11. Secret mission

8.5K 809 235
                                    

"DAN LO? LO NGEBUNUH ZEYA, DIA ADIK GUE YANG DIKURUNG DISANA! DAN GUE HARUS SELAMATIN DIA! KARENA, CUMA DIA SATU-SATU NYA, YANG MASIH TERSISA!!"

Plak!

Galaksi kembali menampar Athalia, laki-laki meluapkan emosinya sekarang pada Athalia. Athalia juga tak tau jika ada nyawa seseorang didalam sana, jika dia akan tau. Tak akan mungkin dia membakar gudang itu!

"Arghhh!"

"LO BUNUH ADIK GUE, LIA!!!"

Athalia menundukkan kepala nya, mata gadis itu menatap lantai. Dia tak berani menatap mata Galaksi sekarang, dari suaranya saj laki-laki itu marah besar sekarang. Ya, Athalia tau bagaimana rasa nya kehilangan seseorang, tapi ini juga bukan sepenuhnya kesalahan Athalia, dia tak sengaja. Karena, dia tak tau ada nyawa Zeya disana.

"Ma-maaf Gal," lirih Athalia.

"MAAF YANG KELUAR DARI MULUT LO GA BISA BALIKIN NYAWA ADEK GUE, BABI!" maki Galaksi.

Athalia terdiam sejenak, otaknya tiba-tiba berhenti berpikir. Benar juga apa yang dikatakan Galaksi, maaf yang Athalia berikan. Tak akan pernah bisa mengembalikan nyawa sang adik.

Galaksi menendang tembok, dia lalu mengangkat dagu Athalia secara paksa. "Masuk kamar lo, di lantai atas. Gak usah berani keluar, apalagi buat makan! Gue gak kasih lo makan, dan keluar dari kamar sebulan!" tekan Galaksi.

Satu bulan, bukan waktu yang cepat. Athalia akan mati kelaparan disana.

"O-oke fine." jawab Athalia lalu pergi berlari menaiki anak tangga, meninggalkan Galaksi dibawah.

***

Siapa sangka? Setelah sampai dikamar, Athalia mengunci pintu kamar. Gadis itu menangis sesenggukan, seumur hidupnya. Dia tak pernah dibentak, papa? Papa Athalia sama sekali tak pernah membentak Athalia.

"Lia tau lia salah, tapi lia juga ngga tau kalau ada adik Galaksi disana,"

"Kenapa sih? Lia terus, lia terus yang harus ngerasa, rasa bersalah? Lia bunuh orang yang gak bersalah sekarang! Lia bodoh!" maki nya pada diri sendiri.

Gadis itu lalu melirik kunci kamar, yang tak jauh dari tempat terduduk Athalia dilantai. Dia mengambil kunci itu, Athalia bangkit dari duduk nya. Dia membuka jendela kamar, dan. You know lah, apa yang dilakukan Athalia. Gadis itu membuang kunci kamar nya, pada sebuah tempat pembakaran sampah.

Setelah melempar kunci kamar, Athalia berjalan memasuki kamar mandi. Dia menyalakan shower dan duduk didalam 'bathtub kamar mandi' dia memeluk kedua kaki nya. Menenggelamkan kepala nya pada air yang sudah hampir meluap keluar kamar mandi sebentar lagi. Namun, Athalia tak memperdulikan itu. Seolah-olah ada sesuatu yang mendorongnya untuk melakukan hal itu.

"Nyawa dibayar dengan nyawa, Gal. Aku bakal bayar nyawa adik kamu, pake nyawa aku. Meskipun, aku belum dapat bayaran tiga nyawa, dari orang yang bunuh keluarga aku. Izinin aku pergi ketemu keluarga aku malam ini juga." ujar nya.

Athalia, tetap pada posisi nya. Merendamkan diri didalam bathtub kamar mandi, sudah tiga puluh menit berlalu. Namun, dia tak kunjung selesai melakukan aksi nya. Walaupun dengan badan mengigil, Athalia tetap melakukan itu. Akibat kedinginan, gadis itu kehilangan kesadaran nya perlahan. Tubuhnya melemas, wajahnya pucat seperti mayat.

***

Pagi telah tiba, bagi seorang Galaksi setaippagi, dia harus sarapan bersama ketiga sahabatnya. Laki-laki itu tak memperdulikan keadaan Athalia, yang ia suruh mengunci kamar, dan tak boleh makan, apalagi sampai keluar kamar.

"Gal, pacar lo?" tanya Gerio.

"Gue tau lo kehilangan Zeya, tapi Athalia juga ngga tau dia ada disana." sambung Wiliam.

"Alika" panggil Galaksi pada maid yang sedang mencuci piring.

Maid itu dengan cepat menghampiri Galaksi, "Ada apa tuan?" tanya nya begitu hormat.

"Bawakan piring ini pada Athalia, di kamar atas. Suruh dia makan," perintah Galaksi, laki-laki itu lalu memberikan piring yang berisikan roti selai cokelat pada maid Alika.

"Baik tuan" ucap nya lalu pergi meninggalkan Galaksi beserta sahabat sahabatnya.

***

Tok...tok...tok..

Alika sudah berkali-kali mengetuk pintu kamar Athalia, tapi gadis itu tak kunjung membuka pintu kamar. Suara shower didalam kamar mandi, membuat Alika mengernyitkan alis nya kebingungan, selama itu Athalia mandi?

Tok..tok..tokk

Sudah lima belas menit Alika berdiri menunggu Athalia membukakan pintu, suara shower itu sudah berhenti. Seperti nya gadis itu sudah selesai mandi.

Tok...tok...tok

"Masuk ngga, masuk ngga?"

Tak ada pilihan lain, Alika berniat membuka pintu Athalia, walaupun tak sopan. Lalu harus bagaimana? Athalia harus makan, dan ini perintah dari Galaksi.

"Kok dikunci sih?" tanya nya "bener nih, ada yang gak beres!"

Alika berlari tergesa-gesa menghampiri ketiga laki-laki yang sedang menikmati roti panggang itu, dia menarik nafas nya dalam dalam. Dan Galaksi, laki-laki beserta sahabatnya itu memperhatikan Alika.

"Nona Athalia, dia kunci pintu kamar nya. Pas saya panggil dan saya ketuk pintu nya, dia tak menjawab. Shower dikamar mandi, sudah berjalan selama lima belas menit. Jika dia mandi, dia pasti akan berteriak, menjawab dan menyuruh saya untuk menunggu." jelas Alika.

"Bangsat!" umpat Galaksi lalu pergi meninggalkan meja makan.

Caesar dan Gerio mengikuti Galaksi, mereka menaiki anak tangga. Menghampiri kamar Athalia.

Tok...tok...tok

Kunjung tak ada jawaban, Alika panik melihat itu. Dia takut terjadi apa apa dengan Athalia.

"Athalia, buka sekarang! Atau pintu kamar lo gue dobrak!" ancam Galaksi yang penuh penekanan.

Tak ada jawaban.

Tak ada pilihan lain juga, Galaksi langsung mendobrak pintu kamar Athalia. Gerio yang melihat kamar itu sudah terbuka, karena di dobrak oleh Galaksi. Mereka langsung masuk, ekspresi wajah ketiga laki-laki itu sama. Mereka terlihat kebingungan karena melihat kamar Athalia. Kamar gadis itu tak berantakan, kamar mandi pintu nya tertutup. Galaksi lalu menghampiri kamar mandi itu, dia mengetuk pintu kamar mandi.

"Athalia, buka pintu nya! Atau gue dobrak pintu kamar mandi ini!" ancam Galaksi.

"Lo gila njir, kalau didobrak." ujar Caesar.

"Gal, tunggu dulu. Mungkin dia lagi mandi," peringat Gerio.

Galaksi mengikuti apa yang dikatakan para sahabatnya, dia menunggu sudah sekitar lima menit. Tapi, gadis itu kunjung tak menjawab ketukan pintu dan panggilan dari Galaksi.

Gedubrakk

Pintu kamar mandi terbuka, Galaksi membulatkan mata nya kaget, ketika melihat kondis Athalia yang sudah menggenaskan di dalam bathtub itu. Wajah pucat dan rambut yang berantakan. Galaksi langsung Menggedong Athalia, membawa tubuh ringkih milik gadis itu ke atas kasur.

"Telfon dokter fellina, kalian tunggu di luar. Alika, lo ganti baju Athalia." suruh Galaksi.

"Terus lo?" curiga Caesar.

"Gue ke kamar mandi, dan lo. Panggil pas udah kelar" ucap Galaksi.

"Telfon sekarang! Gak liat wajahnya udah kayak mayat mati?" tanya Galaksi dengan nada bentakan.

SECRET MISSION [TERBIT SECARA E-BOOK] PUBLISH ULANGWhere stories live. Discover now