14 | Stranger in the forest.

244 34 3
                                    

[ Chapter 14 : Stranger in the forest. ]

Satu tahun yang lalu, setelah Jake dan Luke membuka teraan sihir pada tubuhku, bukan aku yang memegang kendali, melainkan jiwaku yang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu tahun yang lalu, setelah Jake dan Luke membuka teraan sihir pada tubuhku, bukan aku yang memegang kendali, melainkan jiwaku yang lain. Apa yang dikatakan oleh Tetua Aaric sesuai dengan informasi yang kudapat dari sebuah buku kuno, kutemukan di dalam perpustakaan. Dikatakan bahwa bangsa penyihir dilahirkan dengan dua buah jiwa di dalam tubuh mereka, yaitu jiwa murni dan jiwa penyihir. Tidak banyak yang berhasil menyeimbangkan keduanya. Rata-rata bangsa penyihir yang hidup di Halla dikuasai oleh jiwa penyihir, yang mana itu membuat mereka mulai merasa tamak dan selalu berlaku buruk. Adapun, beberapa kalangan yang ingin hidup tenang memilih untuk mengurung jiwa penyihir mereka, seperti apa yang terjadi padaku. Mereka mengurung jiwa penyihirku dan membuat jiwa murni berkuasa sepenuhnya di dalam tubuhku ini.

Luke bilang, Tetua Aaric hanya sedikit memberi cela, bukan membuka teraan sepenuhnya. Itulah mengapa terkadang aku bisa melihat dan berbicara dengannya dan sisanya dia hilang entah kemana. Dia tak bisa berkuasa, tak bisa mengambil alih tubuhku, karena masih tertahan di dalam. Sejak Jake meminta Luke untuk membuka teraan sihir di tubuhku, artinya kami memberikan akses padanya untuk keluar dan bebas melakukan apapun, termasuk menguasai tubuhku. Selama satu tahun ke belakang, dia yang mengendalikan semuanya, dia yang menjalani kehidupanku sebagai Gwen, dan jiwa murniku menjadi tahanannya. Itulah mengapa aku sama sekali tidak mengingat apapun, sama sekali, karena dia tidak membiarkanku melakukan itu. 

Semua ini tidak masuk akal, bukan? Ya, memang. Sejak aku tiba di Halla, semua yang kutemui tidaklah masuk akal. Aku selalu bertanya-tanya dan tidak ada satupun dari mereka yang membantuku untuk menemukan jawaban dari semua keganjilan ini. Aku lelah bertanya. Aku lelah diabaikan. Maka, untuk sekarang ini aku hanya ingin menerima tanpa banyak bertanya-tanya. Aku mencoba untuk menelan penjelasan yang kutemukan dari dalam buku-buku ini bulat-bulat, membiarkan pikiranku mencernanya, dan menjalaninya tanpa banyak bertanya. Aku akan melakukan semua ini dengan cepat, memenuhi apa permintaannya, dan kembali ke kehidupanku yang lalu dengan selamat. 

Jika dipikir-pikir, membebaskan jiwa penyihirku bukan sepenuhnya sebuah kesalahan. Jika membiarkan jiwa murniku berkuasa saat perang sedang berlangsung, sudah kupastikan kekalahan berada di genggamanku. Aku tak mampu membunuh orang, aku tak pandai menggunakan sihir, dan aku bahkan tidak bisa menunggangi kuda. Aku benar-benar lemah. Namun, tidak begitu jika membiarkannya mengambil alih. Dia terlahir untuk menjadi seorang pembunuh, penuh dendam, dan amarah. Jiwa dibalas jiwa, pembalasan adalah hal yang mutlak, aku selalu mendengarnya berkata seperti itu. 

Ambil buku itu.

Aku menaruh pandanganku pada buku lusuh bersampul hitam yang berada di atas meja saat suara itu terdengar di kepalaku. Geasa D'evile, buku yang kutemui di perpustakaan, buku ini berisi mantra penghancur dan membawa efek negatif pada pembacanya. Kupikir, dia ini adalah iblis yang bangkit setelah aku membacanya. Rupanya, aku memang terlahir dengan setengah jiwa iblis di dalam tubuhku. Dan buku itu, membuatnya semakin bergejolak. "Kau tidak akan membiarkan kita dikuasai ilmu sepenuhnya, 'kan?" Aku bertanya saat mulai melangkah dan mengambil buku itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 22, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HALLAWhere stories live. Discover now