0 • 3 - Let's Begin

Start from the beginning
                                    

Mari kita melihat dunia luar kota Annka. Memakai kacamata hitamnya dan membuka kabin mobil untuk menikmati udara. Ini sungguh menakjubkan karena udara disini benar-benar sejuk. Apa ini juga keajibannya? Baiklah mari kita menuju tempat kampusnya.

'Elysian kau terlihat lebih bersinar dibanding tadi saat bertemu dengan Selene'. Elysian mendengus mendengar ucapan Lucya. Benar, tapi saat itu dia sedang bingung bahkan sampai sekarang. ''Bisa kau diam, sebenarnya aku sedang berpikir. Selene itu siapa? Kenapa dia sangat mendominasi, apa dia seorang Alpha-''.

Elysian mendapat pukulan kecil di kepala. 'Bodoh! Selene adalah God Of Moon yang artinya dia adalah ibu para animal asal kau tahu'.

''Jadi aku harus bersyukur atau bersedih bertemu dengannya?''.

'Terserah kau mau menanggapinya seperti apa'. Lucya kembali menghilang saat Elysian telah sampai pada kampusnya. Kampus ini bahkan sangat besar dari luar. Mungkin dua kali lebih besar dari kampusnya di Korea. Setelah dirinya memparkirkan mobilnya dengan bagus. Elysian akan langsung masuk kedalam kelasnya dan segerah pulang.

Elysian ingat semua apa yang di katakan oleh Lucya tentang letak kelasnya, kantin juga kamar mandi, tidak lupa ruang kesehatan atau UKS. Sesampainya dia di kelas dengan lantai lima. Kelasnya masih tergolong sepi dan juga dosen belum datang. Elysian memilih duduk di baris empat dari depan dia berada di garis ke dua dari kanan. Memilih menghilangkan bosan Elysian memilih membuka buku yang ia bawa. Sungguh dirinya tengah gugup karena dia takut tidak bisa dengan pelajaran mata kuliah Elysian yang asli. Setelah membaca beberapa baris di buku. Jimin terkejud bukan kepalang.

'Ini serius aku bisa paham dengan semua ini?', Setelah Jimin bertanya dengan batinnya sendiri. Dosen tibah tepat waktu. Dan bahkan Jimin meruntuki dirinya setelah sang dosen menggunakan bahasa yang tidak ia pahami. Namun saat pelajaran di mulai disanalah Jimin ingin mengubur dirinya hidup-hidup. Sang dosen memberikan dirinya sebuah pertanyaan karena mendapati dirinya tengah melamun. Awalnya Jimin ketakutan dan gugup, bahkan saat dia menjawab dengan bahasa mereka sontak saja Jimin membekap mulutnya sendiri setelah menjawab pertanyaan dengan lancar.

''Seperti biasa Mr. Lucelence menjawab dengan benar''. Puji sang dosen.

Setelah mata kuliah berakhir Elysian memilih untuk pergi kekantin untuk mengisih perutnya yang kosong butuh di isi. Perjalanan menuju kantin cukup jauh tapi itu terbayar karena kantin ini sungguh luar biasa. Biasanya kalau tempatnya bagus makanannya juga mengenyangkan dan enak. Elysian langsung saja mengambil nampan dan piring. Dia mengambil apa yang ingin dia makan. Lengan kirinya juga terisi degan kardigan juga nampan. Setelah selesai, Elysia mencari meja kosong dan dia menemukannya.

''Mari kita makan''. senyumnya bahagia. Elysian sudah bersiap menyantapnya sampai stranger datang menyiramkan fanta kuning ke atas kepalanya. Elysian tidak bisa berkata-kata lagi.

''Apa yang di lakukan Omega bayaran sepertimu disini? Apa kau tidak melihat mereka yang risi terhadapmu?''. Gadis itu tidak merasa bersalah sama sekali setelah menyiramnya. Elysian memejamkan matanya menahan gejolak marah dari dadanya. Dia belum tahu saja bila di kampusnya, Jimin adalah wakil SU Student Unions dengan di ketuai oleh Kim Taehyung. Dia ambil peran penting dalam kampus. Mahasiswa disana tidak berani berurusan dengan anggota SU karena sekali masuk dalam buku hitam anak SU tamat riwayatmu mengulang tahun depan. Dan Jimin jugalah yang mentertipkan setiap mahasiswa yang keluar dari jalurnya dan meluruskan kesalahan mereka. Jimin juga tidak bisa mentoleransi kekerasaan apapun, dan apalagi dia melihat perundungan atau pembullyan. Dan mereka sang pelaku akan mendapat sanksi dari anggota SU dan para mahasiswa lainnya. Sebab itu Bighit Universitas sangat damai.

Dan apa tadi yang di katakan gadis ini? Omega bayaran? Jalang maksudnya dirinya?.

Baiklah ini bukan Elysian yang keluar tapi ini mode Jimin senggol bacok. Dia menatap gadis itu dengan remeh. Seulas seringai muncul di sudut bibirnya memandang gadis di depannya ini. Tinggi mereka hampir sama jadi Jimin tidak perlu untuk terlalu menunduk karena itu pasti akan menyakiti lehernya. Karena dia tidak biasa.

The Royal Elite • vmWhere stories live. Discover now