- my besan is my circle

688 31 1
                                    

Alanza memasuki pintu rumah besar itu dengan kedua tangannya membawa balon yang sangat banyak. Sedikit cerita saat membeli balon tadi, Alanza bingung ingin balon berwarna apa dan bentuk apa, ia terus mengembalikan balon yang ia ambil. Al yang greget pun membelikan semua balon yang terikat di sana, bahkan bukan satu ikatan, ia belikan dua ikatan balon udara yang setiap ikatan nya mungkin 15 balon.

Dan yah, sekarang pukul 05:20, saat mereka di jalan, Al tidak bisa berkemudi di atas rata rata, bahkan rata rata pun tidak bisa, takut nya Alanza terbang terbawa balon. Alhasil mereka yang seharusnya hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk pulang menjadi 40 menit lebih.

"Anjayyy, aku bohong, kak Al yang bohong!" Seru seseorang dari tangga. Alanza reflek menatap sumber suara tersebut.

"Anjayy, aku cantik, Vian jelek!" Sahut Alanza kepada cowok yang sedang menuruni tangga.

"Kak, kakak itu kayak balon" ucap cowok yang sekarang menuju ke arah nya. Cowok itu adalah Al Vian Bramana, adik Al yang berumur 15 tahun.

"Kok gitu?" Tanya Alanza mendekat.

"Sama sama memancarkan warna yang dapat membuat hati bahagia," goda cowok itu mengambil satu ikatan balon yang ada di tangan Alanza.

"EAKKKKK!" heboh mereka berdua.

"Ada apa ini ribut ribut?" Suara Beriton dan berat itu sedikit menggema di ruang tamu.

Alanza berbalik, "papa!" Sapa Alanza mendekat.

"Kamu bohong, papa yang bohong," bukan nya menjawab panggilan Alanza, pria itu malah menunjukkan botol Aqua yang ia pegang.

"Kenapa semua suka bohong?" Tanya Alanza bingung.

"Karna kamu bohong," jawab Vian.

"Gimana sekolah nya?" Tanya pria bertubuh besar itu, dia adalah ayah dari Al dan Vian, yaitu Bramana.

"Lancar lancar aja pa," jawab Alanza sopan.

"Pa, kan ini kak Al udah di rumah, setelah makan buat tiktok ya?" Tanya Vian semangat.

"Iya dong, kan tujuan nya emang itu," jawab pria yang di panggil Alanza papa itu.

"Minta Alanza ke rumah cuma mau buat tiktok?" Tanya Al menenteng tas nya di satu pundak.

Vian dan ayah nya mengangguk mengiyakan, "ada trend terbaru, jangan sampai ketinggian," ucap Vian antusias.

"Trend yang mana?" Tanya Alanza penasaran.

"Trend yang aunsi bala Vida itu lohh, yang kuda poni," heboh Vian.

"Ainsi bas la Vida yan," ralat Bramana.

"Ohhh, yang nanti satu orang terbully, terus dia nya mangap, terus timbul filter kuda poni itu yah??" Tanya Alanza ikut heboh.

"Nahh iya!" Jawab Vian dan Bramana kompak.

"Ohh iya, ada Trand satu lagi, yang dance fly light fly light!" Heboh Alanza.

Al yang melihat nya menggeleng tidak percaya. Alanza memang seperti virus, dapat menyebarkan kebahagiaan dalam waktu yang singkat. Padahal ayah nya adalah orang yang sangat malas bersosialisasi dengan orang lain, bahkan mungkin ia tidak pernah melihat ayah nya akrab dengan seseorang. Dan adiknya Vian, yang ia tahu Vian adalah anak kalem dan pendiam, teman teman Vian sering berkata seperti itu jika ada saat mereka bertemu.

Tapi sekarang apa? Keluarga nya malah menjadi keluarga yang kocak jika ada Alanza. Mereka sering bermain game bersama, membuat tiktok, foto foto tidak jelas, bahkan suka menjahili anak tetangga dan mengambil mangga mereka, benar benar sikap yang tidak terpuji.

Our love story Where stories live. Discover now