12

1K 125 7
                                    

 

    "Selamat pagi semua....." Sapa Rey lirih pada semua orang yang sudah siap untuk sarapan bersama.


      "Selamat pagi anak mama.....Reyhan mau sarapan apa? Biar mama yang ambilkan." Tanya Tania sambil membenarkan rambut Reyhan yang sedikit berantakan.


     "Rey sarapan di sekolah aja ya ma. Ada rapat ekstra lukis di sekolah. Takut telat Rey nya." "Pa, ma, kak Dion, kak Vino dan  b-bang S-Saga Reyhan berangkat dulu." Pamit Reyhan yang langsung pergi begitu saja. Tania hanya bisa menatap punggung anaknya perlahan menjauh.


      "Kita lanjut sarapan saja. Biarkan saja anak itu." Jay menatap sekilas ke arah Vino yang berbicara. Ia hanya diam. Tidak seperti biasanya yang langsung menegur anak keduanya itu.




_________________________________________



      "Gio denger om Jay masukin nama Reyhan ke daftar warisan. Opa udah tahu pa?" Tanya sosok remaja yang kini sedang bercengkrama dengan kedua orang tuanya.

     "Kamu tahu dari mana?" Tanya Olivia pada putranya. "Gio kemarin mampir ke kantor om Jay, eh nggak sengaja lihat beliau lagi ngobrol sama papi Jeff. Bahas soal warisan om Jay kedepannya." Jawab Gio pada ibunya.

     "Kita harus cari cara buat menyingkirkan anak tidak tahu itu. Opa belum tahu tentang hal ini. Jangan katakan apapun padanya. Kita urus sendiri masalah ini. Jangan biarkan anak itu memperoleh sepeser pun dari harta warisan Jay." Ujar Bobby, suami Olivia.




__________________________________________

 

    "Buset....baru aja gue keluar dari rumah sakit. Masa mau masuk lagi sih. Itu gerombolan si Bima kenapa nagrok di situ coba. Gue lewat mana ini??? Oh iya lompat dari tembok samping aja dah." Monolog Reyhan saat melihat gerombolan anak yang suka memalaknya ketika bertemu.






Bluk








      "Aduh pantat gue....." Keluh Reyhan saat ia mendarat di tanah setelah perjuangannya untuk lompat dari tembok samping berhasil.






"SIAPA DI SANA?!!"

'Mampus pak Daus lihat gue. Kabur dah sebelum absen BK lagi. Bosen gurunya lihat muka gue.....'

      Reyhan berlari sekuat tenaga menghindar dari pak Daus. Usahanya tak sia-sia ketika melihat tak ada pak Daus yang mengejarnya.


'Selamet gue....' Batin Reyhan.








Plak





    "Aduh....lo kalo mukul tuh kode dulu napa sih. Sakit nyak...." Reyhan mengusap bahunya pelan yang baru saja menjadi korban tangan Haikal.

    "Eh maaf, kebablasan. Btw kata om David lo baru keluar dari rumah sakit? Ngapain lo di rumah sakit? Numpang buang air kecil? Atau nambah job jadi satpam di sana?"







Plak





"Kalo mau ngomong dipikir dulu ya nyet. Enak aja. Gue baru aja jadi pahlawan."


"Pahlawan apaan? Pahlawan kesiangan?"


Plak



"Aduh, sejak keluar dari rumah sakit....itu tangan lemes banget buat gampar orang."


PAIN [END]Where stories live. Discover now