Prolog

281 90 8
                                    

[Usahain follow dulu sebelum baca, jangan lupa pencet bintang🌟 sekalian komen juga boleh🫣]

Nama tokoh, karakter, setting dan peristiwa murni diadaptasi dari keadaan nyata, namun ada beberapa yang mungkin hasil rekayasa ataupun modifikasi. Maaf jikalau ada kesamaan yang tidak disengaja, dengan cerita lain.

Dimohon untuk tidak menjiplak/mengambil secara sengaja, dari hasil karya ini.

━━━━━━━━━━

Lenguhan berat seorang gadis menelusup ke telinga sosok lelaki di belakangnya. Dengan wajah tanpa dosanya, lelaki itu menunjukkan sedikit senyum puas. Telapak tangannya terasa berkeringat, karena sudah hampir setengah jam berada dalam posisi seperti ini. Namun ia merasa sedikit lega karena gadisnya sudah tak melawan lagi.

Oksigen di dalam ruangan yang sepertinya sudah hampir habis terhirup, tak membuat dua insan itu mengakhiri kegiatannya. Entah makhluk dari dunia mana yang sudah mengendalikan jiwa raga mereka saat ini, hingga kalaupun ada bahaya yang mengancam, mereka tak akan peduli.

Kini hanya ada dua ego yang sedang bertarung, saling melawan dan berusaha mencapai titik kemenangan. Yang entah kapan titik itu tercapai oleh salah satunya.

"Gimana?"

Bibir ranum milik seorang lelaki bertubuh kekar mulai mendekat ke telinga sang gadis. Mulutnya terbuka, membisikkan kalimat-kalimat penuh tekanan, ditambah deruan nafasnya yang tak tertata. Sedikit senyum ia sunggingkan sebelum akhirnya melontarkan kalimat ejekan.

"Segini doang? katanya ... "

Belum selesai perkataan sang empu terucap, tubuhnya lebih dulu tersungkur ke belakang. Gadis yang sedari tadi ia kunci posisinya, ternyata sukses membalikkan keadaan. Hanya dengan sekali memelintir pergelangan tangan, dan memutarkan badan, gadis cantik itu berhasil mendapat posisi yang memuaskan.

Di sisi lain, wajah yang tampan rupawan bak dewa, hingga tak ada satupun wanita yang berani mengacuhkannya, terlihat merintih. Ia tidak bisa menyepelekan kekuatan lawannya kali ini. Bahkan rasanya, punggung yang telah bergesekan dengan lantai itu sudah menjerit kesakitan.

Tak ada satupun orang di dalam ruangan itu kecuali mereka berdua, kini ia hanya bisa melihat sebuah benda berwarna hitam, tepat berada dalam genggaman sang gadis.

Sadar akan reaksi lawan, dengan sigap dan penuh emosi, kaki jenjang milik gadis berparas cantik itu pun melangkah dengan cepat, memposisikan badannya tepat diatas tubuh yang kini sedang tergulai lemah.

Matanya memicing tajam, wajahnya pun didorong mendekati sasaran "jangan karena daritadi gue diem, lo pikir gue gabisa ngelawan ya, tuan Vernold Van Jaesco!" pistol yang sedari tadi ia pegang kini bergeser mengarah ke kepala manusia di bawahnya.

Merasa terancam, mata sang empu melotot "are u kidding?" tubuhnya sudah terlalu lemah untuk bisa membalikkan posisi saat ini.

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari gadis itu, hingga tak lama kemudian suara merdu peluru yang keluar dari kandangnya pun terdengar.

━━━━━━━━━━

Jangan lupa pencet bintang di sisi kiri bawah ya readers😉

Based on true story

Largest Zone Where stories live. Discover now