Chapter 4

1.4K 171 3
                                    

Author : Harazuki26

****

Fakta bahwa jaman kuno, anak yatim adalah orang yang paling menderita. Mereka tidak memiliki pendukung, bahkan kerabat mereka mungkin akan membuang mereka. Kedua putra itu hanya memiliki Daddy, jadi mereka akan patuh pada Daddy-nya.

Yan Mao sangat senang bahwa kedua putra ini sangat baik dan patuh. Yan Mao yang sebelumnya tidak menyukai anak-anak karena trauma pada anak Paman bajingannya, dia selalu berpikir bahwa semua anak-anak akan sangat nakal.

Namun ketika dia bertemu dengan Dabao dan Erbao. Tiba-tiba perasaan ingin melindungi mereka sangat kuat. Yan Mao hanya memiliki mereka sebagai keluarga di dunia asing ini. Setelah beberapa kata, Ayah Yan dan Daddy Yan pergi.

Sebenarnya, setelah kejadian Daddy Song yang mendorong Yan Mao ke sungai, Kepala Desa pergi mengurusi masalah ini. Pada saat ini, kediaman Song sedikit berisik. Kepala Desa sedang menatap kearah Daddy Song.

"Apakah kamu benar-benar membenci Ger Mao? Kamu benar-benar mendorongnya ke sungai. Pada saat ini cuaca masih dingin, kamu ingin membunuhnya?"

Kepala Desa adalah pria yang adil, dia tidak pernah membela yang salah dan menyalahkan yang benar. Karena putranya tahun ini akan mengikuti Xiucai, dia tidak ingin ada masalah yang muncul didesanya dan menjadi penyebab putranya harus menanggung malu.

Ayah Song segera menampar wajah Daddy Song, pria gemuk itu ditampar oleh suaminya, dia segera menundukkan kepalanya karena takut. Meskipun dia suka menggertak orang lain, namun dia sangat takut pada suaminya. 

Ayah Song segera berbicara. "Kepala Desa, aku minta maaf atas istriku. Aku akan memberinya pelajaran. Tolong jangan membesarkan masalah ini."

Kepala Desa tersenyum. "Jika istrimu tidak seperti ini, apakah aku akan membesarkan masalah ini? Lao Song, aku memberi istrimu peringatan, jika dia masih menyentuh tanah Yan Mao. Aku akan memberi hukuman desa padanya."

Ayah Song segera mengangguk seperti ayam mematuk beras. "Tentu saja Kepala Desa, tentu saja."

Kepala Desa sangat tidak puas, terutama Yan Mao adalah orang tua tunggal. Selama ini dia tidak mempermasalahkan urusan  Daddy Song, namun kali ini hampir membunuh Ger Yan Mao itu.

Bagaimana desa akan menanggung ini? Akan sulit bagi pemuda desa akan menemukan pernikahan diluar desa jika berita itu menyebar. Untung saja dia mendengar bahwa Yan Mao bisa diselamatkan.

Jika tidak, dia tidak bisa menanggungnya.

Kepala Desa sangat membenci Daddy Song, dia tahu bahwa Daddy Song suka menggertak orang yang lemah dan takut yang kuat. Kepala Desa juga sering mendengarkan keluhan beberapa Ger lainnya.

Kali ini Kepala Desa tidak bisa menahannya. "Pada saat ini, kamu dilarang mengunjungi Yan Mao. Jika kamu ingin tetap aman."

Kepala Desa tidak banyak bicara dan segera meninggalkan kediaman Song. Segera setelah dia memerintah Ger-nya menutup pintu. Ayah Song memukul Daddy Song. "Kamu benar-benar terlalu jauh. Berani kamu mencoba membunuh Istri Tianchen. Jika dia benar-benar mati, kamu akan masuk penjara."

Daddy Song segera memeluk lutut suaminya, "Tuan, Tuan Suami, aku salah. Aku... aku tidak sengaja. Awalnya dia ingin mendorongku, namun dia terlalu kurus, lalu aku mencoba melawan dan dia akhirnya jatuh ke sungai. Ini bukan salahku."

Ayah Song tidak percaya padanya, dia mencoba melepaskan kakinya. Namun semakin dia ingin membebaskannya, semakin Daddy Song memeluknya. "Suamiku, Yan Mao mungkin sengaja melakukannya, aku tidak mendorongnya dengan kuat, dia membuat dirinya terjatuh sendiri disungai. Lalu orang-orang akan menyalahkanku. Itu pasti adalah niatnya. Suamiku, tolong percayalah padaku."

Ayah Song agak ragu-ragu, memikirkan betapa menderitanya Yan Mao. Mungkin dia juga memikirkan jalan ini. Daddy Song melihat bahwa Ayah Song mulai meragukan apa yang terjadi. Dia mulai menangis lagi.

"Aku tidak bersalah. Aku difitnah, menantu itu benar-benar licik memfitnah mertuanya." Ayah Song sangat mencintai Daddy Song, melihat bahwa tangisan Daddy Song sangat menyedihkan.

Dia segera menepuk bahunya. "Jangan menangis. Pada saat ini, orang-orang hanya percaya kamu mendorong Yan Mao. Kamu jangan keluar kemanapun nanti."

Daddy Song segera berdiri. "Suamiku, kamu yang mengerti aku."

Ayah Song mengusap wajahnya yang penuh dengan air mata. Dia memberikan kata-kata penghibur.

_____

Yan Mao hanya tinggal bersama dengan kedua putranya setelah Ger Tong dan kedua orang tuanya pulang. Yan Mao melihat ke dapur dan tidak menemukan apapun.   Hanya melihat bahwa itu hanya ada beras kasar dengan banyak kerikil.

Beras ini bahkan terlihat sedikit kuning dan hitam. Tolong, dulu aku makan makanan mewah setiap hari. Menghabiskan banyak uang demi makan makanan bersih. Bagaimana nasibnya sekarang. Dia bahkan harus makan makanan kasar.

Benar-benar karma.

Hal yang paling Yan Mao syukuri adalah di masa lalu dia adalah pria yatim yang miskin. Sebelum dia tinggal bersama pamannya, dia tinggal bersama kakeknya. Jadi dia harus memasak untuk kakeknya.

Awalnya dia sangat buta dalam memasak. Bahkan memasak nasi saja dia tidak bisa. Kakeknya dulu seorang chef di restoran tradisional. Jadi kakeknya mengajari beberapa masakan tradisional.

Karena kakeknya memiliki Kesehatan yang buruk, Yan Mao adalah orang yang memasak. Lambat laun Yan Mao sangat pandai dengan makanan tradisional. Bahkan dia bisa mencari beberapa alternatif untuk mengganti bahan masakannya.

Jadi berkah Yan Mao adalah dia pandai memasak. Meskipun dia kaya dalam beberapa tahun kemudian, terkadang jika dia tidak suka masakan hotel, dia bisa meminjam dapur dan memasak makanannya sendiri.

Yan Mao tidak memiliki Paman Ger yang bertugas memasak di rumah, dia lebih suka memasak makanannya sendiri. Paman Ger yang datang hanya untuk membersihkan vilanya. Bahkan tidak banyak orang di rumahnya.

Hanya penjaga dan security, sisanya dia lebih suka sendiri di rumahnya. Ketika Yan Mao melihat ini semua, dia memikirkan apa yang bisa dia masak. Hanya beras kasar, sayuran liar bahkan minyak dan garam tidak ada didapur.

Tiba-tiba Yan Mao memiliki keinginan untuk muntah. Dia memegang perutnya dan segera keluar dipintu dapur. Dia merasa sesuatu tersangkut di tenggorokannya, Yan Mao tidak bisa menahannya. Dia langsung memuntahkan benda tersebut.

Matanya melebar, tiba-tiba batu giok dimuntahkan dari mulutnya.

[BL] Being Rich in Ancient TimesWhere stories live. Discover now