Astronesia

238 88 27
                                    

[Usahain follow dulu sebelum baca, jangan lupa pencet bintang🌟 sekalian komen juga boleh🫣]

━━━━━━━━━━

16 Februari 2021

Hari Selasa yang cukup panas berjalan seperti biasanya. Begitu pula mood Vernold yang kebetulan sedang berantakan karena ulah seorang murid baru, tadi pagi.

"Jangan manggil gua Raja kalo lagi di sekolah!" gerutunya setiap kali mendengar para sahabat karibnya sengaja melontarkan nama terlarang itu di kawasan sekolah.

"Ya emang kenapa sih, orang lo aja dulu ngenalin diri ke kita gini 'gue biasa dipanggil Raja'. Eh giliran dipanggil gitu beneran ngamuk-ngamuk, cih!" seorang lelaki yang sedari tadi tak lekang dari pandangan Raja ikut menggerutu.

"Yang punya nama gua, ya hak gua lah, bacot amat!"

Mereka berdua tak sadar kalau selama perdebatan itu terjadi, Bu Wina yang sedari tadi duduk di bangku guru terus memperhatikan dengan wajah masamnya.

"Kalian berdua kalau tidak bisa diam, sebaiknya keluar dari ruang kelas ini!" seakan-akan sudah tak tahan dengan kelakuan kedua anak muridnya, akhirnya beliaupun angkat bicara, dengan nada sedikit meninggi.

Tuhan sepertinya memang tau isi hati Vernold. Bel istirahat yang sudah ia nanti-nanti akhirnya berbunyi. Setelah Bu Wina berhasil menghilang dari ambang pintu, seluruh siswa berebut untuk segera keluar. Faktanya, mereka memang harus bergegas menuju ke kantin, sebelum semua makanan habis tak tersisa.

"Kebiasaan dah, Bu Wina kaga bisa apa ngasih jam sedikit lebih singkat, guru lain juga bel belom bunyi udah pada keluar kelas,"

"Mulut lu mending diem aja dah Ken!"

Tiga orang lelaki terlihat memasuki kelas XI IPS 3. Tepatnya tempat di mana Vernold dan Kenzo sedang adu mulut.

"Berantem aja teros, kaga cape apa dah!" tanpa basa-basi ataupun salam, seorang lelaki berpenampilan rapi (tapi bukan yang kelewat rapi) menerobos tempat duduk yang tadinya di duduki oleh seorang perempuan.

"Ga sopan lu Thur! cewe kelas gua ya itu!" sepertinya memang kondisi mulut Vernold saat ini sudah tidak bisa dikontrol, bahkan kebiasaan buruk yang memang sudah sering dilakukan teman-temannya saja ia kritik.

"Lu kenapa dah Ja?"

Bukannya mendapat jawaban, Arthur malah melihat sebuah bola mata yang tepinya sudah memerah. Tanda sang empu sudah ingin mengeluarkannya dari kelopak tempat ia berada.

"Eh! maksud gue Ver! sorry salah. Lu kenapa dah, sentimen betul. Dah kaya cewe pms aja,"

"Dia abis mengalami tragedi besar. Lu pada belum tau pan?"

Arthur, Kevin, dan Jendral yang memang tidak sekelas dengan dua orang itu kini hanya bisa saling melempar tatap penuh tanya.

"Ck! itu cewe siapa sih? sok banget jijik," cerca Vernold tiba-tiba, yang membuat seluruh pasang mata di dalam kelas itu menatap ke arahnya. Namun siapa peduli?

"Apa deh kenapa? cerita yang bener anjir!" Ucap Jendral yang memakai bahasa Indonesia, namun masih terasa jelas logat Balinya.

"Jadi tuh begini ......"

Largest Zone Where stories live. Discover now