PTA - 01

106 90 86
                                    

Lets Read guys !

Hujan deras disertai angin yang kencang tengah melanda kota Bandar Lampung. Menimbulkan rasa dingin dan hawa menggigil. Seorang remaja perempuan berusia 16 tahun tengah menyiapkan makanan di dapur rumahnya, sembari menunggu seseorang untuk pulang kerumahnya.

Aliya Putri Habibah remaja perempuan cantik berusia 16 tahun bersekolah di SMA Al-Huda Lampung. Duduk di bangku kelas 11 SMA dengan jurusan IPA. Aliya tinggal berdua bersama ayahnya.

Tok tok tok!

Aliya segera berlari membuka pintu yang sedari tadi ia kunci, setelah dibuka menampilkan sesosok lelaki gagah berbadan tinggi yang basah kuyup karena terkena air hujan.

"Ayah" sapa Aliya cepat

Lelaki itu tersenyum lebar, ia langsung memasuki rumah dan menuju kamar mandi. Tidak seperti biasanya ia akan memeluk putri tersayangnya.

10 menit berlalu Aliya yang sudah duduk di kursi, tengah menunggu ayahnya keluar dari kamar mandi sembari membaca novel favoritnya.

"Serius amat baca novelnya" sindir ayah Aliya yang bernama Ali Habib Nurohman, biasa disapa Ali.

"Eh ayah udah selesai? Yuk kita makan dulu" jawab Aliya.

Ali tersenyum manis langkah kecilnya tertuju ke kursi yang ada di hadapan Aliya.

"Aliya masak apa?"

"Aliya masak tumis kangkung dan tempe goreng yah. Ayah suka kan?"

Ali mengangguk langsung saja ia membuka tudung saji yang sedari tadi menutupi makanan di meja hadapannya itu.

"Anak ayah pintar sekali. Ini masakannya enak banget rasanya" puji Ali sehabis mengunyah satu suapan ke mulutnya.

Aliya tersenyum bukan kali pertama ayahnya memuji hasil masakannya, "terima kasih ayah" balas Aliya malu.

Ali terkekeh melihat putrinya.

Mereka hanya tinggal berdua, ibu Aliya meninggal empat tahun lalu karena mengidap penyakit diabetes.

Selesai dengan makan malamnya Aliya dengan cekatan membereskan bekas makan malam mereka, sementara sang ayah masih duduk di kursi itu memperhatikan gerak demi gerak sang anak tersayang.

Suara adzan isya terdengar menandakan kaum muslim yang harus segera melaksanakan shalat isya.

"Aliya, ayah shalat di masjid ya, hujannya juga sudah reda" ucap Ali.

Aliya tersenyum manis menampakkan kedua lesung pipinya, "iya ayah, Aliya nanti shalat di rumah aja" balasnya.

Ali mulai berjalan menuju masjid, meninggalkan sang putri yang kini tengah mencuci piring.

Selesai dengan pekerjaannya, Aliya langsung melaksanakan shalat isya di rumah, sendirian saja.

Setelah selesai melaksanakan shalat isya tak lupa juga mengaji dan mengirim doa untuk Almarhumah bundanya, kini Aliya menyiapkan buku pelajaran yang akan ia bawa esok.

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu terdengar, langsung saja Aliya membukanya dan melihat siapa yang datang bertamu malam malam begini.

Pelukan Terakhir AyahWhere stories live. Discover now