"Dasar ya lo, bocah. Gue kakak lo, gak ada sopan-sopannya lo sama gue." Cerocos gadis itu.

"Ck, dahlah. Gue kesini karena mau minta kunci motor gue, kebiasaan kalo lo minjem gak dibalikin ke tempatnya." Remaja itu berdecak sebal sedangkan sang gadis yang notabene adalah kakaknya itu hanya terkekeh lalu bangkit dari kasurnya menuju nakas yang diatasnya terdapat sebuah kunci motor.

"Nih kunci lo. Inget Revan, kalo pulang sekolah jangan langsung keluyuran." Ucap gadis itu sambil menyimpan kunci di tangan remaja yang bernama Revan tersebut.

"Kalo inget." Dengan tengilnya remaja bernama Revan itu mentutup pintu kamar tanpa mengindahkan perkataan gadis tersebut.

"Ck, sabar Jessi. Ini resiko punya adik tapi akhlaknya ketinggalan di rahim Bunda." Setelah menatap malas kepergian Revan, gadis bernama Jessi itu melirik ke arah jam dinding yang ada di kamarnya.

"Udah jam segini lagi. Eh iya, gue baru inget kalo hari ini ada kelas pagi. Mana yang ngajar bisa bikin gue kayak zombie kalo telat." Dengan cepat gadis itu memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Tak berselang lama gadis yang tak lain Jessi itu keluar dari kamar mandi dengan handuk yang membalut badannya, ia berjalan menuju lemari dan mengambil pakaian yang akan dikenakannya hari ini. Setelah memilih pakaian yang pas di matanya, gadis itu menggenakan pakaiannya dengan santai.

"Cantik juga ya gue, emang sih gak ngadi-ngadi gen berlian udah pasti berkualitas. Pantes aja si Gio masih ngejar-ngejar gue, pesona orang cantik emang beda." Setelah puas mengangumi dirinya, gadis itu meraih tote bag yang di dalamnya terdapat laptop dan sebuah catatan serta beberapa alat tulis.

Dengan langkah santai ia menuruni tangga dan berjalan menuju dapur untuk membuat minuman susu lalu mengambil beberapa roti untuk sarapannya. Setelah kenyang, gadis itu meraih tote bag yang ia simpan di kursi sebelahnya lalu berjalan keluar dari rumah besar tersebut.

Jessi berjalan menuju sebuah mobil putih nan mewah dan memasukinya, setelah mesin dinyalakan Jessi melirik ke arah rumah besar berwarna putih itu. Perasaannya tidak enak, ia seperti akan meninggalkan rumahnya dalam jangka waktu yang lama. Padahalkan dirinya hanya akan pergi ke kampus.

ANOTHER JESSLYN [Transmigration]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang