down deeper

85 13 0
                                    

"Nyonya, kau ingin aku menaruh ini dimana?" Tanya seorang pelayan.

Misoo menoleh, "oh, langsung kau masukan kedalam loyang saja."

Hari demi hari, minggu demi minggu berlalu. Bagi sebagian orang, sebaik-baiknya kehidupan wanita di clan zenin adalah seorang istri dari petinggi clan.

Banyak orang yang rela membunuh untuk mendapatkan posisinya saat ini.

Gadis itu terhenti. Menatap daun bawang dan pisau yang ia pegang.

Sebenarnya apa yang ia lakukan?

Apa yang ia lakukan?

'Apa yang kulakukan?'

Gadis itu kemudian merasakan mual yang teramat menyakitkan untuk ditahan, ia segera meninggalkan pekerjaannya di dapur dan berlari ke kamar mandi.

"Hueekk!!" Misoo menelan salivanya kasar ketika melihat muntahannya didalam toilet. Lalu dengan tangan bergetarnya, gadis itu segera merogoh kantung kimononya dan mengeluarkan sebuah bungkus bening berisi pil bewarna putih.

Dengan napas yang tidak stabil, gadis itu segera menelan dua pil sekaligus lalu melarutkannya dengan air yang ada disana.

Napasnya tersengal-sengal. Misoo terduduk dilantai kamar mandi seraya menyentuh perutnya.

Lalu setetes air mata keluar dari kelopak matanya.

"Maafkan ibu, nak."

Ucapnya lirih, dengan tatapan sendu. Matanya lalu beralih pada sisa pil ditangannya.

Pil yang diberikan geto suguru beberapa hari yang lalu.

Flashback

Siang itu sangat cerah, ibu kota selalu ramai seperti biasa. Banyak sekali para wanita dan gadis-gadis mulai dari berbagai kalangan berkerumun memilug baju dan aksesori cantik disana.

Misoo menjadi salah satunya. Dengan ditemani maemi, yang beberapa hari yang lalu hampir pingsan setelah mendengar kabar tentangnya menikah dengan pria tua.

Sahabatnya itu tidak segan-segan mendaftarkan dirinya sendiri menjadi seorang pelayan pribadi untuk misoo. Dan entah bagaimana caranya, ia berhasil. Dan disinilah keduanya.

"Kurasa ini cocok untukmu, bukan?" Ucap maemi sembari mengangkat sebuah aksesori rambut bewarna ungu.

Misoo tersenyum, "kau kau suka, belilah untukmu sendiri. Itu hadiah dariku."

Maemi dan misoo menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang hingga sore menjelang malam. Seorang pria bertubuh besar menghadang keduanya.

Geto suguru.

Menginginkan waktu untuk berdua, mengobrol ditempat yang tertutup. Dan maemi akan menunggu di ujung lorong.

"Gojo tahu tentang ini?"

Geto terdiam. Lalu tangannya merogoh kantung yukatanya, diberikannya sebuah plastik berisi banyak pil bewarna putih.

Misoo menatap bungkus tersebut, "apa ini?"

"Minum itu untuk menggugurkan kandunganmu."

Misoo mendelik tak percaya pada pria dihadapannya.

Apa gojo yang membuatnya melakukan semua ini???

"Apa gojo yang–"

"Tidak. Bukan, kumohon jangan salah paham," ucap geto ketika melihat ekspresi marah sang gadis.

𝐕𝐞𝐧𝐠𝐞𝐚𝐧𝐜𝐞 | jjk x oc (Draft)Where stories live. Discover now