12. Secret mission

8.8K 780 346
                                    

"Bagaimana kondisi nya?" tanya Galaksi langsung, setelah melihat dokter fellina, selesai memeriksa Athalia.

Dokter itu juga memasang alat pernapasan, yaitu tabung dan regulator oksigen.

"Air yang masuk kedalam paru-paru Athalia, menyebabkan dia sulit bernafas. Dan, bisa jadi. Setelah dia sadar nanti, dia akan sesak nafas. Setelah ini, saya harap kalian jangan lalai dalam menjaga perempuan ini." jelas dokter Felina.

"Hm, bisa sembuh?" tanya Galaksi

"Tergantung bagaimana pengobatannya."

"Sekarang anda boleh keluar, jangan biarkan siapapun masuk kedalam." kata Galaksi.

Dokter Felina mengikuti apa yang dikatakan Galaksi, dia keluar dari kamar Athalia. Galaksi yang melihat wajah gadis itu, dia langsung duduk disamping Athalia. Menggengam tangan Athalia yang tidak di infus.

"Maaf," gumam nya kecil.

"Ini semua salah gue! Kalau kemarin gue gak suruh lo kunciin kamar, dan ngga pukul lo. Mungkin, ini ngga akan terjadi." sesal Galaksi.

Penyesalan memang selalu diakhir, jika diawal. Maka itu bukanlah sebuah penyesalan. Selagi kau masih bisa memperbaikinya, perbaiki ituJ

Athalia memerjapkan mata nya perlahan, mengatur cahaya yang masuk. Dia tampak sedikit linglung, bukankah kemarin dia sudah menenggelamkan diri? Dan berharap akan mati? Namun, sekarang? Kenapa dia masih berada ditempat iblis ini?

Athalia berniat untuk membuka oksigen yang menutup mulutnya, walaupun dadanya terasa sesak. Tapi, Athalia tak nyaman. Jika lama lama memakai benda yang mengganjal, dan menutupi hidung serta mulut nya.

"Jangan dilepas," suara itu, membuat Athalia langsung menoleh ke samping.

Athalia tersenyum, dia tau dia salah. Seharusnya, sebesar apapun masalahnya, dia tak perlu mencoba bunuh diri seperti semalam.

"Ka-mu, ke-napa, se-la-ma-tin aku?" tanya nya dengan terbata-bata

"Ga usah gila, lo udah janji buat gak ninggalin gue!" tekan Galaksi.

"Kemarin---"

"Maaf." ucap Galaksi.

"Jangan dilepas! Lo tau, karena ulah lo, sok-sok an buat nenggelemin diri di bathtub, paru paru lo kemasukan air,"

"Pantas, tadi gue sesak nafas." Batin Athalia

"Dan lo? Lo bisa gak sih! Sehari aja ga usah buat ulah? Gue capek, ngeliat lo buat ulah terus!" bentak Galaksi.

Athalia melepaskan alat bantu pernafasan, yang menutupi hidung dan mulut nya sekarang.

"Gampang, kamu keluar. Aku coba lompat dari atas sini ke bawah, dan setelah itu. Aku gak akan buat ulah lagi." ujar Athalia.

Galaksi dapat melihat mata Athalia, gadis itu tampak tertekan.

"Keluar Gal! Aku ngga akan pernah berhenti buat ulah, kalau aku belum mati." ucap Athalia lagi dengan suara parau.

Galaksi yang mendengar itu, tanpa aba aba dan perintah. Dia langsung menarik tubuh ringkih Athalia kedalam pelukannya. Memeluk erat gadis itu, Athalia yang mendapat pelukan Galaksi, dia menangis tersedu sedu. Hingga akhir nya, Athalia merasakan sesak di dadanya. Galaksi yang merasakan deru nafas Athalia tak teratur, dia langsung mengambil alat bantu pernafasan itu, dan kembali memasang alat itu pada Athalia.

"GUE BILANG JANGAN DILEPAS! GUE NGGA MAU KEHILANGAN LAGI!" ujar nya dengan penuh ketakutan.

"I-iya Gal"

***

Sudah sore, sekarang menunjukkan pukul 17.30 Galaksi menuruni anak tangga. Dia melihat kedua sahabatnya sedang berada di dapur. Apa yang akan mereka berdua lakukan?

"Ngapain kalian?" tanya Galaksi membuat Caesar dan Gerio tersentak kaget.

"Njir ngagetin lo." ucap Gerio

"Tau nih, ngapain sih? Kita lagi melakukan eksperimen," beritahu Gerio

"Lo tau, eksperimen apa?." lanjut Gerio

Galaksi menggedikkan bahu nya tak tahu, dari pagi dia tak berkumpul dengan para sahabat nya. Karena, dia mengurusi Athalia yang sedang sakit.

"Kita buat kue, Gal. Biar Athalia cepet sembuh," beritahu Caesar.

"Taraaa" ujar Caesar seraya menunjukkan kue itu pada Galaksi.

"Kue itu siapa yang buat?" tanya Galaksi langsung.

"Maid Lani, tadi kita suruh buat kue. Terus, kita bilang, jangan dihiasin. Biar kita aja, karena kita mau buat yang spesial." jelas Gerio.

Galaksi menghela nafas lega setelah mendengarkan penjelasan yang diberikan Gerio "Syukurlah," lega Galaksi.

Caesar dan Gerio mengernyitkan alis nya kebingungan, lalu menatap satu sama lain.

"Syukur buat?" tanya Gerio tak paham.

"Syukur, karena itu buatan Lani. Coba aja buatan lo, gue yakin mati pas orang makan tu kue." jawab Galaksi.

"Njing! Mulut lo kagak bisa difilter dikit apa?" tanya Caesar tak suka.

Mentang mentang, mereka tak bisa membuat kue.

"Krim yang ngelapisin kue nya juga, buatan kita. Jadi kalau mati, ya otomatis dah mati duluan Caesar. Orang dia nyoba duluan pake sisa sisa kue di loyang tadi, bukti nya sekarang. Dia masih hidup kan?" tanya Gerio sedikit tak suka.

"Dia beda, kalau Athalia manusia, milih milih kalau makan. Kalau dia, Omnivora. Pemakan segala nya, walaupun ngga sekolah. Gue juga tau kali," jawab Galaksi.

"Ya iya lah tau, kalau ngga tau nama nya bego! Dulu emak lo juga ngajarin kita tentang, omnivora, karnivora, sama herbivora." kata Gerio.

"Diam lah kalian ini, aku mau antar kue ini dulu ya." ucap Caesar lalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya itu.

***

Caesar memasuki kamar Athalia setelah mengetuk pintu tadi, dia membawa cake buatan nya dan Gerio. Memasuki kamar Athalia, disusul oleh kedua sahabatnya juga. Melihat itu, Athalia berusaha untuk merubah posisi nya menjadi duduk, walaupun kesusahan. Namun, Galaksi membantu nya.

"Makasih." ucap Athalia sedikit cuek.

Galaksi mengangguk, walaupun sedikit tak suka dengan sikap Athalia. Karena, perempuan itu begitu cuek, bahkan tadi. Ketika Galaksi mengajak nya berbicara, dia hanya diam saja. Malahan sampai tidur, dia pikir Galaksi membacakan dongeng apa untuk nya?

"Lia, gue sama Gerio buatin kue nih, khusus buat lo. Cepet sembuh ya." ucap Caesar seraya berjalan menaruh kue itu di atas nakas disamping kasur queen size milik Athalia.

"Makasih yaa," jawabnya begitu riang diringi dengan senyuman, sehingga membuat Galaksi mendengus kesal.

"Giliran sama gue aja, lo punya dendam kesumat apa?" kesal Galaksi.

Athalia tadi memang sudah melepas alat bantu pernafasan yang menutupi hidung dan mulut nya, dan itu juga dibantu oleh Galaksi. Sekarang, gadis itu terkekeh pelan, mendengar kekesalan yang keluar dari mulut Galaksi.

"Ngga kok, aku males ngomong sama kamu." jawabnya lemas.

"Nggi kik, iki milis ngiming simi kimi." cibir Galaksi.

"Gal, kamu maafin aku?" tanya Athalia tiba-tiba.

Galaksi berdeham sebagai jawaban.

Athalia tak suka dengan jawaban Galaksi yang hanya 'hm' dia begitu malas mendengar nya.

"Gal, aku serius. Kamu maafin aku kan?" tanya Athalia.

Galaksi menyelipkan rambut Athalia ke belakang telinga nya, siapa sangka? Ternyata.......

Cuppp

"Bangke! Mata gue tercemar!" ucap Gerio

Gerio dengan Caesar begitu berbeda, Caesar adalah tipikal orang yang lebih receh dari pada Gerio. Tapi, ketika berkelahi, mereka tidak menunjukkan sifat receh nya.

SECRET MISSION [TERBIT SECARA E-BOOK] PUBLISH ULANGWhere stories live. Discover now