Page 1

301 43 15
                                    

Sebuah amplop coklat telah kucel karena digenggam terlalu kuat oleh sebuah tangan lentik yang kini menatap kosong ke depan. Genangan air mata di pelupuk matanya mati-matian ia tahan agar tak jatuh menetes. Kaki yang gemetar hampir tak mampu untuk menopang tubuh tinggi kurusnya. Semua ia tahan dengan baik. Dagu lancipnya sekarang ia naikkan, kakinya ia teguhkan dan air mata yang ia telan kembali sebelum terjatuh membasahi pipi gembilnya.

Jung Hoseok melangkahkan kakinya menuju halte dengan amplop coklat penuh bekas kusut yang baru saja ia terima tadi setelah menunggu selama satu minggu ini. Dirinya mendapatkan beberapa pengecekan secara intensif minggu lalu dan hari ini adalah jadwal pengambilan hasilnya. Betapa kagetnya Hoseok karena hasilnya sama seperti yang ia takutkan. Tak pernah terbayangkan di kepalanya bahwa dirinya akan menjadi seperti ini. Tepat setelah dirinya meyakinkan hatinya untuk berlabuh ke Jeon Jungkook.

Jeon Jungkook adalah seorang anak bungsu dari keluarga kaya yang kini menyandang status sebagai kekasih seorang Hoseok. Jungkook yang sedang mengenyam pendidikan  S2 itu jatuh cinta pada Hoseok yang hanyalah seorang barista di klub terkenal di ibu kota. Jungkook yang merupakan seorang jenius dan dingin itu telah jatuh sepenuhnya pada seorang Hoseok. Mereka bertemu beberapa kali hingga akhirnya si bungsu Jeon itu memaksakan kehendaknya pada diri Hoseok. Dengan seenaknya Jungkook mengikuti semua aktivitas Hoseok demi untuk menarik perhatian si manis berlesung pipi kecil itu. Hoseok yang jengah mau tak mau menanggapi tingkah Jungkook yang setiap saat mengganggunya.

Kegigihan dan sifat ambisius Jungkook yang akhirnya membuat Hoseok membuka hatinya untuk si bungsu Jeon itu. Perlahan Jungkook berhasil membuka hati seorang Jung Hoseok yang terbiasa sendiri. Memberikan warna baru pada kehidupan Hoseok yang abu-abu karena beban kemiskinan yang membelenggu dirinya. Pelan tapi pasti akhirnya Hoseok jatuh cinta pada Jungkook. Akhirnya perjuangan Jungkook berakhir manis.

Setelah hampir tiga tahun berkencan dengan Si Bungsu Jeon, kehidupan Hoseok menjadi lebih mudah dan berwarna. Jungkook yang dikenal sebagai orang yang dingin pun akan meleleh di depan kekasih manisnya. Sifat manja khas seorang anak bungsu penuh manja dan keras kepala membuat Hoseok menjadi lebih sabar dan pengertian. Meskipun Jungkook begitu, ia juga merupakan lelaki yang penyayang dan tidak bisa mengabaikan Hoseok terlalu lama. Dalam hal apapun Jungkook akan menjadi orang pertama yang meminta maaf meski ia butuh waktu untuk menurunkan egonya.

Baik Jungkook dan Hoseok kini telah merasa bahwa hubungan mereka telah berjalan cukup serius. Namun dari lubuk hati Hoseok yang terdalam tersimpan sebuah keraguan akan status hidupnya. Ia sadar dan paham bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa bagi keluarga kaya seperti keluarga Jeon.  Hingga suatu hari perasaan itu tersampaikan pada makan malam romantis yang diam-diam Jungkook siapkan untuknya.

Atap sebuah restoran mewah dengan hitamnya langit malam yang menyelimuti dan lilin-lilin yang tersebar membentuk huruf inisial namanya dan Jungkook terlihat indah. Cahaya redup itu membuat
Hoseok terpukau sesaat. Hanya sesaat karena kesadaran diri Hoseok ditarik paksa oleh sebuah kalimat sederhana dari bibir tipis Jungkook.

Terpaku, terdiam, tak bisa menjawab pertanyaan indah yang setiap orang inginkan dari kekasihnya. Hoseok ketakutan sendiri saat melihat tatapan berharap dari Jungkook. Jelas Jungkook hanya ingin mendengar satu jawaban yang ingin ia dengar. Namun Hoseok benar-benar tidak bisa fokus pada kekasihnya. Pikirannya mengingat kembali setiap kata yang tercetak jelas pada amplop coklat yang belum lama ini diterimanya. Belum lagi pikiran tentang strata hidupnya yang jelas sangat tidak sepadan dengan kekasihnya. Semua berputar terlalu cepat di kepala Hoseok hingga membuatnya pusing.

Wajah pucat Hoseok membuat Jungkook khawatir setengah mati. Tubuh kurus itu langsung  sempoyongan dan terjatuh aman di pelukan Jungkook. Segera Jungkook membawa Hoseok ke rumah
sakit dengan mobilnya. Namun di pertengahan jalan Hoseok sudah sadar dan meminta untuk pulang ke rumah saja. Tentu saja hal itu sangat ditentang oleh Jungkook, namun melihat sirat mata lelah dan penuh memohon milik Hoseok akhirnya membuat Jungkook mengalah kali ini. Meski begitu Jungkook masih sangat khawatir dengan keadaan Hoseok.

KEPUTUSANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang