• Prolog •

2.4K 79 29
                                        

~ "Kita harus lupain perasaan masing-masing. Aku dengan perasaanku, dia dengan perasaannya, begitu juga kamu dengan perasaanmu. Biar kita sama-sama ngerasain lukanya. Adil kan (?)" ~

 Adil kan (?)" ~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

7 Juli 2005,
Di sebuah 'Pesta ulang tahun' gadis kecil yang ke-4 tahun.

Gadis kecil bergaun putih dengan rambut panjang berwarna hitam yang dikepang rapih di sebagian helainya itu, saat ini terlihat berdiri di antara kedua orang tuanya.

Salah satu teman dari gadis yang berulang tahun itu, mendekat. "Happy birthday, Zoya!! Nih kado buat kamu. Nanti aku dapet suapan kue kan?" ucap gadis yang mengenakan gaun berwarna cream yang mana merupakan dresscode tamu undangan, dengan tatanan rambut cantiknya yang membuatnya terlihat sangat manis.

Zoya menerima kado itu dan berkata. "Iyalah, pasti. Setelah mamah papahku, kamu pasti dapat satu suap. You're my best friend, Jihan!!"

***

"Mana kadonya?" tanya Zoya pada anak laki-laki yang mengenakan jass berwarna  senada.

"Aku nggak bawa, tapi papa aku bawa," jawabnya terdengar sangat lucu.

"Mana papah kamu?" tanyanya lagi.

Anak lelaki itu sontak menunjuk ke arah papanya yang sedang asik berbincang dengan papa Zoya.

"Kalo gitu, yang boleh ke sini cuma papah kamu. Pulang sana!" usir Zoya sangat ketus ala anak kecil seusianya.

Anak itu pun pergi dengan santainya.

***

Saat rangkaian acara telah usai, Zoya melihat anak laki-laki tadi sedang duduk di ayunan yang terdapat di taman belakang rumahnya, sembari memainkan kotak rubik.

Zoya mengabaikannya, dia tetap asik bermain tom and jerry bersama teman-temannya. Mereka berlarian kesana kemari, beberapa peluh pun menetes dari badan mungil mereka.

Sangking asiknya, tanpa sengaja Zoya menabrak tubuh anak lelaki tadi, hingga tersungkur dari ayunan dan tertimpa pula dengan tubuh Zoya. Sontak semua orang langsung terkejut dengan kejadian itu.

Mereka beranjak dari tempatnya terjatuh, dan berubah posisi menjadi duduk. Alih-alih menangis, mereka justru saling bengong menatap satu sama lain. Anak laki-laki itu memegang mulutnya yang mengeluarkan darah akibat terbentur kepala Zoya barusan.

"Zoya! Gavin! Kalian gapapa?" tanya Papa Zoya, mendekati mereka dengan penuh rasa khawatir.

Papa dari anak laki-laki yang ternyata bernama Gavin itu, langsung menghampiri putranya. "Coba buka mulutnya!" ucapnya dengan nada halus.

"Ooh ... Gapapa. Gigi kamu mau copot, nanti bisa tumbuh lagi. Nggak sakit, 'kan?"

Gavin hanya menggelengkan kepala.

"Papa copot sekalian ya?" tawar sang Papa. Gavin pun menganggukkan kepalanya.

Papa Gavin mulai mencabut giginya. 

"Ah!" gumam Gavin, menahan sakit.

Satu gigi susu itu akhirnya berhasil diambil dari tempatnya. Papa Gavin memberikan gigi itu pada si empunya.  "Nih giginya. Kamu kumur, trus cuci giginya ya!" suruh papanya.

Setelah berkumur dan mencuci giginya, Gavin pun kembali lagi.

"Zoya, minta maaf!" seru papa Zoya. Zoya langsung mengulurkan tangannya ke arah Gavin, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan Gavin pun menjabatnya.

Mereka kembali bermain lagi, seperti tak ada sesuatu yang terjadi. Sedangkan Gavin masih duduk di ayunan sembari menggenggam giginya di tangan kanan.

Tak lama kemudian tiba-tiba pundak Gavin ditepuk beberapa kali oleh seseorang. Gavin pun menoleh ke arahnya.

Jihan tersenyum lalu berkata. "Kata mamah aku, kalo yang patah gigi bawah, bagusnya dilempar ke genteng."

"Rumahnya tinggi," jawab Gavin.

"Genteng gazebo itu aja."

Merekapun berjalan kearah gazebo, kemudian melempar gigi Gavin. Setelah itu mereka saling melempar senyuman satu sama lain.

Semenjak saat giginya copot itu, Gavin tak mau lagi diajak untuk ikut ke pesta ulang tahun.

*****

⚠️⚠️⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⚠️⚠️⚠️

🌻Setidaknya kalian perlu baca sampai chapter 7 untuk tenggelam dalam cerita ini 🌻

_______

Ini bukanlah cerita yang terinspirasi dari kehidupan visual cast. Jadi apapun yang terdapat pada cerita ini, sudah sepatutnya tidak dihubungkan dengan kehidupan nyata, apalagi dikaitkan dengan pribadi cast di real life.

INI HANYALAH KARANGAN BELAKA!

Dan cerita ini lebih merujuk ke kehidupan remaja pada umumnya.

So, hope you enjoy, guys! ^^

Double ArWhere stories live. Discover now