1

10.2K 688 71
                                    


•[Baby Sitter]•

*


Dikantor, Chan menatap sendu komputer nya yang menampilkan file perusahaan. Dia enggan untuk berbicara atau bertemu dengan siapapun. Pikiran nya kalut dengan masalah keluarga nya. Istrinya tengah mengandung anak pertama dari nya, akan tetapi itu tak membuat istrinya bahagia. Justru malah ingin menjualnya ke panti asuhan.

Chan bingung entah harus bagaimana, andai saja dia tidak memaksa istrinya untuk menikah dengan nya, mungkin tidak akan seperti ini.

Beberapa kali Chan membujuk istrinya, tapi tetap saja sulit. Malah berujung pada jalan yang tidak benar. Istrinya selalu meminta cerai pada Chan,namun Chan masih sayang dengan nya,ia akan tetap mencintai meskipun hatinya sakit.

Hp Chan mendapat notifikasi dari maid rumah, maid nya mengabarkan kalau istri Chan dibawa ke rumah sakit, karena akan melahirkan. Sedih? Iya tentu, Chan sedih. Dia tidak akan memiliki pendamping hidup setelah ini.

Chan melajukan mobilnya menuju rumah sakit untuk menjenguk istri dan calon anak nya. Sesampainya disana Chan tersenyum, mama Bang mengatakan bahwa anaknya Chan telah lahir dengan jenis kelamin laki-laki.

Dokter keluar dari ruangan rawat istrinya Chan, dan sudah mengizinkan untuk menjenguk. Chan segera masuk, terlihat istrinya yang sedang terbaring tidur di ranjang rumah sakit dengan infus di punggung tangannya.

Serta bayi mungil yang tertidur pulas di samping nya,Chan ingin sekali berterimakasih pada  sang istri. Ia ingin membangunkan nya,namun tidak tega. Tenaga nya pasti terkuras habis, sungguh Chan sedih.

"Lo ngapain disini?liat ulah anak lo, gue jadi harus sakit-sakitan kayak gini. Tuh bawa anak lo sekarang juga,jangan harap gue kasih asi" ucapnya dengan membentak Chan.

"Maafin aku, tapi itu anak kita. Aku mohon jangan pergi ninggalin anak kita dan aku San"

"Gue gak sudi, dia anak lo. Pokoknya anak lo, bulan depan kita cerai. Gue gak mau denger lo bujuk atau pun bawa anak lo kehadapan gue, titik" bentak sang istri

Chan hanya bisa pasrah,ia mengangguk saja menahan air matanya agar tidak turun.

.

.

Satu Minggu berlalu. Chan senang melihat anaknya disusui oleh Sana meskipun terpaksa. Setidaknya bayi nya tidak menangis karena lapar. Semoga saja tuhan membalikkan hati Sana,agar kembali mencintai Chan.

"Sana, aku pergi dulu ke kantor ya. Jagain anak kita"

"Ini anak lo bukan anak gue"

Chan mengusap wajahnya saat hendak keluar dari rumah. "Tuhan tolong datangkan malaikat untuk keluarga ku, jika perceraian adalah jalan terbaik, saya terima dengan ikhlas" do'a Chan


"Gimana Chris, anak lo udah lahir? udah di kasih nama belum?"

"Belum" jawab Chan datar

"Gue ada saran nama nih. Gimana kalau Gavin Bang ? atau Alden Bang atau Bam Bang, Bang Bank atau Bang Toyib, Bang Sat, Bang Bara ,Bang Ku ,Bang Kang, Bang Kok,Bang Kong,Bang Bung,Bang Bang Bang,Bang-"

"Chris Bang"

"Itukan nama lo, gimana si. Kreatif dikit lah Chris,masa anaknya plagiat nama bapaknya. Apa kata dunia?"

"Terus apa?"

"Kata gue tadi, namanya pada bagus"

"Bang Juyeon??"

"Nah itu bagus, elu bisa juga bikin nama, udah itu aja gue setuju. Pasti anak lo gedenya cakep"

"Iya-iya"

Chan beruntung memiliki sekretaris sekaligus teman nya ini, Bambam membuat Chan sedikit sedikit melupakan masalah di rumahnya. Tapi kesel juga,masa anaknya Chan dikasih nama yang disebutkan Bambam, apa kata planet? Kecuali Gavin dan Alden,itu masih bisa di terima otak.

"Chris kantin kuy, gue gak suka liat lo sedih begini, bawaannya pengen nyekek sumpah"

"Yaudah ayo, gue juga lapar nih" akhirnya Bambam bisa bujuk Chan buat makan di kantin, biasanya susah. Kaya bangunin anak kebo.

Btw ini kantin di tempat perusahaan Chan ya

Cklek

"Lo lama banget si pulangnya, gue tuh udah cape ngurusin anak lo. Liat tuh nangis, diemin!! Telinga gue sakit dengernya"

Baru saja Chan buka pintu sudah di suguhi dengan anak nya yang sedang menangis di lantai tanpa alas. Chan ingin marah pada Sana, tapi dia tidak mau membuat Sana sakit hati dan pergi meninggalkan nya.

"Maaf, tapi kamu jangan kayak gini. Kamu bisa buat bayi kita terluka" nasihat Chan lembut, sambil menggendong bayi kecilnya agar tidak menangis.

"Gue gak perduli,mati aja sana. Biar gue gak cape ngurus nya"

"Sana! Jaga ucapan kamu!!"

"Apasi Chan,lo ngeselin banget deh. Gue udah percepat perceraian kita, Minggu depan keluar, ngerti?"

"Please San jangan cerai, kamu gak kasian sama anak kita,ha?"

"kita cerai, gue mau kita cerai!! urus aja anak lo sendiri, gue gak sudi!!"

"gak bisa, aku gak bisa cerai sama kamu. kita jaga anak bareng-bareng"

"pokoknya kita cerai

TITIK!!"

PLAK

"Aku kabulkan keinginan kamu San!!!pergi dan jangan kembali!!!" Tegas Chan, emosi. Kesabaran nya telah habis,Chan kira Sana mau menyelesaikan nya dengan kepala dingin, tapi ternyata malah semakin membuat Chan emosi.

"Tega lo Chan nampar gue,jahat lo,jahat!! Lo iblis,Lo harusnya mati. Gue pergi sekarang juga!" Sana benar-benar pergi meninggalkan rumah Chan, membawa dua koper besar, yang entah  kapan dibereskan. Chan tidak tau istrinya akan pergi ke mana. Kecuali yang Chan tau, negara Jepang. Tempat lahirnya

Dan mulai sekarang Chan telah resmi melepaskan Sana dari hidupnya.

Yey duda,ayo daftar😳

.

.

Dua bulan kemudian. Anaknya Chan kini sudah menginjak usia tiga bulan,itu artinya perceraian dengan Sana sudah dua bulan lebih, namun Chan masih enggan melupakannya.

Tubuhnya yang dulu terawat, sekarang tinggal tulang dan kulit yang membungkus nya,Chan harus membagi waktu untuk anaknya dan juga pekerjaan kantor. Namun ia tak tega jika meninggalkan di rumah sendirian. Karena maid-maid mengundurkan diri. Jadilah Chan bawa anak nya ke kantor setiap hari.

Setidaknya ia bisa memantau anak nya dari dekat. Meskipun tubuhnya lelah,Chan masih bisa tersenyum untuk kebahagiaan putra kecilnya,Bang Juyeon.

TBC

BABY SITTER||CHANJIN•✓[3]Where stories live. Discover now