Chapter 2

1.6K 208 11
                                    

Author : Harazuki26

****

Yan Mao hamil ketika pernikahan mereka ke empat bulan. Orang-orang berpikir bahwa Yan Mao akan hamil secepatnya, namun ketika Yan Mao menjelaskan kebenaran pada orang tuanya, ceritanya hampir sama dengan Song Tianchen.

Kedua orang tuanya tahu bahwa putra mereka di fitnah. Namun mereka tidak mengatakan apapun. Song Tianchen bekerja sangat keras, setelah putra kembarnya lahir, mereka pindah rumah. Mendapatkan putra kembar adalah suatu berkah.

Orang dulu percaya putra kembar mendatangkan kekayaan. Semua keluarga iri pada Yan Mao dan Song Tianchen. Namun ketika negara mengalami perang, keluarga Song Tianchen cukup menyimpan uang untuk membayar kemiliteran.

Setiap keluarga harus menyerahkan 3 tael perak jika tidak ingin keluarga mereka menjadi tantara. Namun 3 tael itu terlalu mahal. Banyak keluarga miskin harus menyerahkan anggota pria untuk pergi ke kemiliteran.

Pada saat itu, keluarga Song tidak ingin mengeluarkan uang dan memaksa Song Tianchen untuk membayarnya. Namun Song Tianchen menolak, karena dia tidak punya uang lagi. Dia sudah membayar kemiliteran untuk dirinya sendiri.

Namun ayahnya terus memaksa dibawah desakan Daddy-nya. Sampai Song Tianchen tidak tahan lagi. Daddy kandung Song Tianchen sudah mati ketika Song Tianchen berusia 1 tahun. tidak lama kemudian, Ayah Song menikah dengan Ger desa lain.

Ger ini awalnya cantik dan lembut, namun setelah dia menemukan dirinya hamil. Sikapnya sangat berubah, meskipun dia tidak berani menyakiti Song Tianchen secara langsung, namun dia suka menyalahkan Song Tianchen.

Bahkan Song Tianchen hampir mati dibawah pukulan ayahnya. Karena Daddy tirinya mengatakan bahwa Song Tianchen lah yang mencuri uang tabungan mereka. Jika Bibi Song tidak datang, dia mungkin akan mati.

Song Tianchen akhirnya pergi ke kemiliteran, dia menggantikan saudaranya yang Muda 2 tahun darinya. Karena usia kemiliteran, dia akhirnya ikut perang. Ini adalah putra pertama Daddy tiri. Tentu saja dia tidak akan membiarkan putranya ke militeran.

Dia hanya perlu menyerahkan Song Tianchen ke kemiliteran. Song Tianchen harus pergi ke kemiliteran, beberapa keluarga harus menangis. Karena ini seperti mengirim keluarga mereka pada kematian.

Banyak keluarga rela menjual tanah mereka demi membayar uang kemiliteran, jadi yang masuk ke kemiliteran adalah orang 6 termasuk Song Tianchen.

Satu tahun kemudian, berita tentang perang dan beberapa korban dan hilang. Pada saat itu, kelima pemuda dan Song Tianchen tidak di temukan dimanapun. Dan status mereka tidak mati. Hanya saja, beberapa keluarga yang sudah menantikan kedatangan mereka.

Perlahan-lahan mereka kehilangan harapan. Para penduduk yang mendengar berita dengan Song Tianchen dan kelima pemuda lainnya, mereka percaya bahwa keenam orang ini sudah meninggal.

Ketika Daddy Song mendengar berita ini, dia semakin menjadi tidak bermoral pada Yan Mao. Dia bahkan mengambil barang yang terlihat baik dikeluarga Yan Mao. Sampai akhirnya pada hari ini.

Yan Mao menolak memberikan rumahnya. Mereka bertengkar, pada saat itu Daddy Song mendorongnya ke sungai. Untungnya seorang Ger Bernama Tong melihat kejadian itu, Daddy Song ketakutan dan melarikan diri.

Ger Tong memanggil penduduk dan meminta tolong, akhirnya Yan Mao berhasil diselamatkan dari sungai, sayang sekali dia sudah meminum banyak air. Seharusnya ketika Yan Mao dibawa ke tepi sungai, dia memiliki napas yang lemah.

Beberapa penduduk merasa kasihan padanya, Yan Mao dibawa ke rumahnya dan Ger Tong membantunya mengganti pakaiannya. Setelah itu dia berlari keluar hanya untuk mencari dokter. Yan Mao yang asli sudah meninggal ketika Ger Tong meninggalkan rumahnya.

Pada saat ini adalah Yan Mao dari masa depan. Anak kecil masuk dengan nampan berisi dua mangkuk. Yang satu adalah mangkuk bubur dan yang lainnnya adalah mangkuk sayuran liar.

Anak kecil itu baru berusia 4 tahun. Karena mereka sangat kurus, mereka terlihat baru 3 tahun. Anak itu tersenyum, "Daddy makan bubur."

Ketika anak kecil itu memberikan apa yang disebut bubur. Itu hanyalah nasi yang di rendam dengan air. Yan Mao menatap kearah anak kecil dan menatap mangkuknya. Dia bahkan bisa melihat bayangannya sendiri di mangkuk bubur itu.

Yan Mao berbisik didalam hatinya, oh bocah kecil, kamu menganggap ini adalah bubur. Sungguh, ini bubur. Bukan nasi yang direndam dengan air.

Di masa kehidupan suksesnya, dia menikmati bubur paling halus dengan irisan daging didalamnya. Terkadang jika bubur itu tidak halus, dia akan memarahi pelayan. Sungguh, ini adalah nasi yang direndam dengan air.

Apakah ini karmanya karena memarahi pelayan?

Ketika anak kecil itu menatap kearah Daddy-nya. Dia bertanya. "Daddy hanya memasak ini sebelum pergi ke landang hari ini. Jadi kita hanya punya ini di rumah."

Yan Mao mau tidak mau merasa kasihan. Sungguh kehidupan yang sangat miskin, dia dulu bahkan bisa membeli tas Hermes, pakaian Guchi, jam tangan brand. Lihat dirinya sekarang hanya makan nasi yang direndam dengan air.

Yan Mao menganggukkan kepalanya. Dia mengambil sendok dan memakan bubur. Dia mengigit pertama dan menemukan bahwa ini tidak terasa sama sekali. Namun Yan Mao sama sekali tidak berbicara.

Dia makan sayur liar, rasanya agak pahit. Sayang sekali ini hanya di rebus, bahkan tidak ditambah apapun didalamnya. Dia makan beberapa suap dan akhirnya menyelesaikan makannya. Anak kecil itu menatapnya.

"Daddy tidak makan banyak?"

Yan Mao menggelengkan kepalanya. "Tidak, Daddy sudah kenyang. Kamu makan!"

Anak kecil itu menatapnya bingung, lalu dia menghabiskan bubur dan sayuran liar itu. Ketika Yan Mao melihat ini, dia benar-benar merasa simpati. Lihat anak ini, dia bahkan bisa makan dengan lahap. Bahkan makanan tanpa rasa sekalipun. oh putra yang baik. 

"Daddy, didi sedang pergi mencari bantuan."

Setelah dia mendapatkan ingatannya, dia hanya menemukan bahwa dia memiliki anak kembar. Lalu yang bersamanya adalah yang tertua. Yang kecil sedang meminta bantuan untuknya. Di dalam kehidupannya sebelumnya.

Dia tidak pernah berfikir bahwa dia akan memiliki putra, namun ketika dia sampai di sini, tuhan memberinya putra kembar. Apakah ini hadiah karena dia mati perawan?

Tidak hanya putra kembar, dia bahkan bisa melahirkan lagi. Lalu Yan Mao memegang dagunya. Lalu dari mana putranya ini lahir? Krisan? Sungguh, tidakkah itu akan menyakitkan?

Putranya menatap kearah Daddynya, entah kenapa dia memberikan perasaan yang berbeda. Biasanya Daddy-nya akan menangis dalam diam. Meskipun dia tidak suka menangis didepan orang, namun hanya dia yang tahu bahwa Daddy-nya selalu menangis dalam diam.

"Daddy?"

"Oh... apa?"

Yan Mao sibuk dengan pikirannya, namun Langkah kaki seseorang segera masuk. "A-Mao, aku membawa dokter tua."

Lalu putranya segera tersenyum. "Bibi Tong akhirnya membawa Lao Chen."

Bibi Tong segera mengusap kepalanya. "Kamu menjaga Daddy-mu dengan baik."

Wajah anak kecil itu memerah. Dokter duduk di tempat tidur Yan Mao. Dia melihat bahwa Yan Mao sudah duduk. Bagaimana Ger Tong mengatakan dia sekarang. Apakah dia berbohong agar mereka cepat ke rumah Yan Mao?

[BL] Being Rich in Ancient TimesWhere stories live. Discover now