wine [II]

71 11 0
                                    

TAK!

TAK!

TAK!

Pukulan demi pukulan gadis itu layangkan pada manekin dihadapannya, kuda-kuda, menghindar, mundur, menunduk, maju, menghunuskan pedang, menangkis.

Ia terus menerus mengulang apapun yang telah diajarkan toji padanya.

'Daging dan tengkorak manusia bisa lebih keras dari jerami ini, aku harus menambahkan massa ototku' batim misoo seraya menyeka keringat yang mengucur di dahinya. Membuat catatan mental untik betapa kerasnya tengkorak makibuto yang ia hunus pedang saat itu, dan para bandit yang menyerang nanami juga itadori berbulan-bulan yang lalu.

Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Ia telah tinggal dikediaman nanami cukup lama sekarang.

Dan sejak saat itu pula, ia bertekad untuk menjadi lebih kuat saat menemukan letak tempat latihah berpedang dikediaman nanami. Ia setiap harinya selalu memulai hariny dari pagi buta, saat bahkan matahari belum memunculkan sinarnya.

Entah itu mengasah semua teknik yang dimilikinya agar lebih tajam, atau berolahraga untuk menambah massa ototnya.

Prok prok prok

Misoo tersentak dari lamunannya, gadis itu mendelik kearah samping dan menemukan itadori yang sedant berjalan kearahnya dengan pandangan kagum dan kedua pipi bersemu merah. Entah karena apa, atau mungkin misoo terlihat lebih menawan dengan rambut yang diikat dan keringat yant bercucuran.

"Sejak kapan kau disitu."

"Sejak dua hari yang lalu!"

"Apa?"

Itadori mengangguk mantap, "ya! Dan aku suday memutuskannya!"

Misoo mengangkat sebelah alisnya, "...ya?"

"Untuk menjadi muridmu! Tolong ajari aku semua hal!" Teriaknya sembari membungkuk.

Misoo menghela napas, bahkan ia melakukan semua ini diam-diam tanpa sepengetahuan nanami. Dan kini, pemuda berisik ini mau menjadi muridnya, apa yang akan dikatakan nanami.

"Tidak. Aku belum cukup hebat, itadori-kun."

"Tapi apa kau lihat bagaimana kau mengalahkan para bandit itu?!"

Misoo memijat pangkal hidungnya, "para bandit itu kebetulan lemah, jadi aku bisa mengalahkannya. Dan, sebentar lagi semua orang akan bangun–"

"Kau selalu menyelesaikan latihanmu pukul 6 pagi! Masih ada dua jam lagi misoo-san!"

Gadis itu terdiam ditempatnya, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk melawan pemuda ini.

"Baik, bersiaplah."

Hari ini, menjadi hari yang sangat melelahkan dikediaman nanami.

Nanami bukan orang yang menyukai untuk berpesta, namun, karena tuntutan pekerjaannya yang membuatnya harus menjamu orang-orang penting dari instansi pemerintah.

Misoo menghembuskan napasnya sembari mengelap dahinya menggunakan punggung tangannya. Ini merupakan piring-piring terakhir yang ia bawa ke tempat cuci piring.

"Itu yang terakhir! Kerja bagus semuanya! Sekarang mari kita jamu para tamu dengan wine, ayo ayo cepat! Bawakan gelasnya!"

Pergantian shift terjadi, misoo segera melarikan diri dari dapur yang panas itu. Gadis itu mengambil sebotol wine dan gelasnya.

"Hahh..."

Gadis itu segera duduk di salah satu tempat yang berada di belakang rumah utama dekat dapur.

𝐕𝐞𝐧𝐠𝐞𝐚𝐧𝐜𝐞 | jjk x oc (Draft)Where stories live. Discover now