Helpless

11.6K 806 26
                                    

Lelaki yang tadinya menggeram dan merintih kesakitan tiba-tiba terdiam. Ruangan kamar bernuansa klasik yang saat ini minim cahaya mendadak menjadi senyap dalam sekejap. Embusan napas yang tadinya terdengar tersengal-sengal kini mulai berembus tenang dan teratur.

Namun, itu tak berlangsung lama karena setelahnya, lelaki itu tiba-tiba menyeringai dengan tampilan wajah yang lebih menyeramkan dari sebelumnya. Sorot matanya bergerak-gerak liar dan berkilat-kilat tajam di kegelapan.

Hidungnya kembali mengendus sesuatu yang beraroma lembut. Refleks kepalanya bergerak ke samping mengikuti sumber aroma yang diendus, dan seketika menyunggingkan senyum penuh sensual tatkala sumber aroma memabukkan itu berasal dari seorang gadis yang terlelap pulas di sampingnya. Memandangi keseluruhan tubuh Ana bagaikan seorang predator buas yang sudah sangat kelaparan. Netranya berkabut penuh gairah menyusuri setiap lekukan-lekukan tubuh gadis itu secara saksama.

Ini kali kedua sosok yang dikenal sebagai penguasa kegelapan dalam diri tuan muda itu merasakan kabut gairah yang begitu besar. Sebelum-sebelumnya saat sosok itu muncul mengambil alih tubuh itu, tak pernah sedikit pun merasakan hasrat seksual kepada perempuan-perempuan yang ditemuinya tanpa sengaja. Selama ini sosok itu hanya akan puas bila sudah menyiksa korbannya sampai berdarah-darah dan mendengar suara rintihan serta rontaan seorang perempuan lemah. Akan tetapi, malam itu saat ia melihat seorang gadis berjalan seorang diri di kegelapan, untuk pertama kalinya menumbuhkan hasrat lain yang terasa menggebu-gebu dan bergejolak luar biasa. Aroma lembut tubuh gadis itu seolah-olah memanggilnya untuk segera mencumbunya tanpa ampun.

"Kita bertemu lagi kucing kecil ...," bisiknya mendesis.

Lelaki yang dijuluki penguasa kegelapan itu bergerak pelan, perlahan-lahan merangkak naik ke atas tubuh Ana yang sampai detik ini masih tak terusik sedikit pun. Menumpukan kedua lutut di sisi kiri kanan paha Ana, dengan kedua tangan yang juga menumpu pada sisi kiri kanan kepala Ana.

Matanya semakin berkobar diliputi gairah, sementara jakunnya bergerak naik turun menelan ludah berkali-kali. Seperti tak sabar mencicipi  mangsa yang menyerahkan dirinya sendiri.

Sosok itu menundukkan kepala, menempelkan bibirnya ke bibir ranum Ana dengan rakus.

"Manis ....," lirihnya dengan suara parau. Kembali menegakkan punggung lalu menarik kasar kaos yang melekat sempurna di tubuh kekarnya. Melempar kaos yang sudah terkoyak begitu saja, kemudian kembali menunduk dan menggerayangi gadis itu.

Lidahnya bergerak lincah menjilati permukaan kulit wajah mulus Ana, dan berlama-lama di bagian bibir. Menggerak-gerakkan lidah bermain di kedua bibir yang tampaknya menjadi mainan barunya. Menyesapi sambil menghirup dalam-dalam aroma napas Ana yang berembus menyambar kulit wajahnya.

Sesuatu yang dirasakan basah, hangat dan bergerak-gerak geli di wajahnya membuat Ana terusik dari tidur. Ana menggeliat merasakan beban berat menindih tubuhnya dan refleks membuka mata.

Keterkejutan dan ketakutan yang luar biasa langsung menyambut Ana saat matanya terbuka dan mendapati siluet seseorang berada di atas tubuhnya. Bahkan wajah lelaki itu pun menempel rapat dengan bibirnya yang sudah terkulum sepenuhnya di dalam mulut lelaki itu.

Kepanikan menyergap Ana. Aliran darahnya mendadak naik ke kepala. Kedua tangan Ana sontak mendorong dada lelaki itu untuk menyingkir dari atasnya. Akan tetapi, tubuh yang terasa begitu keras dan berotot itu tak bergerak sedikit pun.

"Sudah bangun kucing kecil?" Lelaki itu bertanya dengan suara serak. Ia lalu mendekatkan bibir ke telinga Ana. "Apa kamu tidak merindukan cumbuanku?" bisiknya sensual. Menjilat dan menggigiti daun telinga Ana yang membuat gadis itu merinding hebat dengan jantung yang sudah  memompa tak terkendali.

The Psychopath LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang