Chapter III : A Big Responsibility

Mulai dari awal
                                    

"Yang Mulia Ratu, apa Anda tidak apa-apa?" tanya dayang Tansy tanpa menghilangkan rasa hormatnya. Sedangkan dayang Mary berkata, "Apa ada sesuatu yang Anda ingin kami lakukan, Yang Mulia?"

Ratu Virginia menggeleng lemah. "Tidak apa-apa. Tidak ada yang perlu kalian lakukan." Sesaat dia terpikir akan sesuatu setelah semua yang terjadi.

"Apakah kabar kematian mereka sudah tersebar ke masyarakat, Nona-nona?" Dayang Tansy dan dayang Mary saling berpandangan. Kemudian kembali menoleh kepada sang ratu.

"Sudah, Yang Mulia," ujar mereka serempak.

"Malah kabar tersebut tersebar sangat cepat setelah para pengawal istana berkeliling tiap daerah untuk menyampaikannya." Dayang Mary mengimbuhkan, beberapa saat dayang Tansy menambahkan. "Dan berita itu juga dimuat dalam koran-koran oleh para wartawan kerajaan, Yang Mulia."

Mendengarnya, Ratu Virginia merasa lega. Dia telah mengutus beberapa pengawal untuk menyampaikan berita kematian Raja Darwin, Pangeran Charles beserta keempat bangsawan lain ke seluruh rakyat di kerajaan Ackerley. Berita yang menggemparkan ini memang sepatutnya diketahui oleh semua orang tanpa terkecuali.

Sebagai ratu satu-satunya di negeri ini, dia terpaksa mengambil alih kekuasaan yang seharusnya dipegang oleh sang raja. Zaman kian berubah. Setelah bertahun-tahun lamanya, melewati tujuh pemimpin yang didominasi kaum pria. Sudah saatnya seorang wanita yang memimpin kerajaan dan menjalankan pemerintahan sebagaimana mestinya.

"Baiklah. Kalian berdua boleh pergi." Ratu Virginia menginterupsi kedua dayangnya. Dirasa tidak ada yang perlu dikerjakan. Mereka lantas pamit undur diri dan meninggalkan kamar.

Tampak dari jendela kamar, hujan yang sejak tadi terus-terusan mengguyur di luar kian berhenti. Langit cerah perlahan menunjukkan keberadaannya, memancarkan cahaya mentari melalui jendela-jendela kamar sang ratu. Tak lama berselang, suara ketukan pintu terdengar.

"Masuklah," sambut Ratu Virginia. Pintu kamar terbuka dan menampilkan seorang pengawal kerajaan seraya membungkukkan badan.

"Ada apa, pengawal?"

"Yang Mulia, para bangsawan wanita ingin bertemu dengan Anda."

     Ratu Virginia mengerutkan dahi. Menurutnya pertemuan ini terlalu mendadak, padahal mereka semua dua jam lalu bertemu di pemakaman dan sekarang ingin bertemu dengannya di istana langsung? Ditambah tak ada tanda-tanda surat yang dikirimkan perwakilan di antara mereka.

"Kenapa mereka tidak membuat janji bertemu sebelumnya?"

"Katanya, mereka ingin memberitahu Anda secara langsung tanpa melalui surat terlebih dahulu, Yang Mulia." Ratu Virginia mengangguk kemudian memintanya keluar lebih dulu. Dia lantas berganti pakaian, dari gaun berwarna hitam ke gaun berwarna kuning kasual dengan berenda putih. Lalu beranjak dari kamarnya menuju ruangan singgasana.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ackerley CaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang