Chapter 11

808 126 0
                                    

Author : Harazuki26

- Tersedia di PE untuk membaca langsung TAMAT -

***


Seorang pria memegang sebuah ukiran kayu, dia mengusap ukiran kayu itu. Dia tersenyum. Sebentar lagi mereka akan berkumpul. Seseorang berjalan dan tersenyum. "Jendral Zhu Qiang (Terkuat), kamu tidak bisa tidur?"

Pria itu menatap kearahnya. "Ya, besok kita akan pergi. Aku tidak bisa tidur malam ini."

"Jendral Zhu Qiang, kukira kamu akan menerima lamaran dari Jendral Tua untuk menjadi menantu prianya?"

Pria yang di panggil Jendral Zhu Qiang itu mencibir. "Pria itu jelas tidak tahu malu. Dia ingin mengambilku dan membawa ke kelompoknya."

Yang lain tertawa. "Ya, setelah berada di sini, aku juga membaca beberapa kelicikan kerajaan. Benar-benar..." pria itu menggelengkan kepalanya. Jendral Zhu Qiang tersenyum. "Sudah tiga tahun ya? Aku tidak tahu bagaimana Istri dan anak-anakku."

Pria itu dipanggil Zhang, dia adalah salah satu pemuda yang pergi bersama dengan Song Tianchen, sedangkan Jendral Zhu Qiang adalah Song Tianchen. Setelah berada di kemiliteran selama setahun, dia akhirnya diangkat menjadi Jendral.

Awalnya dia adalah Jendral kecil, namun selama peperangan, dia memiliki banyak kontribusi dan juga ide perangnya sangat membantu kerajaan. Dia akhirnya menjadi Jendral pangkat 3, Jendral ini cukup baik.

"Besok kita akan pergi. Aku akan membawa keluargaku kembali ke rumah untuk memperkenalkannya pada orang tuaku." Zhang tersenyum. Dia juga memiliki putra berusia satu tahun.

Pada saat mereka menghilang, Zhang ditemukan oleh seorang Ger yang miskin. Dia merawat Zhang sampai pulih dan Zhang memutuskan untuk menikah dengannya. Kebetulan keduanya memiliki perasaan yang sama.

Dan yang lainnya masih sendiri. Song Tianchen tersenyum. "Aku yakin keluargamu pasti akan senang melihat kamu kembali bersama dengan menantu perempuan mereka."

Zhang tersenyum. "Aku tidak bisa membayangkan betapa besarnya Dabao dan Erbao sekarang."

Memikirkan mereka, Song Tianchen tersenyum. "Ketika aku meninggalkan mereka, mereka berdua baru belajar berjalan, dan berbicara. Aku tidak yakin bahwa mereka sekarang mengenalku."

Zhang tertawa. "Jangan khawatir. Mereka pasti selalu mengenal Ayah mereka."

Song Tianchen menganggukkan kepalanya. Sebenarnya mereka sengaja bertahan selama 3 tahun di sini, karena mereka mendapatkan hadiah, mereka akan terbebas dari pajak negara setelah mereka berada di tantara selama 3 tahun.

Kebetulan Song Tianchen mendapatkan prestasi selama perperangan, tentu saja dia menjadi Jendral. Lalu keempat pria lainnya melambaikan tangannya. "Woah, Jendral Zhu Qiang ada disini."

Song Tianchen segera menggelengkan kepalanya. "Setelah ini aku bukan lagi Jendral, aku mengundurkan diri. Aku hanya petani biasa."

Pria yang lain tertawa. "Sayang sekali, Jendral tua itu mencoba menangkapmu Jendral putranya yang cantik."

Song Tianchen segera menggelengkan kepalanya. "Meskipun cantik, aku mendengar bahwa dia adalah pemilih dan juga manja. Siapa yang memperistrinya pasti akan menyesali seumur hidupnya."

Yang lainnya tertawa. "Aku percaya itu. Baiklah, baiklah, jangan membahas itu. Yang terpenting, aku membeli beberapa anggur. Ayo rayakan kepulangan kita besok."

Pria yang lain terbiasa dengannya peminum, namun dia tidak akan mabuk sebanyak apapun dia minum. "Kamu akan mabuk selama perjalanan?"

Pria itu tertawa. "Ayo bertanding, aku akan mengalahkanmu."

Pria yang lain segera menggejek. "Aku tidak akan pernah melawan seseorang sepertimu. Membuang-buang uangku."

"Kamu benar-benar pelit. Bagaimana bisa kamu akan menikahi seorang Istri jika kamu benar-benar pelit."

"Hei, lidahmu sangat baik. Coba lihat dirimu, apakah kamu bisa menikah dengan Ger seperti itu."

Lalu peminum berat itu tertawa. "Aku tampan, aku bisa mendapatkan Ger manapun yang aku sukai."

Yang lainnya segera tertawa. "Zhang bahkan sudah menikah lebih dulu darimu. Kamu mengatakan bahwa kamu yang akan menikah. Lihat dia sudah memiliki putra."

Peminum berat, "...." aku tidak bisa berkata-kata.

Song Tianchen dan yang lainnya tertawa. Peminum berat benar-benar menuangkan botol anggur. "Ayo minum. Besok kita akan kembali,"

Song Tianchen dan yang lainnya segera mengarahkan gelasnya. Mereka semua minum. Tidak sampai mabuk, mereka saling bercerita. Salah satu dari mereka merasa sedikit tidak nyaman. Song Tianchen didekatnya.

Dia bertanya. "Ada apa denganmu? Kamu terlihat tidak bahagia?"

Pria yang lain bernama Dahu segera menjawab. "Dia tidak bisa meninggalkan kekasihnya. Mungkin dia merasa sedih."

Pria yang bersedih itu menjawab. "Omong kosong."

Song Tianchen menatapnya. "Jika kamu menyukainya, kenapa kamu tidak mengatakan itu padanya. Apakah dia menolak atau menerimamu, itu adalah masalah selanjutnya. Yang terpenting adalah kamu sudah mengatakan apa yang kamu simpan padanya."

Pria itu, "...." itu benar.

Yang lainnya segera memeluk bahunya. "Jangan khawatir. Ada banyak Ger di kampung halaman kita."

Pria itu cemberut. "Bagaimana itu sama dengan yang ada didesa?"

Pria Dahu itu menggodanya. "Jangan khawatir, dia mungkin hanya menganggapmu orang lewat. Kamu tidak perlu khawatir."

Pria itu. "....."

Song Tianchen menatap mereka. "Ayo kembali dan beristirahat. Besok kita akan pergi."

Semuanya berdiri. "Ya, perjalanan akan memakan satu bulan. Jadi kita akan datang bertepatan musim tanam yang baru. Aku tidak sabar untuk menyentuh cangkul."

Pria yang lain segera tertawa. "Kamu membual."

Lalu terdengar tawa dari ruangan itu, semuanya kembali dan mereka tertidur. Song Tianchen menatap bulan. "Mao, Dabao, Erbao, aku akan segera datang."

______

Keesokan paginya, mereka bersiap. Mereka pergi dengan satu gerbong kereta dan 5 kuda. Song Tianchen menatap kearah para prajurit yang mengirim mereka pergi. Ada beberapa yang bersedih karena Jendral Zhu Qiang akan pergi.

Lalu tidak lama kemudian, Song Tianchen melihat kearah Ger yang bersembunyi-sembunyi di balik pohon. Song Tianchen menatap pria disampingnya, kebetulan pria itu menatap Song Tianchen.

"Tianchen ada apa?"

Song Tianchen tersenyum. "Ada seseorang ingin bertemu denganmu."

"Siapa?"

"Kamu bisa melihatnya sendiri."

Pria itu menatap kearah sosok yang dikatakan oleh Song Tianchen. Dia melihat bahwa itu adalah Ger yang dia suka. Jantungnya berdebar, dia turun dari kuda. Song Tianchen tersenyum. Lalu dia berbicara dengan beberapa temannya.

Pria itu bernama Li Hong, dia berjalan kearah pohon. Ger itu malu-malu dan menyembunyikan dirinya. Li Hong berbicara, "Apakah ada yang ingin kamu sampaikan padaku?"

"Apakah kamu tidak akan kembali lagi ke sini?"

Li Hong tersenyum masam. "Aku tidak akan kembali."

Ger itu sedih, dia menyerahkan kantong yang sudah dijahitnya. "Ini hadiah dariku."

Li Hong melihat bahwa itu adalah kantong uang, dia menatap kearahnya. Sulaman tangan itu sangat indah. Li Hong tersenyum. "Terima kasih."

[BL] Being Rich in Ancient Timesحيث تعيش القصص. اكتشف الآن