13

1K 120 6
                                    


"Kirana......."























Plak











    Satu tamparan keras mengenai pipi mulus milik Reyhan.

'B-bunda......' Kinan, wanita itu yang baru saja menampar Reyhan.

"Jadi kamu yang telah membunuh sahabat saya?!! Saya nggak nyangka kamu bisa sejahat itu Rey!!!"

'Bukan Rey bun.....'

"Kenapa? Kenapa kamu bunuh Kirana sahabat saya?" Kinan mengguncang tubuh Reyhan. Sedangkan remaja itu hanya bisa menangis dalam diam. Mulutnya seakan menjadi kaku untuk menjawab semuanya.

David melangkah pelan menuju Kinan yang kini sudah terisak sejak tadi. Membawanya sedikit menjauh dari Reyhan. David memang marah ketika mendengar bahwa Reyhan adalah penyebab kematian sahabatnya. Tapi apa yang dilakukan Kinan, tidak bisa dibenarkan.

Reyhan masih terduduk di lantai. Kepalanya menunduk dalam. Sorot mata semua orang kini tertuju padanya.














"REYHAN!!!"

'Eunwoo.....'


     "Rey, kamu kenapa???" Eunwoo menatap khawatir pada Reyhan. Remaja yang ia kenal beberapa hari yang lalu. Eunwoo menatap satu persatu orang yang berdiri di sekeliling Reyhan. Ia tidak percaya jika ada keluarga seperti ini. Ingin ia mengeluarkan amarahnya ketika melihat Reyhan diperlakukan dengan sangat kasar.

     "Kinan....aku nggak nyangka kamu bisa main tangan pada Reyhan...." Ujar Eunwoo sebelum membawa Reyhan pergi menjauh dari sana.

     "Tunggu....." Demian menghentikan langkah Eunwoo. "Bawa anak itu pergi sejauh mungkin. Akan ku bayar berapapun uang yang kau inginkan. Asal jangan biarkan dia muncul di hadapan saya dan seluruh anggota keluarga Adhitama." Lanjutnya dengan angkuh.

     Eunwoo menatap Demian dengan tatapan yang begitu tajam.

     "Simpan saja uang anda. Saya tidak butuh. Semoga kalian tidak menyesal telah menyia-nyiakan anak sebaik Reyhan. Dan anda tuan Demian Adhitama. Anda tidak perlu khawatir. Saya akan bawa Reyhan sejauh mungkin dari kalian. Ia tidak akan pernah muncul lagi di hadapan kalian. Selamat tinggal." Eunwoo membawa Reyhan menjauh dari sana. Menuntun remaja itu menuju ruangan milik pribadinya.
















'Bawa oma pergi Saga.....' Ratna, ibu kandung Jay mencoba menuliskan sesuatu di sebuah kertas dan menunjukkannya pada Saga. Remaja itu pamit sebelum membawa Ratna pergi dari sana.

'Kita temui Reyhan ya nak.....' Tulis Ratna sesaat setelah Saga membawanya menjauh dari keluarga Adhitama.

       Saga sempat menghentikan langkahnya ketika membaca permintaan dari neneknya. Ia kira oma tidak peduli dengan Reyhan. Ternyata ia salah. Oma sangat peduli dengan Reyhan. Saga bisa melihat itu dari tatapan Ratna saat Reyhan dipermalukan oleh suaminya.



__________________________________________

   

      "Rey.....lihat wajah dokter nak. Tenang dokter akan selalu ada di samping kamu." Eunwoo membawa Reyhan ke dalam ruangannya. Memeluk tubuh itu dengan hangat. Mengusap punggung Reyhan dengan lembut. Ia teringat dengan putra kecilnya yang telah tiada lima tahun lalu.

      "Kita obati dulu luka-luka Reyhan ya." Eunwoo mulai mengobati luka yang Reyhan dapat secara perlahan. Anak itu hanya diam dengan tatapan kosong.

PAIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang