26

41 4 0
                                    

Hey-hello, gimana kabar kalian?
.
.
.
.
.
.

Happy reading

😊😊😊😊😊😊

*****

Akhirnya, hari-hari yang di tunggu datang juga. Zenith akan menanggalkan statusnya sebagai mahasiswi setelah menimba ilmu selama hampir 4 tahun di perguruan tinggi. Hari-hari stress karena tugas, skripsi dan di tekan oleh dosen horor berakhir.

Dalam balutan kebaya merah maroon dan rambut di sanggul rapi, Zenith terlihat sangat anggun dan cantik. Selalu menjadi siswa yang terpintar di kelasnya dan memenangkan banyak lomba non-akademik membuat Zenith mendapat apresiasi sebagai mahasiswa terbaik.

Papa Edward dan Mama Jill yang melihat putri kecil mereka lulus, tidak berhenti meneteskan air mata dan mengambil foto Zenith. Rasa bangga bercampur haru merekah di dada mereka saat Zenith meraih plakat penghargaan tersebut. Beberapa fans keras Zenith tampak bersorak untuk idola mereka.

Kedua kakak Zenith yang sama-sama rapi dan tampan dalam setelan mereka, memberikan selamat dan buket bunga sehabis acara selesai. Keduanya datang terpisah dengan Zenith dan mama papa mereka karena ada urusan pekerjaan masing-masing yang tidak bisa di tinggal.

"Selamat adik kakak, akhirnya lulus juga. Udah nggak jadi mahasiswi yang senang ngoceh-ngoceh di rumah lagi" goda Kak Peter memeluk Zenith sambil memberikan buket bunga mawar warna warni ke adiknya. Tidak sampai di sana, ia mengeluarkan sebuah gelang permata dari merek terkenal dan memasangkannya di tangan kanan Zenith.

"Makasih kak Pete," balas Zenith tersenyum menerima buket bunga dari kakaknya yang unik dan mencolok.

"Nah, ini dari kak Luc" ucap Lucas menyodorkan buket bunga matahari untuk adiknya. "Selamat adik kecilnya kakak, lulus juga akhirnya" peluknya menepuk-nepuk punggung Zenith. "Hadiahnya ada di rumah, udah kakak taruh di meja belajar kamu di kamar. Nanti lihat aja langsung,"

"Makasih kak Lu,"

Zenith memeluk kedua buket bunga dari kakaknya dan mengambil foto bersama mereka, di lanjutkan dengan foto bersama mama papanya dan sekeluarga.

"Huh, sayangku. Selamat yah!" Seru Sherlotta berhambur ke pelukan Zenith. Tak lupa ia membawakan buket bunga daisy yang di padukan dengan bunga matahari dan sebuah paperbag dari brand jam mahal sebagai hadiah.

"Thank you, Lotta. Harusnya kamu nggak usah repot-repot bawain aku sesuatu," balas Zenith berusaha memeluk buket bunga berukuran lumayan besar itu dan memasukkan bagian pegangan paperbag ke tangannya.

"Nggak papa, beb. Oh iya, pacar luh mana? Kok nggak kelihatan?" Tanya Lotta tidak mendapati batang hidung Marvin di sekitar Zenith. Biasanya mau pacarnya ke mana-mana atau ada acara, Marvin selalu menempel dan menemani Zenith.

"Dia ada urusan kerjaan penting di Aussie dari 10 hari yang lalu. Baliknya besok, makanya dia nggak bisa dateng" jawab Zenith sedikit sedih karena dosen pembimbing sekaligus pacarnya tidak bisa hadir. Tapi dia bisa apa? Marvin perlu bertanggung jawab untuk tugas-tugasnya dan Zenith sebagai pacar yang baik harus mendukung dan bersikap tidak egois meskipun ia ingin pacarnya ada di sana karena laki-laki itu melewatkan perayaan ultah Zenith 7 hari yang lalu.

"Apa dia nggak takut pacarnya di culik sama cowok lain?" Canda Sherlotta berusaha menaikkan suasana hati Zenith. Ia tahu jauh di dalam Zenith kecewa dan sedih karena Marvin tidak bisa bergabung. Lagi.

Lucas meraih beberapa buket bunga yang ada di tangan Zenith agar bisa menerima buket lain dari teman-temannya. "Sini, kakak bawa aja ke mobil biar nggak banyak yang kamu bawa"

𝕋ℍ𝔼 𝔸ℕℕ𝕆𝕐𝕀ℕ𝔾 𝕃𝔼ℂ𝕋𝕌ℝ𝔼ℝWhere stories live. Discover now