BAGIAN 12 [BERBAGI CERITA]

Start from the beginning
                                    

"Jen, tenangin diri Lo... " Ucap Nana dengan nada halus, mencoba untuk menurunkan emosi temannya yang bisa meledak kapan saja.

"Tuhan gak pernah adil sama gue! "

"Jen, kata bang Jeffin Tuhan itu maha adil. Dia gak mungkin ngasih cobaan kalau keluar dari batasan mampu setiap hambanya! "

Terlihat jelas wajah Jendral yang memerah menahan emosi. Niatnya untuk mencari ketenangan malah harus terurungkan karena emosinya yang tak dapat dikendalikan.

"Cerita pelan-pelan, jangan langsung kebawa emosi kaya gitu... "

Jendral menghela napasnya guna untuk mengurangi sedikit emosinya, walaupun akhirnya sama sekali tidak membuahkan hasil.
"Untuk yang kedua kalinya, ayah gue selingkuh. "

"Keluarga gue hancur sehancur-hancurnya. Dan kenapa orang yang nyakitin bunda tu selingkuhan yang sama waktu gue dulu masih umur tujuh tahun. "

Nana terkejut mendengarkan cerita dari temannya. Orang yang sama?

"Dulu ayah gue selingkuh waktu gue umur tujuh tahun sama wanita yang udah gak bersuami itu. Bunda shock berat sampe setiap hari selalu mikirin omongan ayah, parahnya lagi dulu ayah gue sama sekali gak mau ceraiin bunda, bunda dimadu... "

Pandangan lelaki itu menatap kosong kearah cangkir kopi yang hanya sisa separuh tersebut.
"Bunda sempet pergi dari rumah dan lebih milih tinggal dirumah kakaknya yang juga udah bersuami. Terus waktu gue umur tiga belas tahun, ayah balik sama bunda dan tentunya gak ada penolakan dari bunda. Tapi sekarang ayah selingkuh lagi, sama orang yang sama... Bunda dipukulin tiap hari sama ayah, sampe gue yang denger udah muak! "

Jendral meraup wajahnya kasar. Lelaki itu bahkan tak pernah menyangka jika ayahnya sebrengsek itu. Semuanya berubah 180°, ayah semakin sering pulang malam dan apalagi jika bukan untuk meladeni selingkuhannya?

Sungguh demi apapun Jendral tidak pernah ingin bundanya menderita, tersiksa dengan kedua tangan laki-laki brengsek itu.

Dulu memang pemuda itu tidak terlalu paham dengan hubungan keluarganya. Bahkan ia sedikit terkejut jika orang yang ia panggil dengan sebutan 'om' adalah ayah kandungnya. Jendral tahu ketika ayahnya kembali ke keluarga bunda, menyalin silaturahmi kembali.

Saat itu ia sangat bodoh, tidak mengerti apa-apa. Tapi sekarang pemuda itu ingin menjadi pahlawan untuk bundanya. Sudah cukup empat tahun ini ia biarkan ayahnya tinggal dengan dirinya. Kali ini Jendral yang akan memisahkan keduanya, membiarkan ayah bersama dengan wanita yang sama sepuluh tahun yang lalu.

"Jen... Lo percaya kan kalau Tuhan gak tidur? "

Jendral yang mendengar suara lembut Nana langsung menoleh kearah temannya tersebut. Wajahnya sudah memerah menahan emosi, biarlah ia menceritakan sifat brengsek ayahnya dengan teman dekatnya. Bahkan jika bisa, dunia tahu tentang hal ini Jendral sama sekali tidak keberatan.

"Lo berdoa supaya ayah Lo sadar. Kata bang Jeffin Tuhan sama sekali gak pernah tidur, dia pasti tahu semua yang hambanya lakukan. Lo tahu kan kalau saat ini kita menanam bibit, pasti beberapa bulan bakal jadi buah yang enak. "

"Dibalik itu pasti ada tukang kebun yang berkorban untuk merawat tumbuhannya kan supaya menjadi pangkal buah yang enak? "

Jendral terdiam, lelaki itu masih mencoba mencerna apa yang sebenarnya temannya bicarakan.

Forgotten Nana [END]✓Where stories live. Discover now