17 || Ferry dan Shannon

Start from the beginning
                                    

Dan sore itu Haikal dan Shan benar-benar menghabiskan waktu bersama, bahkan hingga mereka pulang pukul 8 malam.

**

Kini jam sudah menunjukan pukul 9 malam, Jean berada di rumah Yuno untuk makan malam keluarga, kebetulan ada neneknya juga di sana, sebenarnya ia tidak mau ikut, namun neneknya memaksa.

Selama makan malam berlangsung, semua orang nampak senang melihat kehadiran Nathan, mengingat sudah lama sekali Nathan tidak pulang ke rumah utama.

Sementara Jean, hanya nenek Nara dan Shua yang menegurnya, ia diabaikan oleh Yuno dan Qian.

Setelah makan malam, Jean menyibukkan diri membantu bibi Wan di dapur, membantu membereskan dapur sambil mengobrol sedikit. Semua itu ia lakukan karena terbiasa, dan kini untuk menghindari pembicaraan juga dengan yang lain.

"Jean! Udah, sayang. Sini.." Nenek Nara memanggil Jean, Jean pun menghampirinya di ruang tengah, terlihat Nara yang sedang duduk bersama Nathan serta Shua di sofa.

Jean duduk di samping Shua, membuat Shua tersenyum padanya.

"Lupain semua masalah yang menimpa keluarga kita, terutama soal Jean dan Shua," ujar Nara yang membuat Jean meremat pahanya sendiri, sementara senyuman Shua terlihat memudar.

"Nenek pengen, Jean, Nathan, dan Shua gak tinggal terpisah lagi, nenek pengen ngeliat kalian tinggal bersama di sini. Buat Nathan, kamu beneran kan mau tinggal di sini lagi?" Tanya Nara pada Nathan, Nathan pun tersenyum dan menganggukan kepalanya.

"Janji ya?" Tanya Nara lagi.

"Janji, Nek."

Kemudian pandangan Nara beralih pada Jean yang lebih banyak diam dari biasanya, "kamu mau kan, Je?"

"Aku udah beli apart di depan kampus, biar gak kejauhan lagi dan bisa santai pergi ke kampus," sahut Jean.

"Dari sini pun deket, Jean." Nara mengerutkan dahinya.

"Maaf Nek, aku gak bisa." Jean menolak membuat Nara terlihat kecewa.

"Gak baik Jean tinggal di sini, nenek tau sendiri perlakuan dia ke Shua gimana," ujar Nathan yang membuat Shua meremat bantak di pangkuannya, sementara Jean tak merubah ekspresinya, tetap dingin.

"Nenek bilang lupain-."

"Maaf Nek, aku sakit hati." Nathan menyela ucapan Nara, tatapannya begitu sendu seolah memang begitu sakit hati dengan perlakuan Jean terhadap Shua.

"Kamu gak boleh gitu, kita harus bisa saling memaafkan."

"Siapapun iru bisa aku maafin, tapi Jean gak bisa, dia udah hancurin masa depan Shua. Kalau nenek tetep maksa Jean buat tinggal di sini, bisr aku yang pergi," ujar Nathan yang membuat Jean menahan kesal.

"Lo tenang aja, gue gak akan pernah tinggal di sini," ujar Jean, dan Nathan hanya diam tanpa menoleh sedikit pun.

Nara menghela nafasnya, "sayang banget, padahal nenek berharap kalin bisa tinggal bersama."

"Tanpa aku lebih baik, Nek." Jean berucap dengan suara pelan.

"Jangan ngomong gitu, nenek gak kau kalian bertengkar. Untuk Nathan, belajar memaafkan saudara sendiri," ujar Nara seraya menatap Nathan.

"Jangan paksa aku buat maafin Jean," ucapan Nathan terdengar tegas, seolah ucapannya tak akan berubah.

Jean tersenyum kecil, "gue juga gak butuh maaf dari lo, Nath. Gue gak salah apa-apa," sahutnya, kemudian ia beranjak dari sofa.

"Mau ke mana?" Shua memegang tangan Jean.

"Aku pulang, aku sibuk,"sahut Jean, kemudian ia melangkah pergi, membuat Nara menghela nafasnya.

ARJEAN || I Am (not) Villain +Jung Jaehyun ✔️Where stories live. Discover now