Part 9

214 32 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ya!

Happy reading ❤

*****

Chafel keluar dari kamarnya dengan handuk putih yang tergantung di lehernya. Pagi ini tiba-tiba saja air di dalam kamar mandinya tidak keluar, hingga memunculkan niat untuk memakai kamar mandi di bawah sana.

Krek

Chafel menghentikan langkah kakinya saat suara pintu kamar sebelah terdengar, dia langsung menolehkan kepalanya ke samping. Di depan pintu itu sudah ada laki-laki bertubuh tinggi dengan sebuah handuk yang menyampir di pundaknya, dia adalah Areal Calmeo Malik, Adik kandung Chafel yang lebih muda 3 tahun darinya.

Kedua laki-laki itu saling melempar tatapan tajam sebelum berlari menuju kamar mandi bawah tanpa melewatkan adegan dorong-dorongan.

Areal berhasil memegang gagang pintu. Namun, Chafel tak mau kalah. Ia dengan segera menarik celana pendek yang digunakan sang Adik.

"GUE DULUAN SEREAL!" tegas Chafel.

"LEPAS, CHAP PANTAT!" Areal melirik tajam ke arah Chafel.

Detik berikutnya terjadi adegan tarik mendorong, Areal yang berusaha mendorong pintu sekuat tenaga dan Chafel yang berusaha menarik Areal dari hadapan pintu kamar mandi.

Areal terus berusaha, entah pintunya sedang rusak atau ada orang di dalamnya. Ia tak peduli, yang perlu dia lakukan adalah mengerahkan seluruh tenaganya untuk mendorong pintu agar segera terbuka. Tanpa tahu usahanya akan sia-sia.

"GUE BILANG JUGA APA, GUE DULUAN ANAK DURHAKA!" kata Chafel, masih memegang celana Areal.

"YANG TUA NGALAH, ANAK PUNGUT!" kata Areal, tak mau mengalah.

Sampai beberapa menit pun posisi mereka tidak berubah, Areal yang menutupi hampir seluruh permukaan pintu dan Chafel yang masih menarik celana Areal.

"Areal, Chafel!"

Areal dan Chafel sontak menoleh ke arah sumber suara. Di belakang mereka sudah berdiri laki-laki dengan perut buncit dan kepala botak yang sudah menjadi ciri khasnya, dia adalah Ayah dari kedua laki-laki tampan itu. Malik namanya.

Areal dan Chafel langsung menyudahi kegiatan mereka. Kedua laki-laki itu langsung berdiri tegak, menatap Malik dengan bingung. Setahu mereka laki-laki berkepala botak ini sedang bertengkar dengan sang istri, bahkan tiga hari yang lalu laki-laki itu mengatakan akan pergi selamanya dari rumah. Tapi sekarang, kenapa tiba-tiba kembali?

Malik berjalan mendekati Chafel dan Areal yang terdiam, dia menatap kedua putranya secara bergantian, lalu bergerak memegang gagang pintu, menarik pintu itu sebelum masuk ke dalam.

Cklek

Pintu terturup, Areal dan Chafel dibuat ternganga oleh Malik. Pantas saja Areal tidak bisa membuka pintu itu, ternyata ditarik bukan didorong.

Areal mengembuskan napas kasarnya dan hanya perlu menghitung beberapa detik celana doraemon birunya berhasil terlepas dari pinggangnya, karena tarikan yang didapat pada bagian karet celananya. Pandangan Areal dan Chafel sontak tertuju pada celana yang sudah terjun ke lantai.

"AAAAAAAAAAAAA."

Areal menegang, ia kenal suara itu. Dengan cepat dia membalik tubuhnya, berharap salah dengar.

"AAAAAAAAAAAAAAAAA!"

Ternyata tebakkan Areal benar.

"WHUAAAAAAAAAAAA!"

Sepuing Harapan (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now