Journal #03 - A Travel with Partners

41 5 8
                                    

Task 05
Journal

===================================

Jurnal ini menggunakan sudut pandang Ven, silakan membaca jurnal di karya lainnya untuk pengalaman membaca yang lebih utuh.

Character mentioned:
Ven - zzztare
J - justNHA
Ducky - Catsummoner

==================================

==================================

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

==================================

---- Hari ke-1.
Eh, ini hari ke-2 sejak kami bertolak dari koloni AX-0931. Rasanya sudah seperti setahun saja. Baiklah. -----

==================================

[Hari pertama menuju Rogue Colony]

=========

Hari ini ada sedikit kemajuan dariku, sepertinya.

Kejadian kemarin membuatku sadar kalau aku tidak bisa selamanya apatis. Ditambah hari ini ... wah, kayaknya aku yang iseng.

Apa masalahku sebenarnya itu belum menemukan orang yang tepat? Sejak kehilangan Alba, aku hanya menemukan orang-orang dewasa berwajah suram, atau kelompok-kelompok yang aku merasa tidak bisa cocok bersama mereka. Kerjaanku adalah nomaden, berpindah-pindah koloni, sampai sedekat mungkin ke Liberte, masa bodoh dengan orang lain. Sekarang? Aku "terpaksa" menyamankan diri dengan orang lain.

Setelah semalam aku merasa gelisah, terutama setelah kabar dari J, aku menulis jurnal ini dan ... langsung tidur. Terbangun karena J yang tampaknya sungkan membangunkan. Rupanya sudah giliran aku berjaga. J menunjukku ke satu tempat. Katanya, ada kadal di sana. Hampir saja aku mengeluarkan senjataku kalau J tidak berkata, kadal itu ... peliharaannya.

Saat itu, lagi-lagi, aku tertawa.

Aku berjaga bersama kadal yang diam di sampingku. Diam, tidak ke mana-mana. Namun, ajaib juga, kakiku yang semalam masih begitu kaku kini cukup bisa kugerakkan, meski selangkah butuh waktu sepuluh detik. Mungkin, ini karena posisi tidurku tadi cukup membantu.

Interaksi kemarin sepertinya membuatku nekat. Saat giliran Ducky berjaga, aku tidak tahu cara membangunkannya. Kalau kakiku normal, mungkin aku akan menendangnya (bercanda, kok). Ketika aku melirik kadal, kadal itu juga melirikku. Dari sanalah aku mendapat ide.

Refleks Ducky sangat luar biasa rupanya. Ketika kusisipkan kadal itu di belakang lehernya, ia langsung berjingkat dan meraih pisau. Hampir saja aku yang kena, tetapi ia mengincar kadal. Aku berseru melarang, J tiba-tiba muncul dengan muka bantal, Ducky gelagapan.

Into DustKde žijí příběhy. Začni objevovat