KAU BUKANLAH AKU

261 65 1
                                    

"Lorong waktu," ucap dahyun

Namun cukup lama waktu berjalan, lorong waktu itu tak juga muncul.

Membuat dahyun masa lalunya langsung terbahak dengan begitu kuat.

"Lorong waktu!" ucap dahyun lagi dengan meninggikan suaranya.

Tawa dahyun masa lalu makin pecah dan dahyun sampai di batas putus asa.

"Tidak, harusnya lubang hitam itu muncul disini," gumam dahyun.

Tanpa memperdulikan tawa dahyun masa lalu itu, Dahyun akhirnya berlari menuju ruangan kosong yang lain.

Di sana ia berdiri seorang diri dan kembali ingin mengucapkan lorong waktu.

"Jangan permainkan aku iblis!" umpat dahyun

Lalu ia langsung mengucapkan kata keramat itu lagi.

"Lorong waktu."

Dan seperti yang ia inginkan, lubang hitam itu muncul persis dihadapannya. Tak sampai di sana, Dahyun pun kembali memasuki lubang itu dan muncul di kamar rawat dahyun masa depan.

"Sudah ku bilang ini sungguhan," ucap dahyun dengan kekesalan yang membuncah.

Ia kembali menyebutkan kata Lorong Waktu dan kembali menemui dahyun masa lalunya.

Dilihatnya, Dahyun masih saja menertawakan dirinya.

"Aku tidak bisa menunjukkan lorong waktu itu padamu."

"Bukan tidak bisa, tapi karena lorong waktu itu memang tidak pernah ada. Kamu adalah orang gila, lepas topeng mu dan perlihatkanlah wajah aslimu. Aku bisa saja mengampuni mu," ucap dahyun masa lalu setelah tawanya mereda, ia juga bicara dengan nada mengancam.

Dan dahyun menggeleng.

"Tapi aku tidak bohong hyun, kita memang dahyun, aku dahyun dan kamu juga dahyun dan bahkan dahyun masa depan kita pun ada dan dia saat ini tengah koma. Andai kamu kembali mati di tangan minho, kita berdua akan lenyap dan dahyun masa depan akan mati," jelas dahyun yang belum putus asa.

Dan mendengar omong kosong itu dahyun masa lalu meradang. Ia berusaha melepas ikatan talinya dan bahkan berteriak memaki dahyun.

Namun usahanya sia-sia karena dahyun mengikatnya kuat.

"Dahyun," panggil dahyun lirih, ingin dahyun masa lalunya kembali tenang.

"Jangan menatapku dengan wajahmu itu bodoh! Kau bukanlah aku!" bentak dahyun tidak main-main.

"sana dan minho bukan tujuan kita menjadi pembunuh hyun. Ingat itu," ucap dahyun, sebuah ucapan yang akhirnya mampu membuat dahyun masa lalunya kembali tenang.

Namun napasnya masih terdengar memburu.

"Jangan bunuh sana ataupun minho dan kita semua akan selamat. Kita bisa hidup normal hyun, bukankan itu keinginan kita," ucap dahyun lagi dan dilihatnya dahyun masa lalu yang bergeming.

Tak menunjukkan pergerakan apapun, apalagi suara bantahan.

Dahyun lalu melemparkan sebuah pisau di bawah kaki dahyun masa lalu itu. Lalu segera berlalu pergi dari sana.

Ia sangat berharap dahyun masa lalunya akan mengerti.

Buru-buru dahyun meninggalkan rumah sakit itu dan kembali ke kota, menuju ke rumah keluarga minho.

Setidaknya selama 6 hari ke depan ia akan terus mengawasi keluarga itu agar tetap aman.

Dalam perjalananya pulang, Dahyun jadi terpikirkan akan sesuatu. Ia mulai merasa penasaran siapa sebenarnya orang yang sudah membayarnya untuk membunuh minho.

Lamunan dahyun putus saat merasa ponselnya di saku celana bergetar, Dahyun bahkan tak ingat jika ada ponsel di dalam saku celananya ini.

Dilihatnya ada panggilan masuk dari suho

"Apa ponsel dahyun masa laluku juga berdering?" gumam dahyun sebelum menjawab panggilan itu.

Namun tak ingin lama berpikir, Dahyun pun langsung menjawabnya.

📞"Halo," jawab dahyun dan diujung sana suho merasa mendengar 2 suara sekaligus.

📞"Dahyun?" suho memastikan.

Dan dahyun mengambil jeda untuk menjawab, namun ia malah mendengar suara dahyun masa lalunya yang bicara.

📞"Ya suho, ini aku. Pria yang aku bicarakan denganmu tadi kembali menemui aku suho, apa aku juga harus membunuh dia?" tanya dahyun masa lalunya dan membuat kedua netra dahyun langsung membola.
















Jangan lupa vote

[END] Time PassageWhere stories live. Discover now