a day with old friends

107 16 0
                                    

Disanalah berdiri gojo satoru dengan segala kemegahannya duduk diatas kuda. Pemuda itu masih terlihat tampan dan berwibawa dari terakhir ia melihatnya.

"Gojo???"

"Misoo-"

Gojo melompat turun dari atas kudanya dan segera menarik misoo kedalam pelukannya. Coba kita ingat sekali lagi, pertemuan terakhirnya dengan misoo juga terasa seperti ini.

Tetapi misoo akan menghilang didetik berikutnya gojo melepaskan dekapannya. Maka dari itu, ia tak mau lagi melepaskan pelukannya.

"Umm, hello?" Sapa maemi yang merasakan suasana sudah semakin tak nyaman dan canggung baginya yang harus menyaksikan keduanya berpelukan.

Lalu misoo dengan sekuat tenaga melepaskan dekapan milik gojo dan berhasil.

"Kau kemana saja? Apa yang terjadi? Ayahmu bilang kau tinggak dengan seorang kerabat untuk-"

"Ia benar. Ia benar, gojo," untuk suatu alasan, ia tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada gojo. Kita tidak tahu apa yang pemuda ini bisa lakukan pada keluarganya, lalu toji.

Tapi ia tahu, berbohong pada gojo bukanlah pilihan yang tepat. Karena bagaimana pun caranya, pemuda ini akan menemukan caranya untuk mengetahui segala hal.

Maka dari itu ia-

"Gojo, ayo pergi berkencan?" Ucapnya pelan, tepat ditelinga sang pemuda.

Gojo satoru, selalu dapat membuat hati wanita manapun berdebar dan memohon untuk cintanya.

Tetapi, hatinya akan selalu menjadi milik satu-satunya gadis yang dapat membuatnya salah tingkah.

Misoo.

Saat ini keduanya sedang menunggangi kuda milik gojo. Setelah berpamitan dengan maemi, keduanya memutuskan untuk pergi.

Dengan tubuh ramping sang gadis yang duduk tepat dihadadapan gojo. Posisi keduanya sangat berdekatan, punggung sang gadis menempel pada dada bidang gojo satoru.

Saat ini, pria itu hanya berdoa agar misoo tidak bisa merasakan degupan jantungnya yang begitu cepat.

Wajahnya bersemu kemerahan saat aroma sampo dan tubuh gadis itu masuk kedalam indra penciumannya. Oh betapa ia menyukai itu semua.

Keduanya berhenti diatas sebuah bukit dengan pemandangan indah dari atas sana. Malam hari itu terasa begitu indah, dengan lampu rumah-rumah yang terlihat dari atas sini, bahkan dinginnya angin yang berhembus tidak dapat menembus keduanya yang sedang berbagi kehangatan satu sama lain.

Gojo turun dari atas kuda, disusul dengan misoo. Pemuda itu lalu menuntun tangan sang gadis untuk menaiki beberapa pijakan keatas bukit, tidak jauh dari keberadaan kuda milik gojo.

Sett-

"Gojo?"

"Mmm..."

"Satoru?"

Terjadi keheningan untuk beberapa saat, sementara pemuda itu masih membenamkan wajahnya pada ceruk leher gadi itu, kedua tangan kekarnya melingkari pinggang sang gadis erat, menariknya kedalam dekapannya.

"...biarkan seperti ini untuk beberapa saat," gumam gojo, membuat misoo sedikit terkelitik merasakan getaran dan hangat napas pemuda itu di lehernya.

Misoo hanya terdiam, "maaf aku belum bisa menemuimu, kau tahu aku tidak tahu dimana kediaman gojo."

Gadis itu benar, ia tidak pernah berjalan sejauh itu dari kediaman zenin sedari ia kecil. Tempat terjaug yang pernah ia kunjungi adalah ibu kota, bersama ibunya untuk membeli beberapa kebutuhan juga pakaian baru.

𝐕𝐞𝐧𝐠𝐞𝐚𝐧𝐜𝐞 | jjk x oc (Draft)Where stories live. Discover now