Bab 28 🖤

168 19 5
                                    

Tok tok tok

Malera dan Asber sontak memalingkan wajahnya ke arah suara,dilihatnya dari balik jendela pintu seorang perempuan dan lelaki yang tak lain adalah shilla dan fano

"Masuk aja" teriak Malera dari dalam ruangan, Shilla memutar handle pintu

Kini ke empatnya sudah duduk diatas lantai ruang musik yang dingin

"Kamu..lo.." malera maupun shilla saling pandang

"Lo dulu"tawar malera,shilla menyanggupinya,Fano dan Asber hanya diam memperhatikan kedua gadis dihadapannya, mereka tau shilla dan malera sedang di ujung bahaya yang besar

" kemarin aku sempet liat cctv diujung jalan yang sepi, dan disana aku liat aksi pembunuhan yang benar benar kejam,  orang itu sadar kalo ada cctv yang mengintai dia, tiba tiba dia mendekat ke arah cctv, dia ngeluarin ponsel dari sakunya dan didalam ponselnya ada nama aku Ler" ujar shilla menceritakan kegelisahannya

"Korban yang dia bunuh perempuan bukan?" Tanya Malera

"Kok kamu tau?" Tanya shilla tak menyangka bahwa Malera telah mengetahui korban kekejaman tersebut

"Dia tadi dateng ke gw Shil, dan dia bilang gw harus hati hati kalo gak mau bernasib sama kayak dia" kekeh Malera muak dengan semua ini

"Gua sama Fano gak bakal biarin kalian gitu aja kok, dan kita bakal berusaha buat menangkap pria itu...karena kita gak mau kalian kenapa napa" balas Asber menatap dalam gadis didepannya, hatinya sakit mengetahui bahwa Malera adalah korban kekejaman selanjutnya dari misterius boy

"Shil lu tenang aja, selama ada gua lo pasti aman" ujar fano dengan percaya dirinya, shilla mendengus kasar mendengar ucapan fano, namun rasa gelisah perlahan sirna ketika fano mengucapkannya dengan yakin

"Jadi??? Nyanyi dulu yuk! Udah lama kita gak nyanyi bareng..lagian gw yakin kita bisa kok" sahut Asber seraya beranjak dari duduknya dan mengambil alih gitar, mau tak mau yang lain sudah pada posisinya masing masing, Malera yang telah duduk di depan piano dengan mic yang sudah tersedia, fano didepan drum bassnya dan Shilla dengan gitar dipangkuannya.

Mereka terhanyut dalam melodi yang mendalam sampai tak sadar bahwa sesosok lain yang memperhatikannya

'Gw yakin lu bisa lewatin semua ini Ler, karena lu gak sendiri, maaf gw malah ngilang karena gw juga gak bisa bantu banyak'gumam Inem menatap nanar sahabat manusianya berbeda dengan hantu disebelahnya, yang ia tau itu adalah ibu Fano, kini hantu wanita tersebut sedang menangis haru menyaksikan anak lelakinya sudah tumbuh menjadi manusia kuat yang akan berjuang melindungi orang lain.

******

Selama pelajaran sejarah Malera hanya menatap kosong papan tulis didepannya, hatinya sedang dilanda gelisah ketika menyaksikan kembali penghuni sekolah yang memperlihatkan wujud aslinya, ini sangat jarang sekali terjadi, biasanya mereka hanya menampilkan wujud aslinya beberapa saja tidak serentak seperti sekarang, yak terasa keringat dingin membasahi dahi Malera

"Ler lu sakit?" Tanya asber seraya meletakan telapak tangannya di dahi Malera, namun suhu badan Malera normal

"Ber sekarang tanggal berapa?" Tanya Malera

"Kok tiba tiba nanyain tanggal sih, gw temenin ke uks yuk, muka lu pucet banget" ajak Asber dengan sedikit memaksa, Malera menggelengkan kepalanya, ia tak mau keluar kelas dengan begitu ia bisa melihat lebih banyak penghuni sekolah yang memperlihatkan wujud aslinya

"Jawab aja cepetan" sentak Malera

"15 Februari"

Dengan segera Malera melihat kalender, dan benar saja tebakannya

MISTERIUS BOYWhere stories live. Discover now