8

92 9 2
                                    

Makasih buat kalian yang selalu like dan dukung aku 🥰🥰🥰
.
.
.

Jangan lupa like sebelum baca yah
.
.
.

Tandai typo juga... Hehehehe
.
.
.

Selamat membaca
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗

******

Jealousy killing me softly

— Marvin Brastama

******

*Author's POV*

Semenjak bertemu dengan Ace kemarin, Marvin tidak bisa berhenti memikirkan cara untuk membuat dirinya dan Zenith lebih dekat. Bagaimana caranya? Ace Anggara, apa hubungannya dengan Zenith?

Orang suruhan Landon menyerahkan sebuah berkas yang memuat tentang Ace Anggara, di sana tertera mengenai biodata singkat laki-laki yang berprofesi sebagai fotografer itu dan beberapa informasi lainnya yang belum sempat di baca Marvin karena harus menjemput Zenith.

Tidak boleh telat menjemput calon istri masa depan. Zenith yang pertama dan utama. Itu yang ada di kepala Marvin sekarang.

*******

*Zenith's POV*

Kuliah siang. Ada yang bisa bayangkan seberapa membosankan dan beratnya ini mata? Di tambah harus nunggu si dosen horor nyebelin yang maksa buat jemput ke rumah. Dia kenapa maksa banget sih buat jemput?

"Zenith, ayo masuk" Panggil Pak Marvin dari dalam mobilnya yang udah terparkir cakep di depan rumah.

"Iya" sahut gue masuk ke dalam mobil mewah hitam milik pak dosen.

Sekarang yang gue khawatirin adalah serangan dari fans Pak Marvin kalau tahu idola mereka ke kampus sama gue. Duh kalau mereka tahu pasti jadi heboh banget dan hidup gue di dalam dan luar kampus nggak bakal tenang.

"Kamu kenapa?" Suara Pak Marvin membuyarkan pikiran gue yang isinya di kebanyakan di penuhi tentang gimana para penggemarnya dan lambe kampus UMK (akun gosip kampus) bisa heboh dan memuat berita gue yang di antar Pak Marvin.

Gue menoleh ke arah Pak Marvin yang fokus melihat jalan, "E-eh, nggak papa pak. Cuman takut di cakar sama penggemar bapak karena saya berani jalan sama dosen kesayangan mereka"

Dia mengganggukan kepala, mencerna kata-kata gue. Mungkin dia baru nyadar kalau punya fans-fans fanatik yang rada gila.  

"Dosen kesayangan mereka? Bagaimana dengan kamu? Apa saya termasuk dosen kesayangan kamu?"

Menurut loh aja. Nggak lah. Bapak masuk ke daftar dosen yang paling saya benci. Jangan harap bisa jadi dosen kesayangan seorang Zenith Wood dengan sikap jutek, nyebelin dan semau nya loh.

"Semua dosen itu sama di mata saya, pak. Nggak ada namanya dosen kesayangan. Rasa hormat dan menghargai saya nggak ada yang lebih atau kurang untuk dosen A atau B dan yang lainnya" jawab gue terdengar diplomatis.

𝕋ℍ𝔼 𝔸ℕℕ𝕆𝕐𝕀ℕ𝔾 𝕃𝔼ℂ𝕋𝕌ℝ𝔼ℝWhere stories live. Discover now