Dua

204 14 0
                                    


Happy reading guys

Happy reading guys

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☘️☘️☘️

Vanilla telah tiba di rumah nya, Aiden mengantarkan Vanilla sampai di depan pintu. Dia sudah selesai membersihkan dirinya tinggal menunggu kepulangan Mama nya. Mama Vanilla harus banting tulang untuk masa depannya, ayahnya sudah berpulang terlebih dahulu ke sisi Tuhan. Dia sama sekali belum pernah melihat wajah almarhum ayahnya secara langsung hanya lewat sebuah foto saja. Saat itu umur nya masih 3 tahun, baru sebentar saja yang di rasakan kasih sayang seorang ayah.

"Assalamualaikum," salam Vania, Mama nya.

"Waalaikumsalam,"

Vanilla menghampiri Mama nya yang basah karena terkena air hujan.

"Mama mah bukannya telepon buat bawain payung, nanti mama bisa sakit."

Vania tersenyum. "Mama kira di mobil tadi ada payung, makanya Mama langsung lari aja."

"Yaudah mama bersih-bersih dulu, aku buatin coklat panas buat Mama,"

"Makasih sayang,"

Selepas membuatkan coklat panas dan juga membawakan makanan untuk mama nya, Vanilla segera menuju kamarnya.

Hujan masih turun dengan deras dan malam mulai datang. Vanilla membuka gorden untuk melihat keluar, di sana dia melihat kamar Aiden dengan lampu menyala.

"Dia lagi ngapain ya?" Batin nya.

Tak lama kemudian gorden kamar Aiden terbuka, dia bisa melihat Aiden sedang melambaikan tangannya.

Ting

Aiden 🐊

Buru-buru Vanilla turun untuk menemui Aiden

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Buru-buru Vanilla turun untuk menemui Aiden.

"Hati-hati, nak, turun tangga nya nanti jatuh." Vania khawatir jika anaknya terjatuh.

"Iya ma," sahut Vanilla, lalu segera menuju pintu depan.

Terlihat seorang Aiden yang mengenakan payung berwarna pink bermotif hello Kitty.

"ga salah lihat nih gue, seorang Aiden yang di kenal songo, jago berantem. pake payung pink? Mana hello Kitty lagi," Vanilla menyenderkan tubuhnya di tembok.

Aiden mendengus. "Nih payung punya adek gue, payung yang lain pada rusak. Oh ya, ini kue buatan nyokap, semoga suka."

"Ada acara apa? Nyokap lo hamil lagi?" Tebak Vanilla.

"Sembarangan. gue ga mau punya adek lagi, cukup Cheryl aja. Nanti semisalnya gue punya adek lagi di kira anak gue lagi pas jalan berdua." Ujar Aiden. Dari dulu Aiden tidak mau punya adik lagi, katanya malu.

"Kirain. Eh, ya, makasih kue nya, udah repot-repot Datang ke sini mana hujan lagi." Vanilla mengangkat kotak tersebut.

"Masama, apasih yang ga buat neng Vanilla." ucap Aiden sambil mengedipkan sebelah matanya.

Vanilla mendatarkan wajah nya. "Jangan mulai deh,"

☘️☘️☘️

Vanilla melangkahkan kakinya memasuki sekolah, banyak sapa dari orang-orang yang lewat.

" Selamat Pagi Vanilla,"

"Pagii pretty,"

"Hai kak Vanilla,"

"Hallo Vanilla,"

Vanilla hanya membalas mereka dengan senyuman, dia cukup terkenal di sini. Selain menjabat sebagai wakil osis, dirinya juga menjabat sebagai ketua ekskul PMR. Awalnya dirinya ingin sekali masuk club karate tetapi sang Mama tidak mengijinkannya karena dia sangat mudah lelah. Jadi Mama nya meminta tolong kepada Aiden untuk mengajarkan karate Kepada Vanilla.

Saat akan menaiki tangga, dirinya berpapasan dengan para jamet di sekolah nya, kata Vanilla.

Vanilla sebenarnya malas bertemu dengan mereka.

"Wihhh kebetulan banget ketemu, gue mau kasih tau aja. Jauhin Aiden, karena sebentar lagi temen gue bakal bikin Aiden suka sama dia dan bakal lupain lo." Bisik Sarah.

Vanilla mengepalkan tangannya lalu menghembuskan nafasnya. "Temen yang mana? Lo? Atau Lo? Yang ada Aiden bakal maki-maki kalian," ucap Vanilla di sertai senyum sinis.

"Sialan, lo lihat aja. Temen gue bakal datang beberapa hari lagi."

Vanilla terlihat menirukan gaya bicara Sarah, mode julid nya keluar.

"ga peduli. awas gue mau lewat!" Vanilla menyenggol bahu Sarah.

Selepas Vanilla pergi, Sarah terus mengumpat. Dari dulu sarah tidak menyukai Vanilla, dia terkadang iri dengan Vanilla.

"Awas aja lo,"

☘️☘️☘️

S

esampainya di kelas, Vanilla langsung di tarik oleh Aurel.

"Mana buku PR lo? gue mau lihat,"

Vanilla terlihat sedang mencari buku PR nya dan langsung memberikan nya kepada Aurel. Sudah biasa seperti ini, sahabatnya sangat pelupa akan tugas.

Lalu Vanilla duduk di bangkunya sambil memandangi langit dan lapangan sekolah. Di sana dia bisa melihat Aiden dan para sahabatnya sedang bermain bola basket, hari ini jadwal kelas Aiden olahraga.

Hingga ucapan Sarah terngiang-ngiang di benak nya, bagaimana jika terjadi? Dan semisalnya benar, dirinya harus berbuat apa? Dan jika mereka sampai berpacaran apa boleh Vanilla marah? Tapi dia sadar akan status sebagai seorang teman saja.

🐥🐥🐥

Ciaww ada yang nungguin cerita ini??

Ayoo ramein

Jangan lupa votmen ya!

Sampai jumpa di part selanjutnya

Next part selanjutnya??

Friendzone (On Going)Where stories live. Discover now