Haechan pun tersenyum, "kalau begitu jaga jarak darinya dan jangan melakukan hal yang melewati batas."
"Sure, aku berjanji tidak akan melewati batas dan aku akan mejaga jarak darinya. Setelah aku menemukan tentang pria itu aku akan segera mengembalikannya pada keluarga pria itu."
Cup!
Baru beberapa saat yang lalu Mark mengucapkan hal itu di depan Haechan dan saat ini pria itu sedang mendekap pria asing tersebut dengan ekspresi wajah yang terlihat begitu khawatir pada pria itu.
"Biar nanti ku jelaskan, dia membutuhkan pertolongan jadi tolong jangan menatapku seperti itu." ujar Mark melewati Haechan begitu saja.
Haechan nampak memutar bola matanya untuk menahan tangisnya saat ini, entah mengapa ia merasa bahwa Mark lebih memprioritaskan pria asing itu ketimbang dirinya; suami dari Mark.
Sebuah kesalah pahaman pun terjadi diantara keempat orang itu, Taeyong saat ini lebih memilih diam dan menjauhi Jaehyun setelah apa yang ia lihat dan dengar malam itu sedangkan Haechan ia hanya dapat menahan emosinya terhadap suaminya yang terus menerus mengingkari janjinya sendiri.
Malam yang panjang pun berlalu begitu cepat, kini mentari telah menunjukkan dirinya menandakan bahwa semua orang akan kembali melakukan aktivitas mereka.
Setelah beberapa saat kepergian Johnny, Mark dan Jaehyun ke kantor kini suara desing mobil memasuki mansion Jung membuat Taeyong berlari dengan cepat menghampiri mobil tersebut, di sana terlihat Jeno dengan gembiranya menuruni mobil itu dan segera berlari ke arah Taeyong.
"Eomma!!" teriak bocah itu langsung memeluk Taeyong dengan erat.
Tangis pria cantik itu pecah membuat Yuta dan Winwin merasa kebingungan, "Tae are you okey?" tanya Winwin mengelus bahu Taeyong lembut.
Taeyong dengan segera mengelap air mata itu menyembunyikannya dari Jeno, "yeah aku hanya merindukannya saja." mengecup pipi gembil bocah kecil yang ada di depannya.
Jemari kecil itu nampak memegang kedua pipi milik sang eomma, "eomma tenapa cedih? Daddy natal ya? Bial Nono jewel talo daddy atalin eomma!" ucapnya mengelus lembut pipi milik Taeyong.
Taeyong pun mengangguk, "eomma tidak sedih sayang. Nono don't worry oke."
Winwin dan Yuta pun saling melempar pandangan, mereka berdua merasa ada yang tidak beres saat ini dengan Taeyong.
"Nana ajak Nono main gih ke dalem, biar Mami ngobrol dulu sama Eomma Taeyong." memberikan satu kantong besar kepada Yuta dan menyuruhkan untuk membawa Jeno dan Jaemin pergi bermain.
Yuta yang paham lantas mengajak kedua bocah itu pergi, "kajja anak-anak!" namun baru saja beberapa langkah Jeno berhenti dan berbalik.
"Eomma if you clying Nono angly, please don't cly!" teriak bocah itu sebelum melanjutkan langkahnya.
Beberapa saat setelahnya kini Taeyong dan Winwin berada di sebuah gasebo dekat taman mansion Jung, Taeyong terlihat memberikan makan pada ikan peliharaannya yang berada di bawah gasebo tersebut.
"Win, apa yang akan kau lakukan jika ada seseorang yang mengaku di lecehkan atau bahkan menjadi simpanan Yuta?"
Kedua bola mata Winwin melotot tajam, "ya sudah ku pastikan membunuh keduanya! Akan ku cincang penis suami ku itu dan akan ku cabik-cabik orang yang mengaku atau yang menjadi simpananya!" jawab Winwin penuh emosi yang membara.
Taeyong hanya menganggukan kepala, "tapi bagaimana jika kau masih tidak yakin dengan hal itu?" tanya nya kembali.
Winwin duduk mendekati Taeyong dan memeluknya, "yakinlah dengan hatimu dan jangan mudah percaya dengan apa yang kau lihat atau kau dengar dari orang lain yang belum benar adanya. Jika ada keraguan di hatimu bicarakan dengan Jaehyun, jangan kau memendamnya sendiri."
"Baiklah terimakasih, mungkin ini hanya pikiran burukku saja." ucap Taeyong memikirkan kejadian malam lalu di saat ia mendengar semua percakapan yang terjadi diantara Mark dan Jaehyun, namun ia tetap diam karena merasa ragu dengan apa yang ia dengar itu.
"AAAAA!" tiba-tiba saja terdengar suara teriakan dari dalam mansion Jung yang cukup keras hingga membuat Winwin dan Taeyong terkejut.
Teriakan seseorang itu membuat semua orang yang berada di mansion itu berlarian menghampiri asal suara tersebut tanpa terkecuali.
"Haechan!!" teriak Ten panik yang melihat sang anak tergeletak di lantai dengan bersimbah darah.
Tak lama orang-orang mulai berdatangan, Yuta yang datang bersama dengan Jeno dan Jaemin di gendongannya terlihat panik.
"Anak-anak kalian turun dulu oke, tolong bawa mereka." perintahnya meminta Winwin membawa kedua anak itu keluar dari ruangan tersebut.
"Biar aku yang menggendongnya," Yuta membawa tubuh Haechan itu ke ruang rawat.
Winwin pun dengan segera membawa kedua anak itu pergi, "kita lanjut bermain bersama mami Winwin okey!" ucap Winwin yang masih merasa panik setelah melihat keadaan tadi.
Jaemin mengangguk, "tapi Chanie hyung tenapa mami?" tanya nya penasaran kembali menatap ke arah belakang dimana sang ayah menggendong tubuh lemas itu.
"Hah? Chanie hyung tidak apa-apa jadi tak perlu khawatir, aunty Ten akan mengobatinya nanti." jelas Winwin pada sang anak.
Namun di saat mereka melewati lorong yang ada di mansion tersebut Jeno melihat seseorang yang sedang berdiri mengintip di salah satu tiang besar di mansion itu, "hyung tantik?" ia mencoba untuk menghampiri pria itu.
"Eh Nono mau kemana?" Winwin menarik lengan bocah kecil itu, "kita kan mau main bersama Nana kajja!"
Akhirnya bocah itu mengikuti langkah kaki Winwin berjalan bersama meninggalkan rasa penasarannya terhadap pria cantik itu yang menarik perhatiannya.
***
Langkah kaki terburu-buru itu membuat semua orang menatapnya dengan kebingungan, Mark berlari dengan cepat setelah mendapat kabar bahwa Haechan terjatuh di kamar mandi dalam keadaan yang sedang mengandung.
Panik bukan main setelah mendapatkan kabar buruk tersebut, karena kondisi di kantor sedang padat merayap dengan kontrak antar kolega dan hanya Mark yang kini dapat meninggalkan kantor tersebut.
"Ku mohon bertahan lah sayang, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri jika terjadi sesuatu padamu atau calon anak kita!" ia berlari menghampiri mobil miliknya yang terpakir tak jauh.
Dengan cepat Mark melajukan mobil sport tersebut agar segera sampai di mansion Jung, untung saja sang eomma tadi dengan segera menghubunginya setelah pemeriksaan itu selesai.
Beberapa waktu lalu setelah Haechan di bawa ke ruang rawat Ten dengan salah satu perawat cadangan di sana melepaskan pakaian yang Haechan kenakan itu karena darah telah mengotori seluruh pakaian pria itu dan segera menggantinya dengan pakaian yang lain.
Selesai mengganti pakaian milik Haechan lantas mereka memasangkan selang infus dan alat bantu pernapasan untuknya karena napas milik pria manis itu terlihat tidak teratur, dan mungkin terjadi karena benturan yang keras.
Setelah itu Ten melihat bahwa darah tadi keluar dari bagian selatan milik Haechan hingga pikiran Ten pun langsung tertuju pada sesuatu, dengan segera ia melakukan pengecekan dan USG kepada sang anak dan benar saja Haechan telah mengandung calon bayinya yang sudah berusia 3minggu.
"Puji tuhan kau begitu kuat nak," ucap Ten bersyukur bahwa bayi yang berada di dalam perut Haechan itu selamat.
"Benturan itu sepertinya sangat kencang karena perut Tuan Haechan terlihat memar membiru, namun ini semua adalah keajaiban karena bayi Tuan Haechan dapat bertahan!" ujar perawat tersebut dengan haru.
Setelah melakukan pemeriksaan tersebut Ten memberitahukan pada Taeyong saja hingga sesaat setelahnya Taeyong memberikan kabar kepada Mark atas kondisi Haechan itu.
TBC
YOU ARE READING
THE EVIL'S JAEYONG 2 {END}
Mystery / Thriller• BXB • MARKHYUCK • FAM'S • REVENGE • Bagaimana jadi nya ketika seseorang yang datang dengan tujuan untuk menghancurkan keluarga Jung Jaehyun untuk membalas kan dendam nya. "Jika aku tidak dapat melenyapkan salah satu dari mereka setidaknya aku dapa...
