.

975 94 9
                                    

- $ -

"Wih ada apa ini kumpul ramai ramai?" Serempak mereka menoleh dan mendapatkan Naila dan Nevan yang sedang tersenyum dengan tangan bergandengan.

Mama Lia berjalan kearah mereka lalu memeluk Naila dengan erat, Nevan yang sudah membuka kedua tangannya karena mengira mamanya akan memeluk dirinya, tapi?

Dan seketika Nevan merasa kesal.

"Naila, kamu tau ga mama ini kangen sama kamu!" Seru Mama Lia dengan mencium kedua pipi Naila yang membuat Naila terkekeh.

Mama Lia memang sesayang itu dengan kedua menantunya, bahkan barang barang yang dibelikan Mama Lia untuk Kirana dan Naila selalu kembar agar mereka tidak saling iri.

Dan kalian tau sifat ini diturunkan kepada Kaindra, yang beli apa apa selalu kembar untuk ketiga anaknya itu.

"Aku juga kangen sama mama." Naila membalas pelukan mertuanya, perlakuan ini mengingatkan dirinya kepada ibunya dulu yang selalu memeluk dirinya jika lelah.

"Nenek." Mereka semua menoleh dan melihat Nadia yang berlari bersama keduaa curut Kaindra, itu membuat Kaindra berlari kearah ruang tamu dengan terburu buru.

Kirana menghampiri Khavindra yang sudah mencopot baju hingga menampilkan perut bulatnya, "Ih, berapa bulan ini mas." Jahil Naila dengan mencolek perut bulat Khavindra yang bulat.

"Sepulu taun, bun." Jawab Khevandra mewakili adeknya yang sedang mengitung jari jari mungilnya yang gendut itu.

Nadia berdiri didepan Khavendra lalu bersedekap dada seraya memayunkan bibir mungilnya, "Ih! tan ditana tu belapa bulan! ukan taun kakak." Ucap Nadia kelewat serius.

Khevandra mengacak rambut Nadia karena gemas, Khavindra yang melihat itu pun mulai cemburu dan bergegas memeluk abangnya.

"Mau uga." Cicitnya pelan.

Khevandra tertawa lalu mengacak rambut adiknya hingga berantakan, jangan lupa dua pipi bakpao Khavindra juga terkena sasaran kejahilan Khevandra yang kelewat gemas.

Dengan cara digigit, tapi tidak terlalu menekan.

"Heh bocah! Kalian meninggalkan Khavanio dengan wajah compang camping seperti ini?" Mereka berdua menepuk jidat lalu memusatkan pandangan kearah Khavanio yang berantakan.

"Mamamamamama." Panggilnya lucuu.

"Haii babyy." Alona menyerobot lalu menggendong Khavanio secara paksa. Kaindra menahan tawa.

"Tante, adek lom cebok." Ucap Khevandra polos dan pecahlah tawa Kaindra yang sudah dia tahan mati matian itu.

Pantas saja Alona mencium bau bau tidak enak. Oh ternyata itu berasal dari Khavanio yang sedang berak, tapi tidak menggunakan popok sehingga bekasan nya itu nemplok dicelana Khavanio.

Dan juga sedikit di baju Alona.

Bibi Lya yang melihat itu melotot marah lalu dengan terburu buru mengambil Khavanio dari gendongan Alona, lalu menyerahkan Khavanio ke Kirana begitu saja.

"Biar aku saja yang membersihkan Nio, Kir." Ucap Kaindra dengan merebut Khavanio. Khavanio yang diperebutkan banyak orang memekik girang tidak lupa dengan senyum lebar nya.

• yła

Setelah menidurkan anak anaknya, Kirana termenung didepan meja rias. Menatap kearah kaca yang memantulkan wajahnya. Tunggu, ini bukan wajah asli Leana tentunya.

Apakah Leana terkejut saat pertama kali pindah kesini? Ya, hanya sedikit. Leana hanya tidak menyangka dia akan mengulangi hal seperti ini lagi, mengulang tapi dengan peran yang berbeda.

Sedikit kuceritakan. Dulunya Leana hanyalah remaja yang dituntut dewasa karena keadaan. Hidup sebagai anak tunggal tentunya tidak seenak apa yang dibicarakan orang orang.

Katanya anak tunggal tidak usah berbagi dengan adek mereka karena tentunya mereka tidak punya adek, tentunya itu sangat menguntungkan, tidak usah berbagi.

Menjadi anak tunggal tidak selalu identik dengan kata manja, 'mereka dapat tumbuh menjadi anak yang jauh lebih mandiri daripada anak yang mempunyai saudara.

Tapi anak yang memiliki saudara tentunya juga hebat, mereka tentunya mempunyai porsi masing masing. Kadang anak yang memiliki saudara bisa dituntut menjadi lebih dewasa untuk bisa menjadi contoh yang baik bagi adik adiknya.

Bagaimana rasanya menangis sendirian saat keadaan benar benar kacau? Dan bayangkan saat kau harus menanggung beban dikedua pundakmu, sendirian. Dan kau tidak bisa mengatakan kepada orang lain sekalipun itu orang terdekatmu agar tidak memperumit keadaan.

Dimarahi? Itu sudah biasa bagi Keyna.

Keyna.

Nama dikehidupan pertama Leana.

Tapi Keyna bersyukur karena papa dan mamanya tidak berani main tangan, karena mereka tentunya masih sayang kepada Keyna.

Hanya saja cara pengungkapan kasih sayang mereka salah.

Dan malam itu pula, Keyna meninggal dunia karena diculik oleh musuh papanya. Disekap berhari hari dan tidak diberi makan atau minum.

Tapi anehnya Keyna terlahir kembali dalam wujud bayi, bayi yang telantar lalu diadopsi oleh sepasang suami istri.

Jadi Kirana tidak kaget saat ia berpindah jiwa secara tiba tiba setelah terpentok batu sungai, mungkin ini sudah takdirnya untuk meninggal lalu hidup kembali tapi dengan raga yang berbeda.

Sangat tidack ramah bintang satu euy.

"Hei, kenapa melamun?" Tanya Kaindra tiba tiba yang membuat Kirana terkejut.

"Omaygat," Reflek Kirana.

"Dia bicara apa?" Kaindra pura pura tidak melihat Kirana.

"Serah."

.-.

Aku lama up, ya? Maaf.
Dikit dulu ya.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Jul 26, 2022 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Sô MôtherOù les histoires vivent. Découvrez maintenant