#2

48 22 115
                                    

Hai! Terimakasih udah baca chapter sebelum nya ya! Aku harap kalian suka✨
Kritik, pesan dan komentar kalian sangat dibutuhkan 🙏🏻

-: ✧ :-  

Almera melipat mukena yang dipakai nya setelah melaksanakan sholat Dhuha 4 rakaat dan membaca doa. Disimpan nya mukena putih bercorak biru itu ke dalam rak di sudut mushola. Almera menatap diri nya di depan kaca berbentuk segi empat yang menempel di dinding

"Lu kapan berhijab Ra? Udah baligh lho" gumam Almera dengan senyuman hampa sembari memegang rambut nya.Dalam lubuk hati terdalam ia ingin sekali memakai hijab untuk melengkapi kewajiban nya sebagai seorang muslimah.Namun ia takut, ia masih takut kalau ia tidak akan istiqomah memakainya.

Ayah nya pun tidak terlalu memaksa ia untuk segera berhijab,walaupun terkadang ia selalu memberitahu Almera ketidaksabaran ia melihat nya memakai hijab. Namun rasa takut akan lulur keistiqomah membuat Almera memilih untuk menunggu hati nya mantap memakai nya tanpa paksaan.

Selesai merenung, Almera segera memakai kaos kaki nya yang berwarna putih dengan garis biru. Memakai sepatu nya dan melangkah menjauh dari Mushola.

Namun tiba tiba langkah nya terhenti, ia merasa ada seseorang yang sedang mengikuti nya. Sudah ia tepis perasaan itu namun otak nya terus berkata ada seseorang di belakang nya. Almera kemudian mundur tanpa menoleh ke belakang. Dalam hitungan detik punggung nya membalik dan wajah nya bertemu dengan sosok yang mengikuti nya.

"Eh Almera" ucap Dion gelagapan karena ketahuan menguntit Almera.

Almera berdecak sebal. Padahal ia sudah ketakutan setengah mati dan hampir mau berlari dari sana. Ia pikir itu hantu atau orang jahat karna mushola sepi, namun ternyata itu adalah sahabat nya sendiri.

"Ngapain lu disini ion? Kaget gw" ucap Almera dengan alis yang mengerut.

"Eh itu ehm" Dion beralasan "pulpen gw kayak nya jatuh disini".

Almera hanya ber -oh ria membuat Dion merasa lega. Sebelum nya ia takut Almera berpikiran macam macam dan beranggapan bahwa Dion sedang menguntit nya.

"Balik kelas?" ajak Dion yang dibalas anggukan oleh Almera.

Mereka berdua segera melangkah menjauh dari sana. Diperjalanan menuju kelas tak ada percakapan diantara keduanya, sesekali Dion menatap Almera yang berada disamping kanan nya. Mungkin mereka sedang bergulat dengan pikiran masing masing.

Apalagi Dion yang entah mengapa merasa malu karna kejadian tadi yang menurut nya sedikit awkward. Tak seharusnya ia mengikuti dan menunggu Almera yang jelas jelas ingin menyendiri di Mushola. Rasanya seperti seorang Sasaeng Fans dan Almera adalah seorang idola.

Dion bergidik, hati nya menggerutu
"Ah sebel banget sih, onn lu tadi ngapain ampun dahh malu , hikss maluuu".

Almera melirik Dion, ia merasa aneh mengapa muka Dion berubah menjadi merah seperti tomat. Apakah karna cuaca yang panas dan dia mempunyai alergi terhadapnya?. Almera menengadahkan pandangan kelangit.

"Ah engga panas padahal" gumam nya

"Dion, lu kenapa sih?" tanya Almera. Rasa penasaran nya sudah tidak terbendung. Dion menggeleng pelan.

"Emang gw kenapa?"

"Lah mana saya tau, tuh muka lu merah kek lobster rebus" ucap Almera menunjuk wajah Dion "Lu lagi salting ya? salting sama siapa?"

"EH ENGGAK YA" balas Dion dengan nada tinggi membuat Almera sedikit terhentak.

"E-eh sorry, maksud gw, gw ga lagi salting sama siapa siapa kok, muka gw emang udah biasa gini"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Difficult LoveWhere stories live. Discover now