Travel Notes #02 - Part 1

22 5 0
                                    

Koloni AX0931

Tokoh:
Ven - zzztare
(Judul: Into Dust)

J - justNHA
(Judul: Le' inanite)

Ducky - Catsummoner
(Judul: Kabur)

================================

Catatan perjalanan ini menggunakan sudut pandang Ven. Silakan kunjungi work akun di atas untuk pengalaman membaca yang berbeda. :>

Task 03=================================

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Task 03
=================================

"KENDARAAN DIADANG. BERSIAP UNTUK MEMPERTAHANKAN ROMBONGAN!"

Baru juga Ducky bermaksud kembali mengintip keluar, kendaraan yang mereka tumpangi kembali terguncang. Kali ini jauh lebih hebat dari sebelumnya, tombak yang dia bawa sampai terguling. Samar-samar terdengar keributan dari ruang kemudi. Tangan Ducky refleks meraih tombak dan papan selancar gurun.

Ven, lagi-lagi, terjerembap. Kali ini tidak ke siapa-siapa, melainkan langsung lantai mobil berikut bebatuan yang tadi disusun J. Baru hendak mengomel, suara dari interkom membahana.

"Diadang? Diadang apa? Penyamun? Mustahil. Kalau dari guncangan ini ...." Ven duduk sambil menggosok kedua tangannya, kalut. "Monster ...."

J merogoh tasnya dan mengeluarkan ketapel, menggenggamnya erat. Truk kembali terguncang disusul dengan rem mendadak, membuat kepala J terbentur.

"KUNCI LUAR SUDAH DIBUKA, HARAP BUKA SLOT KUNCI DALAM!!!" seru suara dari intercom lagi.

Ducky menatap ke arah yang lain. "Siapa yang akan buka kuncinya?"

Selagi mereka terdiam, suara derak dan debum beberapa kali terdengar. Awalnya agak jauh, semakin lama semakin dekat, hingga terasa seperti ada yang menjatuhkan martil bergantian, tanpa henti.

"Aku saja." J berdiri, mendekati pintu dan membuka slot kunci.

Bertahun-tahun berkelana, Ven sudah sering melihat rupa-rupa monster. Ia tak pernah langsung menghadapinya sendirian. Ia masih sayang nyawa. Tentu saja, bertahan hidup adalah tujuannya nomor satu, yang membuatnya sangat membenci rasa putus asa apalagi sampai ingin mati.

Ven meraba senjata di balik jubahnya, senjata yang paling terjangkau olehnya. Ada beberapa benda tajam lain di kain yang ia bawa, tetapi itu untuk nanti saja. Lagipula, apa itu sungguhan monster ....

Brak!

"Ukh!"

Pasir menyeruak masuk begitu J membuka pintu. Ven melindungi matanya dan melihat sesuatu yang samar di luar sana.

BRAKKK!!! DDDHUAAAKKK!!!

Terdengar benturan keras nyaris bersamaan dengan terbukanya pintu kendaraan. Seluruh badan mobil sempat terguncang lagi karenanya. Membuat pijakan para penghuni kendaraan sedikit goyah.

Into DustWhere stories live. Discover now