Bab 25 🖤

182 17 4
                                    

hanya kehampaan yang menggambarkan keadaan didepannya.

ketiganyanya diam membisu,enggan memulai percakapan.Beberapa anak tangga yang berdebu dengan dinding kasar berlumut.

"ayo masuk!"ajak Asber memecah keheningan 

mau tak mau ketiganya segera menaiki setiap anak tangga,pintu tertutup dengan sendirinya,meninggalkan sensasi mistis yang kuat.

Asber memegang komando,menatap was was sekitar.

'SHUTT..' Malera menatap ke arah bisikan,namun nihil tak ada apapun disana,ia kembali fokus menatap depannya

'shut..ler ini gw..Inem' panggilnya berulang kali,mencoba memusatkan perhatian malera ke arahnya

'lu dimana?kenapa gw gak bisa liat lu?'Malera mengirim sinyal

"lu beneran gak bisa liat gw?oke gw tepat disebelah elu"ujar Cassie melayang berdampingan dengan Malera "kalo kalian liat pertigaan didepan, jangan lupa pilih jalur kanan,petunjuk selanjutnya menunggu kalian!maaf gw gak bisa bantu banyak !ada  yang menghalangi gw buat bersitatap sama elu Ler,gw yakin lu bisa pecahin semua ini!demi gw!demi kita semua korban kekejaman ini!"setelahnya cassie menghilang diganti senyap

"kamu gakpapa kan Ler?'tanya asber khawatir memandang raut pucat gadis disampingnya

"gak papa kok,tadi Inem kasih petunjuk ke kita,kita harus bergegas!"

AAAAAAAAAA!!!!

Terdengar teriakan memilukan  dari arah Timur,mau tak mau Malera segera berlari menuju ke asal suara,menghiraukan teriakan Asber yang menyuruhnya kembali, fano berlari mengejar Malera,Asber tak punya pilihan lain selain mengikuti ketiganya.

malera terbelalak kaget melihat apa yang kini ada dihadapannya,ruangan berbentuk labirin dengan setiap sudutnya terdapat banyak lubang kuburan,fano dan asber yang baru saja sampai tak kalah terkejut melihat pemandangan di hadapan mereka.

bagaimana bisa sebuah tangga menghubungkan ketiganya ketempat yang begitu mengerikan,malera menarik napas dalam memberanikan dirinya untuk berjalan lebih dekat kearah labirin.

'apa yang kalian liat?'tanya shilla di seberang sana yang masih meretas rambu lalu lintas yang menuju kearah sekolah,agar mobil ayah fano tak bisa berjalan untuk sementara.

"kuburan labirin"ringis malera berjalan mendekat kearah salah satu kuburan yang sepertinya sudah terisi

fano dan asber berjalan kearah lain,keduanya lebih tertarik pada lukisan yang tertempel disetiap dinding labirin,fano mengusap debu yang menempel di lukisan tersebut 

"ashhh.."lirih fano menemukan tangannya yang sudah berdarah,matanya menyelidik menatap lukisan.ini bukan lukisan biasa,didalamnya tertempel berbagai ukuran benda tajam.dari mulai jarum yang paling kecil sampai belati yang terbesar

"ini bukan lukisan,ini tipuan."sungut pemuda itu membuat arah pandang asber menatap kearahnya

"bener,sebenernya ini tempat apaan si?gw liat setiap lukisan gambarnya senjata dan anggota tubuh dan setelah diperiksa itu bukan lukisan.lo yakin gatau tentang ruangan ini?"fano menggeleng sebagai balasan,matanya kembali menelisik setiap sudut ruangan sampai tak sengaja menangkap sesuatu yang cukup ganjil,kuburan dengan nama ibunya dan juga namanya  sudah terisi

"Fan nama lu?"

"i know! ternyata dia udah mempersiapkan semuanya dari lama"balas fano menatap asber

"Disana gimana keadaannya?''tanya Shilla diseberang sana

"sejauh ini masih aman,terus pantau Shill,kita semua butuh elu"jawab Fano

"FANO!!!ASBER!"teriakan Malera menghentikan aktivitas mereka,keduanya dengan terburu segera berlari menuju Malera

malera terduduk lunglai tak bertenaga,tak menyangka akan menemukan petunjuk yang begitu mengerikan,bagaimana bisa?

tepat didepan Malera,sebuah kuburan dengan dalam 2 meter,terdapat namanya dan juga Shilla tak hanya itu seluruh anggota keluarganya juga terpampang jelas.Asber merangkul Malera berusaha menenangkan

"ada nama gw juga di seberang sana,lu jangan takut,kita pasti bisa hentiin dia"ujar Fano memberi semangat

"orang yang tadi teriak disini ada disana Ber..Fan.."lirih Malera seraya menunjuk makam miliknya,dilanda penasaran,fano segera mendekati kuburan tersebut,sekujur tubuhnya menjadi tegang,bulu kuduknya berdiri ,tak bisa apa apa selain diam mengamati pemandangan didepannya.Asber pun ikut melihat dengan merangkul Malera,ini pasti tipuan!

kenapa?kenapa orang yang ada didalam kuburan itu sama persis dengan gadis disampingnya?

dengan segera Asber menarik Malera ke dalam pelukannnya,bukan itu bukan ilusi,siapa gadis didalam kuburan itu?

"itu gak mungkin kan Ber?"isak malera dalam pelukan Asber

"itu orang lain Ler,lebih baik kita bertiga langsung keluar dari ruangan ini,firasat gw gak enak"ujar asber seraya mengusap lembut punggung Malera

"iya,kita harus keluar dari ruangan ini,Shilla mungkin udah tau jawabannya,dia juga nyuruh kita buat keluar dari ruangan ini"balas Fano 

"dan ler kamu bisa liat makam disana?"tanya asber seraya menunjuk makam yang tak jauh dari makan Malera ,arah pandang Malera mengikuti telunjuk Asber

"itu..itu...makam Cassie dan Safira,kakaknya Shilla kan?"tanya Malera cukup terkejut dengan fakta tersebut

"menurut gw semua yang udah dibunuh sama dia bakal dikubur dilabirin ini"Fano beropini

"enggak!terlalu sempit untuk semua yang udah dia bunuh!"

"dah plis..jangan bahas ini,gw mau keluar dari tempat ini..cukup"lirih Malera ,Asber dan fano menyanggupi,segera ketiganya keluar dari labirin tersebut,fakta tersebut cukup untuk diketahui tak ingin ditindak lanjuti.

setelah keluar dari perpustakaan,ketiganya tergesa berlari menuju area belakang sekolah tepat dimana ketiganya menyembunyikan kendaraannya

'sorry guys aku gak bisa bantu buat nahan ayah Fano lagi,dia udah ada diarea sekolah'  ujar Shilla melalui airpiece,sontak ketiganya kembali ke arah perpustakaan

benar apa yang dikatakan oleh Shilla,kendaraan nya sudah tampak dibawah sana,mereka harus segera keluar bagaimanapun caranya

"lewat belakang sekolah seperti tujuan awal kita,kalo ketauan kalian langsung lari pulang pake mobil gw"titah Fano

"terus elu kayak gimana?"tanya Asber tak setuju dengan usul Fano

"gak ada cara lain Ber,kali ini aja plis dengerin gw,ayah gw gak akan heran kok kalo gw ada disini,tapi kalo dia ngeliat gw sama orang lain pasti dia bakal curiga,ayo keluar"

ketiganya berlari kecil menuju belakang sekolah,seluruh koridor gelap,hanya cahaya remang malam yang membantu mereka mengetahui jalan yang ingin dilalui.

selama berlari Malera tak kuasa melirik kesana kemari,ia terlalu takut untuk bersitatap dengan MEREKA,tak heran pula bila Asber merangkulnya semakin erat.

"SIAPA DISANA!!"teriakan itu begitu menggelegar,mereka telah tersorot oleh cahaya senter,ketiganya segera berlari fano segera memisahkan diri,mencari arah lain

pria tersebut mengejar Fano,dia adalah pengawal ayahnya sendiri.

"fano gimana?"

"dia bakal baik baik aja Ler..percaya sama Gw"

malera mengangguk ragu,ia tak bisa sepenuhnya yakin oleh ucapan Asber,di ujung sana,sebentar lagi mereka telah sampai,mobilnya pun telah menyala,sepertinya shilla telah menunggu

"kalian gila...biarin mobil gak dikunci"semprot shila sesampainya malera dan asber disana 

asber meringis sedangkan malera masih mengontrol  nafasnya yang tak beraturan karena berlari,shila menengok kesamping keduanya, seperti ada yang kurang

"fano mana?"asber menggeleng lesu begitupun malera"ketemu ayahnya"

Dan ucapan asber seketika membuat shilla terhenyak









MISTERIUS BOYWhere stories live. Discover now