2

332 51 116
                                    

Budayakan follow dan jangan lupa tinggalkan jejak! Jejakmu semangat kuAzeek🧕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Budayakan follow dan jangan lupa tinggalkan jejak!
Jejakmu semangat ku
Azeek
🧕

"Hidup bukan tentang menunggu badai berlalu, tapi belajar menari di bawah hujan"
-AbidzarAisha

Umi menatap laki-laki yang menjadi anaknya dengan heran. Dia lalu kembali mengamati perempuan yang berada di sampingnya.

"A-bang?" tanya Umi dengan ekspresi yang sulit di artikan. Abi yang duduk pun kini ikut mengamati orang yang berada di hadapannya.

"Kamu masih SMA, Abang" ucap Abi menghela napas, Sedangkan Aisha, dia tetap duduk menundukkan kepalanya. Karena dia sendiri bingung harus melakukan apa. Pasalnya, dia tidak pernah banyak berbicara dengan laki-laki ini, tapi kenapa tiba-tiba dia menyeret nya seperti ini?

"A-ku aku gak tau tau kenapa Abidzar ajak aku kesini" ucap Aisha terbata-bata. Perempuan dengan pipi yang tembem itu benar benar menundukan kepalanya, entah perasaan apa yang sekarang dia rasakan, yang dia tau, hidup nya benar-benar kacau.

"Aku siap nerima konsekwensi nya" balas Abidzar meyakinkan. Sudut bibir Abi Abidzar tertarik, dia menatap Aisha lekat-lekat. Dia baru sadar jika perempuan ini yang sudah lama dia tau.

"Abi serahkan semuanya sama umi" balas Abi, laki-laki itu ingin sekali melihatkan senyumnya, tapi, dia juga harus memiliki wibawa di depan anaknya.

"T-tapi-" ucapan Umi terhenti saat matanya melihat Abi yang tersenyum. Seketika, dia melirik ke arah Aisha sejenak lalu mengangguk mengerti

"Oh... Jadi ini yang-"

"Umi Euhh Aku hauss nih, Abidzar minum ua airnya" ucap Abidzar memotong ucapan Umi yang sepertinya siap membeberkan sesuatu.

"Umi setuju. Tapi kamu harus Terima konsekuensi nya buat hari esok" ucap Umi mengulum senyumnya. Sedangkan Aisha malah menganga tak percaya dengan apa yang di ucapkan perempuan berkerudung putih besar itu. Jantungnya seakan berhenti berdetak saat mendengar persetujuan yang terlontar dengan mudah.

"Aisha-Aisha euh Aisha" Ini mulut kenapa lagi?!

"Oke, Aku siap nerima konsekuensi nya, Abi, Umi" balas Abidzar. Aisha refleks menoleh. Menatap Abidzar tak percaya

"Eh, tapi kita 'kan-"

"Yuk gue anter ke apartemen" potong Abidzar. Kedua orangtua Abidzar terkekeh sejenak.

"Kamu juga harus bilang ayah" ucap umi murung. Abidzar mengangguk mantap. Dia tidak pernah menarik senyumnya lagi, entah kenapa, dia merasa, jika dia benar-benar bahagia hati ini. Melihat Aisha yang kebingungan malah menambah kesan menggemaskan. Makin gemes deh

Aisha Dan AbidzarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang