34. W.A.K

1.4K 124 7
                                    

"Kamukan sebentar lagi lulus Wil, kenapa pake pindah kuliah segala?" Tanya Tante Sinta, sang pemilik kost.

"Perusahaan Papah di Jakarta nggak ada yang urus, Tante," jawab Wildan apa adanya tanpa berniat memberitahu apa yang telah terjadi padanya satu bulan yang lalu.

"Wah, enak dong jadi Bos muda, bisa lah ajak-ajak Dodi kerja sama kamu di Jakarta," sahut wanita berusia 52 tahun itu.

Wildan tertawa renyah. "Gampang itu Tante. Nanti kalau Dodi lulus kuliah dan mau melamar kerja, Tante hubungi saya aja di Jakarta,"

"Uluh, makasih ya Wildan, makin sayang deh sama kamu," Senyum lebar Tante Sinta mengembang. Janda beranak satu itu mencubit gemas pipi Wildan yang hanya bisa meringis. Tante Sinta itu memang terkenal genit pada anak-anak kost pria yang memiliki wajah tampan seperti Wildan.

"Oh ya Wil, itu si Aryan kemana sih? Dia belum bayar uang kost loh bulan ini. Dihubungin juga nggak bisa," tanya Tante Sinta kemudian.

"Ng, saya juga kurang tau sih Tante. Sebulan ini saya sibuk urus perusahaan jadi nggak sempet ketemu sama Aryan. Terakhir kemarin itu, saya cuma hubungin dia buat minta balikin switer saya yang dia pinjam. Terus kata Aryan, saya suruh ambil sendiri ke kamarnya," ucap Wildan yang akhirnya memiliki alasan untuk menyelidiki sesuatu.

Rasa penasarannya terhadap sosok Aryan akhirnya mengalahkan pendirian Wildan yang awalnya sudah meyakinkan diri untuk tidak mau tahu hal apapun mengenai segala sesuatu yang menyangkut tentang Aryan. Hingga akhirnya, lelaki itu memutuskan untuk sedikit bersandiwara di depan Tante Sinta.

"Oh gitu, yaudah Tante ambilin dulu kunci serep kamar Aryan ya,"

Sepeninggal Tante Sinta, Wildan hanya tersenyum tipis. Ternyata, semudah itu membohongi Tante Sinta.

Lagi pula, tak ada alasan bagi Tante Sinta tak mempercayai perkataan Wildan karena seisi kost tahu bahwa hubungan yang terjalin antara Wildan dan Aryan sangat dekat.

Bahkan tak jarang Aryan seringkali numpang tidur di kamar Wildan. Meski tak pernah sebaliknya.

Ya, selama ini, Aryan memang tak pernah mengizinkan siapapun untuk masuk ke dalam kamar kostnya termasuk Wildan.

Pemuda berusia tujuh belas tahun itu selalu mengunci rapat pintu kamar kostnya jika dia sedang berada di dalam mau pun di luar kamar.

Sebelumnya, Wildan berusaha memaklumi karena sebuah kamar merupakan privasi bagi pemiliknya, namun setelah kejadian yang dia alami saat ini, Wildan seperti tertantang untuk menguak sisi lain dari diri Aryan yang selama ini belum dia ketahui.

Terlebih dengan rencana jahat Aryan yang ingin menghancurkan hubungannya dengan Isna.

Pasti ada sesuatu hal yang selama ini disembunyikan Aryan darinya.

Itulah sebabnya, Wildan ingin menyelidikinya secara langsung saat ini juga.

Setelah menerima kunci serep kamar kost Aryan dari Tante Sinta, Wildan pun segera beranjak menuju kamar kost Aryan dan membuka pintunya.

Aroma tak asing seketika menerpa rongga penciumannya ketika Wildan memasuki kamar Aryan.

Saat Wildan kembali mengingat aroma ini, Wildan pun mengetahui bahwa ini adalah aroma parfum yang biasa dipakai Isna.

Kenapa aroma parfum Isna begitu kental di dalam kamar Aryan?

Pikir Wildan terheran-heran.

Lelaki itu menutup pintu dari dalam dan menyalakan lampu.

Hingga setelahnya, Wildan kembali dikejutkan oleh sesuatu yang membuat kedua bola matanya terbelalak lebar.

Bahkan saking terkejutnya, Wildan sampai menjatuhkan tas ransel yang ada di genggamannya.

DUDA KHILAF (End)Место, где живут истории. Откройте их для себя