"Mantap, Uke" ujar Maslin mengacungkan jempolnya.

"Walau agak sempit tapi gapapalah cucok buat kita-kita... Mari makan!" seru Prima semangat.

Kemudian mereka berempat menyantap makanan beserta minuman yang telah mereka pesan sambil diselengi beberapa percakapan ringan.

Dari sini seisi kantin dapat terlihat jelas namun sebaliknya orang-orang yang di kantin tidak terlalu jelas saat memandang ke arah mereka, ya, karena alasan yang tadi terhalau tumbuhan-tumbuhan besar.

Disuapan pertama Nuke merasa sangat cocok dengan racikan sambal, penyedap rasa, cabe, dan kecap pada mangkok baksonya. Lalu dengan cepat mengeleng-gelengkan kepalanya dengan mata berbinar merasakan sensasi kuah hangat dan segar pada lidahnya.

"Kek cewe lo," tegur Prima.

"Unchh... Emang seenak ituu lochh," protes Nuke kembali melahap makanannya.

Di sudut lain kantin tiga meja petak disatukan tampak jejeran pria duduk rapi menyantap makanan di hadapannya. Sambil beberapa kali meladeni sapaan dan gurauan dari beberapa siswa yang lewat.

"Kapan jeleknya sih... Ih heran. Lagi makan gaya brutal aja tetep ganteng," puji Nuke yang kemudian mengeluarkan kamera hpnya.

Sontak tiga manusia lainnya menoleh ke arah objek yang di maksud.

"Woi, jangan jadi pelakor deh. Itu yang di ujung kanan punya gue," sanggah Prima saat melihat Nuke mengarahkan kameranya pada pria yang ia taksir.

"Itu juga yang lagi pegang botol kecap soulmate gue," tambahnya kemudian.

"Apa, sih, lo enak aja, mungkin lo hidup aja mereka gak tau. Kenalin, ya, gue ini istri sah dan satu-satunya," aku Nuke sewot memperkenalkan diri.

"Ish banyak cincong lu, deng-"

"Sstt... Diam dulu ada momen langkah ini harus diabadikan" sahut Nuke kembali menjepret.

Terlihat Xion menenggak minuman pocari sweat yang tinggal setengah botol saat dirasa pedas menjalar di lidahnya. Jangan lupakan butiran keringat yang mengalir di sepanjang lehernya.

"Uhh, so sexy," kagum Prima mengabaikan kemarahannya pada Nuke saat tadi omongannya dipotong.

"Astaga, lehernya menggoda sekali...." Kali ini Mio ikut ambil bagian namun omongannya diberi jeda.

"Untuk dicekek," sambungnya langsung diberi hadiah tatapan tajam oleh Nuke dan Prima namun hanya sekejap.

Dengan sigap Mio menyeruput jus alpukat yang ada di hadapannya. Rasanya panas saat orang pertama yang ingin sekali dihindarinya menjadi topik pembicaraan.

"Lihat babang Dimas makan aja Nuke udah kenyang sumpah demi alek," ujar Nuke.

"Emang aura waketos beda ya saudara-saudara," tambah Prima.

"Uh uh itu bajunya yang kekecilan atau otot-otot nya yang pada nakal sihh keliatan sampe sini loh."

"Iyaa ihh tangannya aja berurat-urat, aihh mas Bonar bikin berantakan hati orang aja," Imbuh Prima mengarah pada pria pemegang sabuk hitam karate itu.

"Itu, Prim yang pake kaca mata. Adem, ya, liatnya," kagum Nuke lagi dan lagi.

Mereka berdua itu sangat cocok dan antusias saat membicarakan soal cowo, apalagi tentang kakak kelas yang tajir, tampan, dengan tubuh atletis, ketua basket, ketua OSIS, dan berbagai jenis ketua lainnya. Membuat telinga Mio panas.

"Lo gak suka, Mas?" Tanya Mio pada Maslin yang telihat acuh dan sibuk pada ponselnya.

"Suka apa, Mi?" Tanyanya kembali dan langsung menutup ponselnya.

"Cowo-cowo di sana?" Tanya Mio memajukan bibirnya untuk menunjuk kumpulan pria yang sedari tadi mereka bicarakan.

"Nggak, Mi gue lebih suka duit sih"

"Matre lo" ketus Prima.

"Denger yaa, Mas duit kagak bisa bikin orang bahagia," pesan Nuke wanti-wanti.

"Kalau dikit," sambung Mio lagi.

"Tau gak sih. Hidup itu pahit dan melelahkan, kita itu butuh gula" pungkas Nuke si pakar cinta.

"Seseorang yang manis dan berani, gue butuh orang yang begitu untuk menjadi milikku" sambungnya lagi.

Andai muntah itu semudah mengirim emot mual, diyakini yang lain sudah muntah saat itu juga.

"Terus yang jadi sasaran lo sekarang siapa nih, Prim?" Tanya Nuke.

"Tenang, gue udah sediain daftarnya kok. Jaga-jaga kalo ditolak cowo pertama, ya, ke cowo kedua kalo gak cocok lagi, ke cowo ketiga, dan begitu seterusnya," jawab Prima sarkatis sambil mengeluarkan notenya dari saku membiarkan Nuke membacanya.

"Wahh gilakk, yang cowo-cowo tadi juga pada masuk, yaa, lengkap lagi sama kelebihan dan kekurangannya, ckckck... Hebatt-hebat. Hmm coca cola apaan?" Heran Nuke melihat judul bukunya yang ditulis dengan tinta warna-warni.

Mio beranggapan Prima itu adalah stalker saat sekilas melihat buku yang dipegang Nuke. Sangat niat.

"Semua cowo dalam daftar itu, gue sebut coca cola. Singkatan dari cowo cakep cowo idola... Hahayyy," sahut Prima bangga.

"Yayaya, lo sih emang mau sama mereka tapi mereka yang ogah ama lo," sindir Nuke menohok yang kemudian lari tergopo-gopo takut diaung macan beranak-dibaca Prima-.

"Kurang ajar," teriak Prima dan benar saja lari-larian ala india story pun terjadi.

Melihat kejadian itu Mio dan Maslin hanya bisa geleng-geleng melihat dua manusia keracunan micin itu berulah.

Lalu segera merapikan barang-barang dan menuju ke kelas.

_AkhirZaman_

.

.

.


See you next part ;)

.

.

.

Kode alam: 1704/181123

/tap⭐ kalo suka

trims
👇












What's Up MXWhere stories live. Discover now