8. Bersama dengannya

30 9 8
                                    

Pagi ini adalah hari yang lumayan cerah. Dan beruntungnya kelas Ethan dapat giliran jam olahraga pagi. Setelah pengambilan nilai, tibalah jam bebas. Ethan dan siswa lainnya memilih untuk bermain sepak bola, sedangkan para siswi duduk di pinggir lapangan menonton.

"Bumi! Cepat bergabung!" teriak Ethan.

"Kau saja aku malas." mengibas-ngibaskan seragamnya, gerah.

Menghampiri Bumi kemudian menyeretnya kasar, "Ini jam olahraga bukan jam menggosip." ujar Ethan.

"Heh! Aku tidak menggosip, lagipula aku lapar-"

"Jika tim kita menang aku traktir kau nasi goreng saos mayo kesukaanmu itu-"

"Aku siap! Mari kita mulai." selak Bumi yang sudah berada di posisinya, kiper.

"..." (menatap Bumi dengan tatapan kosong)

"Apa?"

"Baiklah, mari kita mulai." seru Ethan merenggangkan ototnya.

*

*

*

*

*

"Ini kasus langka yang hanya 10% orang di dunia yang mengalaminya. Dan Kak Sissy salah satunya, Kakak ini langka." ucap Jibran.

"Setelah dicek Kak Sissy ini bisa menghasilkan listrik sebanyak 220 volt, itu lumayan besar mengingat banyak alat elektronik memiliki tegangan yang sama." sambung Linda, wakil ketua osis.

Ruangan yang nampak elegan ini terasa begitu sesak meski ruangan ini cukup besar untuk disinggahi. Ruangan yang pasti setelah masuk mata akan tertuju dengan satu nametag di atas meja yang bertuliskan 'Kepala Sekolah'. Ya, Jibran dan Linda sedang berada di ruang kepala sekolah, mereka berdua dipanggil ke sana untuk membahas tentang Sissy.

"Kak Sissy juga pernah mengaku kekuatannya itu bisa melemah dan juga bisa meningkat sewaktu-waktu. Prediksiku kalau peningkatannya itu besar, Kak Sissy dapat menghasilkan listrik bertegangan 300 volt. Tapi itu hanya pemikiranku saja." lanjut Jibran.

Mengangguk antusias, "Itu berita yang sangat besar." gumam Pak Gun sembari mengelus dagunya, berfikir. "Sekolah kita akan mendapat banyak perhatian dari luar, kita harus membuat berita tentang ini."

"Jangan Pak, kurasa ini akan membahayakan Kak Sissy." selak Linda.

"Benar Pak, Kak Sissy pasti sangat terpukul dengan kejadian kemarin. Biarkan dia istirahat selama beberapa saat dulu." sambung Jibran, khawatir.

"Iya Pak, lagipula Kak Sissy sudah banyak dikenal orang karena kasus itu. Kurasa membuat 'berita' itu tidak perlu."

"Bapak rasa pemikiran kalian masih terlalu sempit." tutur Pak Gun.

Kedua remaja itu tidak membalas, mereka hanya saling melempar pandangan kemudian kembali beralih pada kepala sekolah.

"Sekolah ini butuh Sissy, anak itu yang bisa membuat derajat sekolah kita jadi naik. Selain itu, Sissy bisa jadi lebih dikenal banyak orang. Akan ada banyak wartawan dan media yang meliputnya, bahkan sampai keluar negeri. Pikirkan itu."

"Menurutku, jika banyak orang mengenal Kak Sissy itu akan berbahaya Pak. Terlebih lagi jika sampai ke luar negeri." selak Jibran.

Memicingkan mata, "Apa kau mengetahui sesuatu yang Bapak tidak ketahui Jibran?" tanya Pak Gun curiga.

Terdiam beberapa saat sebelum akhirnya kembali berbicara, "Maaf Pak, tapi saya tidak setuju dengan pendapat Bapak. jika Bapak masih ingin membuat 'berita' tentang kak Sissy, saya tidak akan ikut campur dan tidak ingin itu terjadi." tutur Jibran tegas.

Jarak || Lee HeeseungWhere stories live. Discover now