Sudah nyaman dengan kata "terbiasa"
Terbiasa sendiri
Terbiasa sakit
Terbiasa kecewa
Terbiasa memendam semuaSampai lupa bahwa diri ini juga
Butuh bahu yang siap untuk menjadi sandaran
Butuh uluran tangan yang selalu siap menarik diri nya lepas dari "terbiasa" itu
Butuh seseorang yang siap menemani dan memahamiKarena dari "terbiasa" itu
Menjadikan diri ini tanpa sadar membangun dinding penghalang yang tidak sembarang orang dapat melewati nya