23

53 4 0
                                    

Selamat datang kembali...
.
.
.

Jangan lupa klik bintangnya
.
.
.

Tandai typo dan komen

.
.
.

Selamat membaca
🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗

*********

Hari ini adalah hari ulang tahun Marvin yang ke-28 tahun dan Zenith sebagai pacarnya, menyiapkan kejutan spesial.  Pertama kali menyediakan kejutan untuk pacarnya membuat Zenith gugup dan juga bersemangat.

Di bantu oleh Albert dan Lotta untuk menghias lokasi kejutan dan Kak Peter yang meminjamkan rooftop hotel bintang lima nya yang buka minggu depan, sejauh ini semua persiapan berjalan cukup lancar.

Marvin melirik ponselnya, tepat pukul 10 pagi. 3 bulan memacari Zenith, Marvin selalu rajin memberi kabar ke pacarnya tanpa absen sekali pun dan sebaliknya, Zenith rajin membalas pesan Marvin.

Setidaknya minimal 5 kali sehari mereka berkomunikasi lewat pesan atau telepon.

Zenith kira-kira tahu nggak yah aku ulang tahun hari ini? Apa dia bakal ucapin selamat?

"Morning babe, kamu lagi apa? Udah sarapan?" Tanya Marvin begitu panggilannya diangkat oleh Zenith.

"Morning too. Sekarang aku lagi bantu Lotta sama Albert kerjain tugas, soalnya nggak tahu mau ngapain lagi setelah selesai ujian. Aku juga udah sarapan. Kamu gimana? Udah makan?" Balas Zenith bertanya.

Marvin sering melewatkan jam makan di mana pun dan kapan pun yang membuatnya khawatir karena laki-laki itu punya penyakit maag akut.

"Udah dong. Nanti kalau aku nggak makan, kamu jadi cemas. Aku nggak mau kamu jadi khawatir,"

Terdengar tawa Zenith dari seberang sana. Tawa yang membuat Marvin ikut tersenyum dan senang hanya dengan mendengarnya. "Gombal terus nih,"

"Nggak papa dong. Oh iya sayang, kamu ingat nggak ini hari apa?"

Zenith menyengir penuh arti. Tentu saja dia tahu ini hari ulang tahun Marvin. Pacar macam apa yang tidak tahu kapan ulang tahun pacarnya?

"Ingat, ini hari kamis. Memangnya kenapa?"

"Iya, kamu ada ingat sesuatu nggak?"

"Apaan? Malam jumat kliwon?"

Bukan, sayang. Ulang tahun aku.

Marvin menghela napas kecewa, moodnya hancur sehancur-hancurnya. Zenith tidak mengingat hari ulang tahunnya. Huh, seharusnya dia tidak berekspetasi banyak. Zenith bisa jadi tidak tahu karena mereka baru pacaran tidak lama.

"Ya udah deh sayang. Teleponnya aku tutup dulu,"

"Okay"

Panggilan terputus dan Zenith tertawa terbahak-bahak. Ia tahu Marvin bad mood dari cara bicaranya yang terdengar kesal dan teleponnya di akhiri tanpa kata I love you.

𝕋ℍ𝔼 𝔸ℕℕ𝕆𝕐𝕀ℕ𝔾 𝕃𝔼ℂ𝕋𝕌ℝ𝔼ℝजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें