7. LONG TIME NO SEE

Start from the beginning
                                    

Bip. Bip.

Ara mendengar bunyi pertanda "pintu terbuka". Matanya melirik ke kanan dan ke kiri. Ada mobil Renan, ada 2 mobil Ori, ada mobil Ayahnya dan tidak ketinggalan mobil Raise. Jadi?

Mata Ara tertuju pada sebuah mobil yang sepertinya sudah di desain dengan warna hitam putih. Sekali lagi Ara memastikan mobil itu apakah benar pasangan kunci yang ia pegang atau bukan.

Klik. Bip bip.

Bibir Ara tertarik ke atas dan tersenyum, benar saja ini mobil dari Ayahnya. Jangan lupakan nanti Ara harus berterima kasih nanti karena Ayahnya mau membuat mobil ini begitu antimainstream dengan desain seperti hewan kesayangannya.

Ara pun memanaskan mobil nya sebentar. Meski mungil seperti ini, jangan meragukan dia untuk membawa mobil. Bisa saja dia ikut balapan. Hanya saja tidak sampai seniat itu untuk terrealisaikan. Mobil yang diberikan Ayahnya ini bukanlah mobil mewah seperti milik Renan yang hanya berpintu dua. Hanya mobil sederhana yang begitu simple dan Ara sukai.

Dan tidak menunggu berapa lama, Ara pun masuk ke dalam mobil menaruh heels yang sedari tadi ia bawa di jok tengah. Bergegas untuk pergi ke tempat kafe di mana Riani sudah menunggunya.

*

Setelah sekitar 30 menit di jalan, Ara pun akhirnya tiba di kafe dulu ia sering mengerjakan tugas. Kafe ini ternyata masih sama seperti dulu hanya saja sudah makin begitu cantik dengan hiasan tanaman yang bertambah pada lantai dua.

"Selamat pagi," sapa pelayan saat membuka Pintu untuk Ara.

"Pagi." Balas Ara dan masuk ke dalam kafe dan menuju ke bagian belakang kafe. Di mana dulu di sana adalah tempat yang begitu asik untuk dirinya dan Raise mengerjakan tugas dengan kerindangan pohon.

Dan benar saja, Riani yang sedang asik dengan handphone tidak menyadari Ara yang tiba.

"Woi, senyum sendiri aja lo. Chat sama Ori ya?"

Riani terkejut dan sedikit terhentak dengan Ara yang mengagetinya.

"Sial lo. Bikin gue jantungan aja. Mau pesan apa? Atau langsung mau jalan?" Tanya Riani sambil meminum segelas vanilla late panas kesukaannya.

"langsung jalan aja. Gue minum di mobil," ujar Ara dan langsung berbalik menuju ke kasir.

"Mas, 1 ice green tea latte ya. Gulanya sedikit." Ucap Ara pada seorang pelayan yang menggunakan sapron yang begitu cantik.

Setelah menyebutkan nominal yang harus dibayar, Ara menyodorkan card nya.

"Ra, gue ke mobil duluan ya."

Ara menengok mendengar Riani, dirinya hanya mengangguk. Dan tubuh Riani pun menghilang dibalik pintu yang tertutup.

"ini mba, silahkan menikmati."

Ara pun tersenyum dan tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih. Rasa teh hijau selalu menjadi kesukaannya.

Mata Ara berkeliling di parkiran itu. Mana mobil Riani? Tanya nya dalam hati.

Tin. Tin.

Ara terkejut dengan mobil berwarna merah yang tiba-tiba ada di depannya.

"Woi Ra. Ayo jalan!" teriak Riani dari dalam mobil.

"Lah, lo ga mau bareng gue aja apa? Mobil lo tinggal aja." Kata Ara sedikit kencang dan berjalan menghampiri Riani.

"Ga usah. Udah sana ke mobil lo, ikutin gue aja ya."

Ara pun hanya mengangguk dan berjalan menuju ke mobilnya. Dia pun mengikuti mobil Riani yang sudah jalan duluan di depannya.

**

Unless YouWhere stories live. Discover now