step 1 [III]

118 12 1
                                    

Geto tersenyum melihat kekacauan dibawahnya, para anggota clan kamo yang berlarian kesana kemari berusaha menyelamatkan diri sendiri dari kejaran para samurai berbaju hitam.

"Yah~ tidakkah ini terlalu sadis? Mereka akan segera mengetahui ini ulahmu, geto~"

Pria berkuncir itu menoleh pada rekan disampingnya. Surai birunya beterbangan diterpa angin malam itu.

"Kau hanya perlu melakukan tugasmu mahito, jangan ikut campur itu bagianku."

Mahito tersenyum miring, merasa puas dengan jawaban sinis yang dilontarkan geto.

"Hai hai~~"

"Geto disebelah sana, kau mau aku yang membereskannya atau bagaimana!?" Teriak seseorang dari bawah sana, geto dan mahito yang sedang duduk diatas loteng itu pun segera menoleh. Geto pergi dari sana meninggalkan mahito sendirian.

"Semangat geto~~ jogo~~" pekik mahito, lalu ia bersandar di kedua lengannya, menatap semua kekacauan yang terjadi di kediaman clan kamo. Setelah membunuh para petinggi dan kini, para anggotanya tidak akan dibiarkan hidup. Pria itu tersenyum puas, lalu tiba-tiba ekspresinya berubah.

Pria itu menegakkan tubuhnya ketika merasakan sebuah energi yang familiar namun asing disaat yang bersamaan. Kepalanya menoleh kesana, kemari, berusaha mencari dari mana asal energi kuat dan mengerikan itu.

"Kutukan kebencian..." gumamnya, "seseorang dengan kutukan kebencian sudah dekat...!" Ucapnya, antusian dengan seringaian lebar dan kedua mata membelalak.

"He... he... hehe..." mahito tertawa seraya menunduk mengepalkan kedua tangannya.








Sementara itu, geto terlihat tak berkedip sama sekali ketika ia menebas habis orang-orang yang berusaha menyerangnya.

Orang-orang lemah yang sok berkuasa harus mati. Pikirnya.

Jogo disampingnya juga membantu menghabisi semua yang terlihat masih bergerak. Sampai akhirnya.

Crashh

Sebuah pedang menyayat tubuh jogo, membelahnya menjadi dua bagian. Melihat hal tersebut, geto tersentak dan melompat mundut menghindari serangan selanjutnya dari sang musuh.

Alisnya bertaut ketika melihat sosok perempuan didalam kabut, matanya memincing berusaha menebak-nebak siapa orang tersebut.

Dan betapa terkejutnya ia menemukan misoo yang berdiri disana dengan setelan yukata hitam bersimbah darah dan sebuah pedang di tangan kanannya. Paras cantik gadis itu terlihat bertaut, marah, kesal dan bingung disaat yang bersamaan.

"Jadi ini yang kau maksud rencana, geto?"

Geto kembali berusaha menyadarkan dirinya, ekspresinya kembali berubah datar namun tak berhasil menghilangkan kedua alisnya yang bertautan. Tubuhnya kembali menjadi tegap, "lebih baik kau tidak ikut campur dalam ini misoo."

Misoo mendecih, menyeka darah dari pipi kirinya, "kau tahu kau akan ditangkap untuk ini geto."

"Dan kau membunuh para petinggi zenin," geto menyeringai, berjalan mendekati sang gadis yang tak menunjukan rasa gentar atau takut sedikit pun, hal itu berhasil menarik perhatian geto, "apa bedanya antara kau dan aku?"

Misoo tersenyum, gadis itu memutar bola matanya sebal, "kau tahu kenapa aku melakukan itu. Dan aku menghindarimu karena aku tahu motif aslimu, suguru."

Geto menautkan alisnya sebal ketika mendengar panggilan barunya dari misoo, ia tak suka sama sekali dengan penyebutan clannya keluar dari bibir gadis itu.

"Jadi kau sudah tahu, baiklah, dan kau dipersilahkan untuk pergi," titah geto, mulai tidak sabar.

Misoo menggeleng, "gojo sendiri yang akan datang membunuhmu tahu?"

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jul 24, 2022 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

𝐕𝐞𝐧𝐠𝐞𝐚𝐧𝐜𝐞 | jjk x oc (Draft)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora