45. Berada Di Sampingmu

1.4K 188 13
                                    

Okxy menemani Aruni menyusui Anahita, sekarang Aruni sudah lebih tenang dan sudah kembali mau menggendong Anahita. Menurut Aruni perjalanan menyusui adalah hal yang paling luar biasa, dia seperti menyalurkan energi untuk Anahita, Anahita seolah menyerap segala manfaat dari tubuh Aruni. Ketika pandangan mereka bertemu, saat itulah dunia seolah hanya diisi oleh mereka berdua, dunia seolah hanya milik mereka. Aruni selalu merasa terharu dengan tatapan Anahita ketika sedang menyusu, dia seolah mengatakan Terima kasih pada Aruni.

Aruni menciumi tangan bayi itu, Aruni memutuskan untuk jarang-jarang memakaikan sarung tangan sebab menurutnya tangan adalah sensor, jadi anaknya harus bisa eksplore dengan telapak tangannya.

Hati Okxy menghangat melihat itu, padahal beberapa waktu lalu Aruni masih menangis-nangis drama, tapi mungkin wajar karena sebelum ini mereka belum mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua. Semuanya sangat tiba-tiba, Anahita lah yang menjadi guru untuk mereka, mengajari mereka soal olah emosi dan kasih sayang yang nyata.

"Maafin Mama ya." Aruni mengucapkan itu.

Okxy mengelus kepala Anahita, rambut bayi itu masih ada, mungkin akan dicukur di hari ke dua puluh satu nanti, di mana sekalian Anahita akan di akikah.

"Kamu adalah ibu terbaik untuk Anahita." Okxy mengatakan itu dengan yakin, dia bukan suami yang baik, tapi sejauh ini Aruni masih mau bertahan dengannya.

Aruni malah menangis, entahlah kadang dia melakukannya secara tidak sadar, dia sebenarnya tidak ingin menangis, tapi air matanya meluruh begitu saja, air matanya keluar sendiri, semua ini di luar kendali Aruni.

"Masih sakit?" Yang Okxy tanyakan adalah perihal menyusui, sudah seminggu, dia kira mungkin Aruni sudah terbiasa.

"Sakit sedikit." Tapi sakit itu tak berarti setiap Aruni melihat mata indah milik Anahita, biarkan saja dia merasa sakit, asal Anahita cukup dengan segala nutrisinya.

Okxy mengelus bahu Aruni, karena meski tidak tega Aruni kesakitan, sama sekali tidak ada yang bisa dia lakukan, dia hanya bisa memberi dukungan sebagai suami. Sekarang apa pun yang ada di luar sana kelihatan tidak menarik untuknya, dia hanya merasa perlu untuk selalu memastikan kalau keadaan Aruni dan Anahita baik-baik saja.

"Aku nggak bisa jadi ibu yang baik ya, bukannya nenangin aku malah ikut nangis pas dia nangis." Aruni menatap Okxy dengan wajahnya yang sudah semerah kepiting rebus. Wanita itu menangis, mengadu pada Okxy bahwa dia tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

Okxy menggeleng. "Aku tau kamu capek, ngurus anak baru lahir pasti capek. Apa kita pindah ke rumah mama aja?" Okxy meminta persetujuan, dia mungkin harus lebih aware dengan kesehatan mental Aruni karena bagaimanapun dia tidak bisa selalu ada, ada waktu di mana Aruni hanya berdua dengan Anahita.

Aruni menggeleng, dia masih ingin punya waktu hanya bertiga dengan Okxy, seperti yang terjadi sekarang ini, dia menyusui sementara Okxy menemaninya di sebelahnya, sebenarnya kalau begini, Okxy selalu ada untuk menemaninya perasaan Aruni secara otomatis menjadi lebih baik.

"Aku baik-baik aja asal ada kalian berdua." Karena memang Aruni piatu, jadi Okxy hanya menawarkan untuk pulang ke rumahnya, karena di rumahnya yang ada mama. Sementara kalau di rumah keluarga Aruni mungkin mereka hanya akan merepotkan papa dan abang Aruni.

Okxy mengangguk, dia berusaha untuk memahami keadaan Aruni. Mungkin karena baru lahiran, dan masih harus fokus memberikan ASI untuk Anahita, maka dari itu Aruni hanya ingin ada mereka. Bisa lebih bebas juga kalau di rumah mereka sendiri, apartemen ini mungkin tidak besar, tapi Aruni sudah merasa cukup jika ada Okxy dan Anahita di dalamnya.

Okxy mendekat dan ikut melihat bagaimana Anahita berusaha untuk minum, anaknya itu lumayan kuat minum asi. Sesekali dia melihat Aruni dan keduanya tertawa bersama, ini lucu sih karena mereka yang awalnya bersahabat malah sekarang juga harus saling membahu untuk mengurus anak.

"Kalau misalnya bosan di rumah kamu boleh main keluar Run, kalau nggak tega sama Anahita, aku bisa jagain." Karena sekarang yang harus Okxy pikirkan adalah kesehatan Aruni juga, maka dari itu jika Aruni butuh refresing dia tidak akan masalah dengan itu.

Aruni mengangguk. "Aku seneng banget sebenarnya sama Anahita, di rumah berdua kayak aku lihat dia tidur aja sebenarnya perasaan aku jadi tenang banget, tapi ya gitu kalau lagi rewel dan aku aku nggak tau harus gimana, jadinya malah ikutan nangis." Aruni menjelaskan, pernjelasan itu malah terkesan seperti anak-anak yang sedang bercerita.

Okxy terkekeh, dia menepuk puncak kepala Aruni. "Nggak apa-apa, tapi kalau misalnya udah nggak sanggup langsung telepon aku. Di mana pun aku, aku akan langsung pulang kalau kamu butuh." Okxy meyakinkan, belakangan dia hanya keluar untuk tugas kampus, biasanya paling hanya satu sampai dua jam, Okxy tidak masalah jika harus menjadi mahasiswa abadi, yang penting Aruni dan Anahita bisa hidup nyaman.

Okxy membelai kepala Aruni, rambut panjang istrinya itu bahkan sudah mulai tidak terawat, padahal Aruni sangat cantik dan selalu membanggakan rambutnya itu.

"Aku jelek ya sekarang?" tanya Aruni, tentu saja dia sadar. Setiap bercermin dia bisa melihat rambutnya yang kusut, bisa lihat kantung matanya yang sudah mulai menghitam, bisa melihat kalau kulitnya sudah mulai kusam.

Okxy menggeleng. "Kamu cantik banget, apalagi kalau lagi gendong Anahita begini. Cantik banget setiap hari, setiap waktu dan setiap saat, kamu cantik di mata aku, kapanpun aku memandang kamu, kamu selalu kelihatan luar biasa."

Aruni menipiskan bibirnya, meski mungkin kalimat itu dilontarkan Okxy hanya untuk membuatnya kembali bersemangat, paling tidak kalimat itu membuat perasaannya menjadi lebih baik.

Okxy sebenarnya bisa melihat kalau ada yang aneh dari Aruni, wanita itu mulai sering meracau tidak jelas, Okxy tidak tahu harus bagaimana, jika menganggap Aruni berbahaya, tapi seperti sekarang ini, dia kelihatan sangat sayang pada Anahita. Pandangannya yang ditujukan pada anak bayi itu kelihatan sangat penuh cinta.

Okxy mencium kening Anahita, Aruni menatapnya menunggu.

"Aku nggak dicium?" tanya Aruni, jangan sampai Anahita merebut tahta Aruni di rumah itu.

Okxy terkekeh. "Mau dicium di mana?" tanyanya memancing.

"Sama kayak Anahita."

Okxy lantas mendekatkan wajahnya dan mencium kening Aruni, perlahan perasaan bahwa sekarang ini mereka adalah sahabat mulai luntur, mereka mulai membawa perasaan yang lain, mulai yakin kalau hubungan yang sekarang adalah yang mereka jalani sebagai suami istri.

Selesai menyusu, Okxy langsung mengambil alih kembali Anahita untuk dibuat bersendawa. Dia meminta Aruni untuk kembali beristirahat, sisanya biar Okxy yang mengurus.

***

Suami siaga mode on! Moga nggak kumat lagi ya Xy!

On Your Dream WeddingWhere stories live. Discover now