Part 3

451 50 1
                                    

Hallo, hallo, hallo sebelum baca jangan lupa untuk tinggalkan jejak

Thanks buat yang udah mampir 💚

Happy Reading ❤

*****

Elvanka menatap pantulan dirinya di cermin sebelum mengambil tas sekolahnya di atas meja belajar. Pagi ini dirinya sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya, perlahan kakinya mulai menuruni anak tangga hingga langkah kakinya terhenti saat suara seorang wanita memasuki gendang telinganya.

"El, gak sarapan dulu?" tanya Vaniya. Tantenya itu menatap ke arahnya sambil tersenyum.

"Adek makan, Adek!" suara Rania terdengar.

Rania Enjellita, seorang gadis dengan usia 20 tahun yang kini tersenyum ke arah Elvanka. Gadis cantik dengan keterbelakangan mental itu adalah Kakak kandung Elvanka.

"Elvanka berangkat!"

****

Elvanka menutup gerbang rumah mewah miliknya setelah berhasil keluar dari dalam rumah tanpa hambatan. Dia membalik badannya dan tanpa sengaja kejadian semalam pun terulang, ia kembali terkejut akan kehadiran Chafel.

"Kebiasaan!" gerutuk Elvanka.

Chafel tertawa kecil. "Tadi gak sengaja lewat, terus kepikiran mau ngajak bareng, mau?"

Elvanka merotasikan kedua bola matanya, lalu berjalan seperti biasanya. Mendahului Chafel. "Lo gak bawak mobil?"

Chafel ikut berjalan, beriringan dengan Elvanka. "Enggak, kenapa? Lo gak suka kalo gue ajak naik motor?" tanyanya.

Elvanka melirik Chafel. "Hari ini cuacanya gak bagus, kemungkinan bakal turun hujan!"

"Itu cuma perkiraan elo, yang nentuhin hujan apa enggak kan cuma Tuhan!" ujar Chafel.

Elvanka mengembuskan napas kasarnya, memilih untuk mengalah sebelum terjadi perdebatan. "Iya Chafel."

"BTW, lo ikut acara camping bulan ini?"

Elvanka menatap Chafel tepat setelah mereka berdiri di samping motor besar milik laki-laki itu. "Camping yang sering diadain pas libur semester?"

Chafel mengangguk. "Libur semester ini sekolah sibuk mau persiapan eskul-eskul baru, jadi acaranya dimajuin lebih awal, katanya sih biar murid tahun ajaran baru bisa beradaptasi sama Kakak kelasnya!" jelas Chafel.

Elvanka hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lo tau dari mana?" tanyanya, pasalnya berita itu belum menyebar di grub kelas.

"Musuh gue!"

Satu alis Elvanka terangkat. "What?"

Chafel tertawa kecil. "Dari Erza!"

****

Brak

Bana memukul meja kantin sebelum duduk di samping Alfa. Rano dan Moka yang awalnya suap-suapan langsung menatap ke arahnya dengan tanda tanya.

"Gimana?" Bana bertanya sambil merangkul Alfa.

"Apaan anjir? Sok kenal!" Alfa menyentakkan tangan Bana dari pundaknya.

"Si Cici. Semalem lo ngapain aja sama dia?" tanya Bana. Dia menaik turunkan alisnya menggoda Alfa, yang tanpa sadar semakin membuat Rano dan Moka dipenuhi pertanyaan.

"Lo ngapain sama Eci?" Moka akhirnya bertanya, bahkan Rano sampai menyimak percakapan mereka karena penasaran.

"Gak ngapa-ngapain!" jawab Alfa.

Sepuing Harapan (TAHAP REVISI)Where stories live. Discover now