Diana memeluk Shan erat-erat ketika Shan menangis tersedu-sedu, sesekali ia mengecup kening Shan berharap Shan tenang.

"Mama janji, mama janji gak akan nyakitin kamu lagi, Shan. Asal jangan pergi tinggalin mama, jangan cari orang tua kandung kamu yang udah buang kamu," ujar Diana yang ketakutan, ia takut Shan mencari orang tua kandungnya.

Seburuk apapun Diana memperlakukan Shan sebelumnya, ia tetap tak rela jika Shan pergi jauh darinya.

Sekitar beberapa detik kemudian, Shan mampu mengontrol tangisannya, bahunya gemetar kecil akibat dari rasa sakit di hatinya.

"Sekarang cerita sama mama, apa yang terjadi antara kamu sama papa?" Tanya Diana seraya melepaskan pelukannya dan memegang bahu Shan.

"Mama gak akan percaya sama aku."

"Mama bakal percaya."

"Papa selingkuh sama tante Arin," ucap Shan yang membuat Diana begitu terkejut.

"Kemarin malam aku mergokin papa masuk ke rumahnya tante Arin, papa marah sama aku dan malah nuduh aku yang enggak-enggak ke mama. Dan semalam aku ke rumah tante Arin buat marahin tante Arin, tapi papa tau dan malah marahin aku. P-papa bilang aku gak berhak ikut campur, soalnya aku bukan siapa-siapa," ujar Shan yang menjelaskan tentang kejadian dua malam terakhir ini.

"K-kamu serius kan?" Tanya Diana dengan suara gemetar.

Shan menganggukan kepalanya, "aku gak mau papa sama mama berantem, makanya aku nahan buat gak bilang sama mama, tapi perlakuan papa ke aku semakin keterlaluan, jadi aku bilang gini sama mama."

Diana bertemu tatap dengan Yorka yang entah sejak kapan berdiri di ujung tangga, tatapan Yorka terlihat begitu tajam.

Entah Yorka harus terkejut dengan yang mana dulu, kedua fakta tersebut membuatnya kesal dan marah.

Yorka menghampiri Shan, ia meraih tas Shan di atas kursi, kemudian menarik tangan Shan dari sana, "Ayok pergi."

Shan hanya menundukan kepalanya seraya mengusap air matanya yang tak bisa berhenti menetes, kemudian Yorka memakaikan helm di kepala Shan.

"Bakal ada rajia di perempatan deket sekolah, lo harus pake helm," ujar Yorka dengan suara pelan.

"Kita gak kembar, selama ini kita dibodohin," lirih Shan.

"Gak usah dibahas, jangan nangis, lo tetep adek gue, maaf kalau selama ini gue selalu nyakitin lo," gumam Yorka.

"Gue mau pergi sendiri," ujar Shan seraya hendak melepas helmnya, namun Yorka menahan tangannya.

"Kita mirip, lo gak nyadar? Papa sama mama yang bohong," ucap Yorka.

"Faktanya gitu, kita gak sedarah."

Yorka mendengus kecil, "terus lo mau apa?"

"Gue mau pergi sendiri."

"Jangan, kita harus ke sekolah bareng, gak usah mikirin omongan mama sama papa, semuanya bakal baik-baik aja," ucap Yorka seraya mengusap jejak air mata di pipi Shan menggunakan ibu jarinya.

"Aw manisnya! Hati-hati Incest!" Pekik Haikal yang tengah melewati rumah Shan dan melihat interaksi Yorka dengan Shan dari celah pagar.

"Diem lo, gue lagi gak pengen becanda," tegur Yorka, Haikal pun bungkam dengan senyuman kakunya, kemudian melanjutkan langkahnya dengan kantung plastik di tangannya.

**

Shan meninggalkan ponselnya di tas saat jam istirahat kedua berlangsung, ia hanya duduk di pembatas atap sekolah sambil memandang langit yang terlihat mendung, sepertinya hujan akan turun.

ARJEAN || I Am (not) Villain +Jung Jaehyun ✔️Where stories live. Discover now